Pemburu di Manchester Biru Sudah Tak Tayang di Bioskop, Hanif Thamrin Ikhlas

12 Februari 2020 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster film Pemburu di Manchester. Foto: Dok. Oreima Films
zoom-in-whitePerbesar
Poster film Pemburu di Manchester. Foto: Dok. Oreima Films
ADVERTISEMENT
Film Pemburu di Manchester Biru telah tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada 6 Februari lalu. Film besutan Rako Prijanto tersebut diadaptasi dari novel karya Hanif Thamrin, mantan International Content Producer di klub liga Inggris, Manchester City.
ADVERTISEMENT
Film Pemburu di Manchester Biru diperankan oleh Adipati Dolken dan Ganindra Bimo. Adipati sendiri berperan sebagai Hanif.
Namun, tak sampai seminggu, film tersebut sudah tak lagi terpampang di bioskop-bioskop. Hanif pun memberi penjelasan mengenai hal itu.
"Saya ikhlas, karena saya tahu keterbatasan tim Oreima Films dalam hal promosi dan post-production serta mepetnya window kami ke tanggal tayang," ujar Hanif ketika dihubungi kumparan.
"Kami sudah berusaha. Jadi, hasilnya diterima dengan lapang dada," sambungnya.
Hanif Thamrin di Konferensi Pers Film Pemburu di Manchester Biru, Epicentrum, Jakarta Selatan, Rabu (5/2). Foto: Giovanni/kumparan
Hanif tetap mensyukuri apapun yang terjadi. Baginya, uang dan ketenaran tidak lebih penting ketimbang inspirasi bagi mereka-mereka yang sudah mau menonton.
"Lebih baik berbuat sesuatu dan meng-influence 20 orang dengan karya kita ketimbang diam dan tidak berbuat apapun," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Mantan Direktur Hubungan Internasional dan Media PSSI ini tidak tahu berapa banyak kerugian yang dialami, karena ia tidak menjabat sebagai produser film Pemburu di Manchester Biru. Namun, ia tahu bahwa saat ini Oreima Films masih mencari cara alternatif untuk menjual film tersebut.
"Kita sedang on going negotiation untuk masuk ke digital streaming, termasuk FTA (free to air)-nya," kata Hanif.
Memang ketika Pemburu di Manchester Biru diproduksi dan dirilis, Hanif Thamrin mendapat banyak kecaman dari netizen. Semuanya mempermasalahkan tagline dari novel Pemburu di Manchester Biru, yakni 'Satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di Manchester City'.
Padahal, sebelum Hanif, ada beberapa orang Indonesia lain yang pernah bekerja untuk klub tersebut.
Lantas, apakah Hanif merasa kecaman netizen itu adalah salah satu faktor kegagalan film Pemburu di Manchester Biru? Bagaimana tanggapannya mengenai hal ini?
ADVERTISEMENT
"Saya enggak mau ambil pusing. Menteri saja pernah salah ngomong, kok, itu biasa di zaman digital gini. Yang penting itu, kita berbuat sesuatu, yang salah justru kalau diam, enggak ngapa-ngapain," tutupnya.