Pemakaman Gatot Brajamusti Diliputi Suasana Haru

9 November 2020 16:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gatot Brajamusti di PN Jaksel memakai kursi roda. Foto: Jamal ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gatot Brajamusti di PN Jaksel memakai kursi roda. Foto: Jamal ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Gatot Brajamusti meninggal dunia akibat penyakit stroke pada Minggu (8/11). Gatot diketahui meninggal di IGD Rumah Sakit Pengayoman, Jakarta Timur. Pihak keluarga pun langsung membawa jenazah Gatot ke Sukabumi, Jawa Barat untuk dimakamkan.
ADVERTISEMENT
Hari ini, Senin (9/11), jenazah Gatot dimakamkan di TPU Cikiray Kidul, Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Kuasa hukum Gatot, Achmad Rifai, mengatakan mendiang Gatot dimakamkan di pemakaman yang tak jauh dari kediamannya.
“Dekat rumah beliau. Enggak jauh dari rumah. Enggak tahu kompleks keluarga atau enggak,” ujar Rifai, ketika dihubungi, Senin sore.
Gatot Brajamusti di PN Jaksel memakai kursi roda. Foto: Jamal ramadhan/kumparan
Menurut Rifai, proses pemakaman berlangsung dengan haru. Rifai juga menambahkan bahwa keluarga masih sedih karena tak menyangka Gatot sakit ketika menjalani hukuman.
“Tentu haru karena, kan, enggak nyangka juga beliau sakit ketika menjalani hukuman,” tutur Rifai.
Kondisi Gatot selama menjalani hukuman hingga mengembuskn napas terakhirnya tentu menambah duka mendalam bagi keluarga. Meski demikian keluarga ikhlas melepas kepergian Gatot.
ADVERTISEMENT
“Keluarga sedih, sih, karena walaupun ada riwayat penyakit, tapi kan ketika beliau menjalani hukuman,” pungkasnya.
Sidang Gatot Brajamusti Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Gatot Brajamusti, aktor senior sekaligus guru spiritual sejumlah artis, meninggal dunia di IGD RS Pengayoman, Jakarta Timur dalam usia 60 tahun. Gatot meninggal di tengah masa hukumannya di Lapas Cipinang.
Semasa hidupnya, Gatot dikenal sebagai guru spiritual di kalangan selebriti. Namanya mencuat saat padepokan di Sukabumi, Jawa Barat, miliknya menjadi tempat pelarian penyanyi Reza Artamevia.
Pria kelahiran Sukabumi, 29 Agustus 1960 ini konon merupakan guru ilmu kanuragan atau tenaga dalam para jawara di Surabaya.