Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu pertanyaan tersebut mengenai perasaan bersalah yang dimiliki oleh seorang anak terhadap ayahnya. Prilly Latuconsina lantas menyinggung perihal peran seorang ayah dalam keluarga, terutama bagi anak.
"Surga di telapak kaki ibu itu benar banget. Tapi, jangan sampai kita lupa, bapak kita itu berjuang untuk kita. Dia cari nafkah buat kita, menyekolahkan kita. Kalau bapak enggak cari nafkah buat kita, kerja banting tulang, kita juga belum tentu bisa tumbuh menjadi anak yang kayak sekarang," kata Prilly Latuconsina .
Pemain sinetron Ganteng Ganteng Serigala itu kemudian teringat perjuangan sang ayah mencari nafkah agar keluarganya penuh kebahagiaan. Perjuangan tersebut, menurut Prilly Latuconsina, baru disadarinya ketika ia beranjak dewasa.
"Aku saja suka ingat perjuangan papaku waktu awal-awal mulai proyek. Dia pulang pagi, bisa tiga hari enggak pulang ngantor dan segala macam. Memang itu enggak kelihatan sama anak. Pada saat aku kecil, aku tahunya cuma, 'Oh, ya, papaku kerja, enggak pulang,'" ujar Prilly Latuconsina.
ADVERTISEMENT
Ya, kerja keras ayahnya sempat tak terlihat oleh Prilly Latuconsina. Padahal, sejatinya, sang ayahlah yang berjuang mati-matian untuk menghidupi keluarga.
"Ternyata dia di kantor itu stres. Terus, banyak banget proyek yang harus dijalani,agar bisa menyekolahkanku, untuk kasih makan keluarga. Jadi, mungkin perjuangan bapak itu lebih enggak kelihatan sama anak, sampai anak itu suka lupa, bapak itu juga berjasa banget buat kehidupan kita," ungkapnya.
Prilly Latuconsina kemudian mengenang bagaimana sang ayah kerap mengecup keningnya saat dirinya sedang tidur. Dikisahkannya, ia selalu masih tertidur ketika ayahnya bangun subuh.
"Dulu di rumah yang lama, kan, kamar aku itu depan-depanan sama kamar papa. Aku dulu enggak pernah kunci pintu. Kalau sekarang, aku disuruh kunci pintu karena ngeri, kan, takut ada kenapa-kenapa. Itu papa aku setiap subuh selalu masuk kamar aku, cium-cium aku dan aku merasakan itu," tutur Prilly Latuconsina.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, perempuan berusia 23 tahun tersebut juga bercerita tentang sang ayah yang sering memberikan perhatian kepadanya. Hal itu, menurut Prilly Latuconsina, cukup mampu membuatnya lebih bersemangat lagi dalam menjalani kehidupan.
"Kalau aku bangun kayak sahur tadi, aku pakai baju tidur kayak gaun, terus papaku, 'Ya ampun, cantiknya anak papa.' Jadi, dia yang membangkitkan semangatku. Pada saat itu aku sangat insecure, dia yang membangkitkan semangatku. Jadi, sebenarnya papa itu juga punya rasa sayang banget sama kita, cuma kadang enggak keliatan saja, kan," bebernya.
Menutup perbincangan, Prilly Latuconsina mengingatkan kepada siapa pun yang masih memiliki ayah agar terus berbakti, tentunya juga kepada ibu. Sebab, keduanya akan selalu memberikan restu terbaik bagi masa depan anak-anak mereka.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kalian harus berbakti juga sama papa kalian, sama orang tua, ibu juga. Jangan hanya salah satunya karena itu pasti bisa menyakiti hati mereka dan rida Allah, kan, rida orang tua. Kalau salah satu enggak rida, nanti juga jalannya enggak mulus," pungkas Prilly Latuconsina .