Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Karena serangan jantung, penyanyi campursari Didi Kempot pergi untuk selama-lamanya pada 5 Mei lalu. Didi mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo di usia 53 tahun.
ADVERTISEMENT
Pelantun Sewu Kutho itu meninggal dunia di saat namanya kembali bersinar di dunia musik Tanah Air. Konser-konsernya tak pernah sepi penonton, dan selalu penuh dengan para Sobat Ambyar yang kerap menangis pilu kala Didi melantunkan lagu-lagu teranyarnya.
Salah satu lagu Didi yang paling terkenal adalah Stasiun Balapan. Lagu yang rilis tahun 1998 tersebut bercerita tentang sepasang kekasih yang berpisah di Stasiun Balapan, Kota Solo, Jawa Tengah.
Awalnya, sang kekasih berjanji hanya pergi sebentar saja. Ternyata, dia bohong dan tak pernah kembali. Ya, dia menghilang.
Nama Didi Kempot pun identik dengan Stasiun Balapan. Suasana stasiun tersebut seakan menyimpan ribuan kenangan akan sang penyanyi.
Ada orang yag merasakan hal itu dan melakukan sebuah gerakan. Tak lama setelah Didi Kempot meninggal, muncul petisi di change.org untuk mendirikan patung atau memoribilia Didi Kempot di Stasiun Balapan.
ADVERTISEMENT
Petisi tersebut diinisiasi lelaki bernama Hanindha Cholandha, seorang warga Solo. Petisi tersebut dia tujukan pada PT KAI, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
kumparan pun menghubungi lelaki yang akrab disapa Nindha tersebut lewat telepon. Katanya, semua berawal dari keinginan Nindha yang dia tulis lewat status Facebook-nya.
"Aku sebagai warga Solo, rumah deket Stasiun Balapan, (merasa) perlu bikin petisi biar ada pakem Didi Kempot di sana (Stasiun Balapan). Terus, ada usulan dari temen, akhirnya jalan aja di change.org," jelas Nindha.
"Itu ada target berapa, itu aja sampe enggak peduli, sikat aja dulu. Ini nyebarinnya ke temen-temen deket dulu aja, itu dua hari (yang tanda tangan baru) 100-an," lanjutnya.
Kebetulan, ada teman Nindha yang bekerja di sebuah stasiun radio di Solo tahu akan petisi tersebut. Temannya itu pun membantu meneruskan pada sebuah media online.
ADVERTISEMENT
"Dia (wartawan dari media online yang dimaksud Nindha) sering berhubungan dengan Pak Wali Kota juga, jadi biar awalnya dibikin biar ada dari aku sama sisi Pak Rudy. Ternyata, di-notice sama fanbase akun Sobat Ambyar yang official. Kejadianlah sampai sebanyak ini," ucapnya.
Saat ini, petisi tersebut sudah mendapatkan lebih dari 29.900 tanda tangan. Nindha sendiri masih tak menyangka. "Awalnya petisi guyonan, ternyata segini efeknya," katanya dengan senang.
Sampai sekarang, belum ada yang menghubungi Nindha secara langsung terkait petisi yang ia buat. Namun, Nindha menyebut Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo sudah tahu akan adanya petisi Didi Kempot tersebut.
"Katanya Pak Rudy sudah menyurati Kemensos untuk masalah ini. Ini biar murni dari masyarakat untuk diwujudkan oleh orang-orang yang bisa mewujudkan itu. Dalam artian, punya wewenang. Misalnya, Pemkot, PT KAI," terang lelaki 26 tahun itu.
ADVERTISEMENT
"Oh, iya, ada respons dari PT KAI, dia bilang gini, 'Oke, kita bisa bangun itu, kita harus izin ke Pusat'. Ya, memang jawaban standar, tapi masuk akal. Enggak urgent juga, kok, lagi begini (pandemi virus corona)," sambungnya.