Perjalanan Musik Superman Is Dead dari Masa ke Masa

14 November 2018 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Throwback Superman Is Dead (Foto: Instagram @sid_official)
zoom-in-whitePerbesar
Throwback Superman Is Dead (Foto: Instagram @sid_official)
ADVERTISEMENT
Band Superman Is Dead atau SID tengah menjadi sorotan publik. Hal itu terjadi karena perseteruan antara Jerinx, drummer SID, dengan pedangdut Via Vallen soal lagu 'Sunset di Tanah Anarki'.
ADVERTISEMENT
Perseteruan mereka tidak akan dibahas di dalam story ini. Sepak terjang band yang diawaki oleh Jerinx, Bobby Kool, dan Eka Rock akan menjadi topik pembahasan dalam story ini.
SID ini terbentuk di Kuta, Bali, pada tahun 1995 dengan Poppies Lane II sebagai markas mereka. Awalnya, posisi bass di band ini diisi oleh Lolot. Akan tetapi, Lolot memilih hengkang dari SID. Tak lama berselang, posisi Lolot digantikan oleh I Made Eka Arsana atau Eka Rock.
Superman Is Dead. (Foto: Facebook/SupermanIsDead.Bali)
zoom-in-whitePerbesar
Superman Is Dead. (Foto: Facebook/SupermanIsDead.Bali)
Sejak awal kariernya, band ini memiliki gaya bermusik yang memadukan musik Green Day dan NOFX. Tetapi, semakin berkembangnya SID, gaya rockabilly dari Social Distortion turut diadopsi oleh ketiga anggotanya.
Tema lagu-lagu mereka pun tak jauh dari kritik sosial kehidupan sehari-hari dan tren yang ada di dalamnya. Salah satu lagu yang paling mengkritik tren era '90-an dan 2000-an awal adalah lagu ‘Punk Hari Ini’ dari album ‘Kuta Rock City’ yang rilis bulan Maret 2003.
ADVERTISEMENT
Kubenci semua yang tak pasti, Rambut spikey dibilang funky, Mall dipenuhi lambang anarki, Yang akhirnya hilang tak berarti.
Superman Is Dead. (Foto: Facebook/SupermanIsDead.Bali)
zoom-in-whitePerbesar
Superman Is Dead. (Foto: Facebook/SupermanIsDead.Bali)
Demikian bunyi reff 'Punk Hari Ini' yang kerap dinyanyikan bersama-sama oleh para Outsider dan Lady Rose, sebutan bagi penggemar SID saat mereka tampil.
Tidak hanya dalam bermusik, gaya berpakaian dan penampilan Bobby, Eka, dan Jerinx pun mengadopsi gaya rockabilly.
Superman Is Dead. (Foto: Facebook/SupermanIsDead.Bali)
zoom-in-whitePerbesar
Superman Is Dead. (Foto: Facebook/SupermanIsDead.Bali)
Dalam 23 tahun perjalanannya, band ini telah menelurkan enam album, yaitu 'Kuta Rock City' (2003), 'The Hangover Decade' (2004), 'Black Market Love' (2006), 'Angels and the Outsider' (2008), 'Sunset di Tanah Anarki' (2013), dan 'Tiga Perompak Senja' (2018).
Selama berkarier, SID telah memenangkan banyak penghargaan. Meski musik mereka keras dengan lirik bagai kritik, SID telah membawa pulang tiga AMI Awards di tahun 2003, 2006, dan 2014, terpilih sebagai ‘Group/Band/Duo of The Year’ di Indonesian Choice Awards 2014 berkat album terakhir mereka, ‘Sunset Di Tanah Anarki’, serta dinobatkan sebagai 'Pendatang Baru Terbaik' oleh Anugerah Musik Indonesia dan MTV.
ADVERTISEMENT
Sejumlah lagu-lagu hits juga telah dihasilkan oleh SID. Lagu-lagu seperti 'Kuta Rock City', 'Bukan Pahlawan', dan 'Sunset di Tanah Anarki' yang baru-baru ini dibawakan Via Vallen yang menurut Jerinx dibawakan tanpa izin SID sangat akrab di telinga para penikmat musik punk Indonesia.
Superman is Dead. (Foto: Instagram/@ superman__is_dead)
zoom-in-whitePerbesar
Superman is Dead. (Foto: Instagram/@ superman__is_dead)
Tidak hanya bermusik, band ini juga aktif berpartisipasi dalam gerakan sosial 'Bali Tolak Reklamasi'. Beberapa lagu yang terdapat di album ‘Sunset di Tanah Anarki’ banyak memberi gambaran tentang perjuangan SID melawan reklamasi di Bali sekaligus integritas band tersebut selama berkecimpung di industri musik.
Juni lalu, SID meluncurkan video klip lagu terbaru mereka, yakni 'Batas Cahaya' dari album 'Tiga Perompak Senja'. Lagu tersebut ditulis oleh Bobby dan Jerinx di bawah naungan Sony Music Entertainment Indonesia. Kalau belum dengar, simak video klipnya di bawah ini.
ADVERTISEMENT