Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Best International Feature Film menjadi kategori incaran dari berbagai sineas internasional, di luar Hollywood. Film dari semua negara bisa berkompetisi untuk masuk nominasi dan bahkan memenangkan kategori ini.
Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) telah meminta Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) untuk melakukan kurasi atas film-film Indonesia yang nantinya berkompetisi memperebutkan kategori Best International Feature Film di Piala Oscar.
Sejak pertengahan tahun ini, PPFI telah membentuk komite penjurian yang beranggotakan banyak pelaku industri film, seperti Deddy Mizwar, Hanung Bramantyo, Chand Parwez, Titien Wattimena, dan Widiawati. Sutradara Garin Nugroho dipilih menjadi ketua komite dan Zairin Zain menjadi sekretaris.
"Proses seleksi berlangsung di situasi krisis pandemi COVID-19. Krisis itu membuat jumlah film yang dikurasi menurun menjadi 59 film. Jumlah itu menurun 50 persen dibanding tahun 2019, 140 film," ungkap Garin Nugroho dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/11).
Garin pun mengumumkan film apa yang akhirnya dipilih untuk mewakili Indonesia di ajang Piala Oscar.
ADVERTISEMENT
"Pilihan ini diambil melalui diskusi yang alot dan beragam pandangan berbeda setiap komite. Akhirnya, kami memilih Perempuan Tanah Jahanam untuk mewakili Indonesia di ajang Oscar," tuturnya.
Ketua Umum PPFI, Deddy Mizwar, mengatakan bahwa ada total 59 film yang masuk daftar kurasi. Semua film tayang pada Oktober 2019 sampai 2020 di bioskop.
Ia menjabarkan alasan PPFI tidak ikut melakukan kurasi film yang tayang di OTT. Seperti diketahui, peredaran film di bioskop berhenti di awal tahun 2020 karena pandemi COVID-19.
"Kami dikasih kesempatan untuk menilai film di OTT. Tapi, ada banyak syarat yang harus dipenuhi dari panitia sehingga akhirnya kita memutuskan untuk tidak menilai itu karena semua syarat itu akan sulit untuk dipenuhi produser film," ujar Deddy.
Pemilihan Perempuan Tanah Jahanam untuk mewakili Indonesia di Piala Oscar terasa unik. Sebab, biasanya film Indonesia yang diajukan ke Piala Oscar bertemakan drama atau biografi tokoh, seperti Kucumbu Tubuh Indahku, Soekarno, dan Sang Kyai.
ADVERTISEMENT
Bahkan, bisa dikatakan ini adalah kali pertama film horor Indonesia mewakili Indonesia di ajang Piala Oscar. Mengenai hal itu, Garin Nugroho memiliki penjelasannya.
"Selama ini, tidak pernah ada diskriminasi genre film. Kesempatan terbuka untuk semua jenis film. Dalam sejarah Oscar juga tidak ada diskriminasi dan semua bisa berpartisipasi, selama memiliki kualitas," kata Garin Nugroho.
"Film ini (Perempuan Tanah Jahanam) memiliki kualitas film yang baik. Film ini juga memiliki catatan yang sudah teruji di festival dunia dan latar belakang budaya mistis di Indonesia menjadi daya tarik kuat dari karya ini," tambahnya.
Namun, langkah Perempuan Tanah Jahanam untuk menjadi nominasi di kategori Best International Feature Film masih panjang. Sebab, ada berbagai hal, termasuk dari segi finansial, yang harus dibantu oleh pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Film dari seluruh dunia yang ikut Oscar butuh peran pemerintah dalam mendorong karena Oscar ini butuh PR (public relation) dan manajemen kuat di Oscar. Kami dari panitia memohon agar pemerintah setelah ini bisa bekerjasama dengan produser film," ucap Garin.
Rencananya, Piala Oscar akan digelar pada Februari 2021. Perhelatan tahun ini pun batal digelar karena pandemi COVID-19.
Live Update