Pacar Luna Maya Persembahkan Film Superhero dari Indonesia

28 April 2017 15:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Luna Maya di premier film Satria Heroes. (Foto: munady/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Luna Maya di premier film Satria Heroes. (Foto: munady/kumparan)
Setelah lama dinanti-nantikan, akhirnya hadir pula film khusus anak-anak yang bertema Superhero. Diproduseri oleh Reino Barack, kekasih Luna Maya, film 'Satria Heroes: Revenge of Darkness' ini bertemakan superhero yang menanamkan nilai-nilai kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Film ini berasal dari kesuksesan serialnya yang sudah tayang sejak tahun 2013 yang berjudul Bima Satria Garuda dan Satria Garuda Bima-X, yang kemudian menjadi tontonan yang dinantikan anak-anak Indonesia.
"Dari umur 7 tahun saya sudah bermimpi dan mengkreasikan adanya superhero asli Indonesia," ungkap Reino saat ditemui di Plaza Indonesia.
Reino memilih Tokosatsu sebagai genre film perdananya ini. Tokosatsus adalah singkatan yang berarti special effect shooting dalam bahasa Jepang, yang populer di industri film dan televisi Negeri Sakura.
Pria berusia 33 tahun tersebut bekerjasama dengan Ishimori Productions asal Jepang, yang menjadi sosok kreatif dalam pembuatan kostum, pertarungan dan special effects dan juga alur ceritanya.
ADVERTISEMENT
Film Satria Heroes: Revenge of Darkness (Foto: Dok. Satriaheroesofficial.com)
zoom-in-whitePerbesar
Film Satria Heroes: Revenge of Darkness (Foto: Dok. Satriaheroesofficial.com)
Alur cerita dimulai ketika satu tahun tahun berlalu sejak Satria Garuda Bima-X mengalahkan kerajaan jahat VUDO, dan akhirnya warga Jakarta hidup damai. Ray sebagai Bima-X (Christian Loho) dan Rena (Stella Cornelia) memutuskan untuk menjaga kedamaian dan membangun dunia paralel kembali yang telah dihancurkan oleh VUDO.
Sementara di bumi, Dimas (Fernando Surya) yang berperan sebagai Torga, sedang mengembangkan bisnis ke Jepang dan bertemu dengan pimpinan Takarada Corporation.
Nahasnya, di tengah-tengah perjalanan bisnisnya, Dimas harus bertemu sosok jahat yang ternyata begitu membenci Satria. Kondisinya terdesak, Dimas diserang oleh berbagai musuh di sekelilingnya.
Merasa ada yang tak beres di Bumi, Ray kemudian langsung memutuskan untuk kembali ke Bumi demi menyelamatkan Dimas, sahabatnya.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Bumi, Ray harus menerima kenyataan jika Jakarta telah hancur berantakan, ia langsung bergegas ke tempat di mana Dimas berada. Sayangnya, kekuatan mereka berdua ternyata tak cukup untuk melawan sosok dari dunia kegelapan ini.
Reino Barack (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Reino Barack (Foto: Munady Widjaja)
Reino Barack merancang superhero Indonesia ini benar-benar dengan nuansa kekayaan Tanah Air yang kental. Bukan hanya dari segi nama, para Satria juga dapat berubah wujud menyerupai sosok dari khasanah fauna Tanah Air. Seperti misalnya Harimau Sumatera yang direpresentasikan dalam karakter Torga dan burung Garuda yang menjadi wujud pahlawan utama di film Satria Heroes ini.
Tak main-main, Reino terlihat begitu serius dalam menggarap film ini. Terbukti dari budget yang dikeluarkannya juga cukup besar.
ADVERTISEMENT
"Ya kira-kira senilai dengan biaya membuat 3-4 judul film layar lebar pada umumnya deh," ucap Reino.
Tak lupa juga dengan special effects dan juga teknologi CGI (Computer-Generated Imagery) yang begitu rapi sehingga membuat film ini memiliki rasa dan standar Internasional.
Bagaimana para Satria mampu lolos dari serangan makhluk jahat yang mencoba menghancurkan Bumi tersebut? Yuk nonton di bioskop kesayangan kamu mulai tanggal 4 Mei mendatang!