Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Review Film Ipar Adalah Maut: Suguhan Drama Terbaik versi Hanung Bramantyo
16 Juni 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Apakah film dengan premis sederhana bisa menjadi sebuah karya yang besar di tangan yang tepat? Hanung Bramantyo berhasil membuktikannya lewat Ipar Adalah Maut.
ADVERTISEMENT
Hanung berhasil meramu sebuah premis sederhana dengan visual dan momen sinematik yang tepat sasaran. Apabila dibandingkan dengan kisah drama yang digarap Hanung sebelumnya, menurut penulis Ipar Adalah Maut bisa dikelompokan sebagai salah satu yang terbaik.
Cerita Ipar Adalah Maut
Namun, ujian datang ketika ibu meminta Aris dan Nisya menerima adiknya, Rani (Davina Karamoy), tinggal bersama mereka.
Konflik pun mulai datang saat Aris berselingkuh dengan Rani, adik iparnya sendiri. Sosok Aris yang dikenal sebagai pria bertanggung jawab dan religius pun berubah.
Situasi maut terjadi ketika Nisya mencium perselingkuhan antara Aris dan Rani. Aris pun pada akhirnya sadar bahwa iparnya sendiri membawa petaka dalam kebahagiaan rumah tangganya.
ADVERTISEMENT
Premis Sederhana
Sekali lagi, perlu diketahui bahwa premis cerita dalam Ipar Adalah Maut sangat sederhana. Dari judulnya, penonton bisa menebak apa yang terjadi dalam film secara utuh.
Cerita hanya berkutat pasangan suami istri yang rumah tangganya berantakan setelah adik istri (ipar dari suami) tinggal di rumahnya. Premis ini bahkan bisa dijelaskan hanya dalam satu kalimat.
Namun, Hanung Bramantyo berhasil mengembangkan premis sederhana itu menjadi karya yang mengerikan, mengaduk emosi, dan memberi pesan yang mendalam bagi penonton.
Sebagai sutradara kawakan, Hanung membuktikan bahwa perhitungan sinematik yang tepat bisa menjadikan sebuah karya sederhana menjadi sangat berarti.
Akting Tiga Pemain
Tiga pemeran utama dalam Ipar Adalah Maut tampaknya sudah sangat maksimal dalam memainkan karakternya.
ADVERTISEMENT
Davina Karamoy sangat cocok memerankan Rani. Davina memainkan emosi seseorang yang lugu sekaligus membahayakan pada satu sisi. Raut wajah dan tatapan matanya membuktikan bahwa Davina begitu memahami apa yang dialami Rani.
Michelle Ziudith, sebagai Nisya, juga demikian. Sebagai seorang istri sah, kedewasaan tampak dalam dirinya. Bahkan Michelle mampu mengeksekusi peralihan emosi karakter Nisya ketika bahagia di awal pernikahan hingga sedih ketika tahu perselingkuhan suaminya.
Sementara Deva Mahenra, sebagai suami Nisya, juga melakukan perannya dengan sangat baik. Namun ada beberapa bagian, yang menurut penulis, agak berlebihan.
Elemen Teknis yang Memukau
Hal-hal teknis seperti color grading, angle kamera, hingga scoring film Ipar Adalah Maut tidak ada yang mengganggu. Hanung berhasil menghadirkan warna film yang maksimal.
ADVERTISEMENT
Ada perubahan signifikan ketika rumah tangga Aris dan Nisya bahagia hingga berantakan setelah diganggu Rani.
Selama menikmati film ini, elemen-elemen tersebut membuat cerita Ipar Adalah Maut semakin menyentuh hati dan relate dengan banyak orang.
Tidak Terasa Semarang
Syuting film Ipar Adalah Maut sepenuhnya digelar di Jakarta. Sementara, latar cerita film ini sepenuhnya berada di Semarang, Jawa Tengah.
Celah ini yang membuat film Ipar Adalah Maut masih terasa sangat Jakarta. Bahkan ada satu adegan yang bocor.
Meski begitu, film Ipar Adalah Maut tak boleh dilewatkan begitu saja. Apalagi bagi yang sudah pernah membaca kisah Nisya, Aris, dan Rani dari TikTok, kalian harus menyaksikan kepiawaian Hanung Bramantyo menggarap sebuah cerita adaptasi.
Ipar adalah Maut diangkat dari novel laris karya Eliza Sifaa. Film produksi MD Pictures ini tayang sejak 13 Juni 2024 di bioskop.
ADVERTISEMENT
Live Update