Pengetahuan Agama Masih Minim, Deva Mahenra Canggung Perankan Ustaz

11 Oktober 2019 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deva Mahenra. Foto: Munady Widjaja
zoom-in-whitePerbesar
Deva Mahenra. Foto: Munady Widjaja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aktor Deva Mahenra mendapat tantangan berat ketika ditunjuk untuk berperan sebagai ustaz bernama Gus Kiblat di film '99 Nama Cinta'. Di film itu, ia beradu akting dengan Acha Septriasa yang diceritakan berperan sebagai presenter gosip.
ADVERTISEMENT
Karena lokasi syuting film tersebut bertempat di sebuah pesantren di kawasan Kediri, Jawa Timur, Deva mengaku sempat merasa canggung. Sebab, ia harus berperan sebagai ustaz di hadapan santri sungguhan.
"Bagaimana pun pengetahuan agama saya masih kurang banget, saya masih belajar. Bahkan dibanding sama santri pun mereka mungkin lebih paham. Ketika saya diminta secara dadakan on the spot mengaji, itu menjadi sebuah tantangan yang enggak main-main," ungkap Deva ketika ditemui di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis (10/10).
Deva Mahenra. Foto: Alexander Vito/kumparan
Ia merasa berperan sebagai ustaz lebih sulit ketimbang bermain di film yang penuh adegan laga. "Kalau adegan yang lain, disuruh lompat, salto oke lah. Tapi kalau (ngaji), pengetahuan agama saya ya itu, masih belajar," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Untungnya, Deva sudah terlebih dahulu banyak mencari referensi dari ustaz-ustaz populer di Indonesia. Namun, ia memang tidak berusaha mengimitasi siapa pun.
"Karena, yang paling penting adalah kita menciptakan Gus Kiblat ini tokohnya fiktif. Sebisa mungkin kita create yang baru tanpa ada acuan Gus Gus tertentu. Takutnya justru kalau kita terlalu melihat dengan satu Gus tertentu, diartikannya keliru," kata Deva.
Deva Mahendra saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/10). Foto: Alfadillah/kumparan
Berkat film '99 Nama Cinta', Deva pun mendapat perspektif baru mengenai kehidupan santri. Ini pun menjadi hal positif yang sangat Deva banggakan.
"Ya, selama ini kan saya tahunya pesantren cuma gambaran dari luar dan ini bisa jadi bagian di dalamnya. Sangat mengubah point of view saya," ujar Deva.
"Apalagi saya jadi tahu ada beberapa pesantren yang mereka tuh menghidupi diri sendiri, misalnya dengan bercocok tanam, untuk membiayai sekolah anak-anak ini," tutupnya.
ADVERTISEMENT