Raya and The Last Dragon Tidak Akan Menjadi Film Animasi Laga dengan Naga Biasa

24 Februari 2021 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster Raya and The Last Dragon. Foto: Disney
zoom-in-whitePerbesar
Poster Raya and The Last Dragon. Foto: Disney
ADVERTISEMENT
Raya and The Last Dragon adalah salah satu film animasi terbaru dari Disney yang siap tayang di awal Maret 2021. Ini merupakan proyek yang menarik, karena kisah yang diangkat banyak terinspirasi dari budaya di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Jika melihat dari trailer yang telah dirilis, bisa dilihat bahwa Raya and The Last Dragon akan mengisahkan tentang petualangan seorang pejuang wanita bernama Raya. Ia akan dibantu oleh seekor naga bernama Sisu.
Sebenarnya, sudah ada banyak film animasi laga yang menghadirkan sosok naga. Namun, penulis naskah, Qui Nguyen, menyakini Raya and The Last Dragon akan terasa berbeda dan unik.
Film Raya and The Last Dragon. Foto: Dok. Disney
"Memang benar, ada banyak rumah produksi yang membuat film animasi dengan tokoh-tokoh naga di dalamnya. Tapi, kebanyakan naga di film-film itu adalah gambaran naga di budaya Barat. Artinya, naga digambarkan sebagai makhluk yang buas, besar, dan biasanya menjaga sebuah harta karun keramat," ungkap Qui Nguyen saat diwawancarai kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
"Untuk tokoh Sisu, naga yang dihadirkan adalah sosok inspirasi. Secara bentuk, ia diilhami oleh penggambaran naga dari kawasan Asia, tapi secara spesifik ia adalah sosok yang dekat dengan manusia, karena memiliki sifat-sifat manusia dan hal itu membuatnya bisa dijadikan inspirasi bagi anak-anak," sambungnya.
Jika dilihat dari trailer, memang perawakan Sisu berbeda dari naga-naga di film animasi kebanyakan. Tubuh Sisu nampak kurus dan terkesan tidak gagah.
Film Raya and The Last Dragon. Foto: Dok. Disney
Qui Nguyen menjelaskan, hal itu dibuat karena tokoh Sisu memang tidak butuh otot untuk menyelesaikan masalah. Tokoh itu justru hadir untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan dalam diri sang tokoh utama, Raya.
"Sisu adalah tokoh yang membawa perubahan dalam diri Raya, dari pribadi yang tidak mau percaya pada perubahan positif, menjadi orang yang menyelamatkan dunia, bukan dengan cara kekerasan, tapi dengan menjalin komunikasi dan membangun rasa percaya pada orang lain," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Adele Lim yang juga menjadi penulis naskah menjabarkan bahwa Raya and The Last Dragon memiliki pesan moral yang sangat mulia. Meski dunia di Raya and The Last Dragon adalah fantasi, namun problematika di dalamnya terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Film Raya and The Last Dragon. Foto: Dok. Disney
"Dalam film ini, sihir dan naga sebenarnya hanya metafora. Tapi, tokoh Raya, berharap naga yang ditemukannya bisa sesegera mungkin menyelesaikan masalah di dunia. Pada akhirnya, ia sadar bahwa naga tidak bisa melakukan hal itu. Karena, untuk mencapai perubahan, manusia perlu untuk berusaha dan saling bersosialisasi. Itu inti cerita yang ingin kami sampaikan," kata Adele Lim.
Raya and The Last Dragon dibintangi oleh banyak artis ternama yang berdarah Asia, seperti Kelly Marie Tran sebagai Raya, Awkwafina sebagai Sisu, Gemma Chan sebagai Namaari, Daniel Dae Kim sebagai Benja, dan Benedict Wong sebagai Tong.
ADVERTISEMENT
Film disutradarai oleh Don Hall dan Carlos López Estrada. Peter Del Vecho yang sebelumnya dikenal sebagai produser film Frozen juga terlibat di proyek Raya and The Last Dragon bersama Osnat Shurer.