Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sederet Fakta yang Diungkap Dokter Tirta saat Jadi Saksi di Sidang Jerinx
10 Februari 2022 8:02 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ada dua saksi yang dihadirkan kuasa hukum Jerinx dalam persidangan. Mereka adalah I Wayan Arjono, ayah Jerinx, dan dokter Tirta .
Di bawah ini, kumparan telah merangkum sederet fakta yang diungkap dokter Tirta di sidang Jerinx.
Dalam persidangan, Tirta menyebutkan motif utama Adam Deni sangat ingin laporkan Jerinx.
"Dia bilang, dia sakit hati dimaki-maki Jerinx. Jadi, bukan takut, tapi sakit hati dan marah," ungkap Tirta.
Tirta pun mengatakan bahwa selama ini Adam Deni tidak pernah menunjukkan ekspresi takut atau tertekan karena Jerinx. Malahan, Adam Deni menolak usul Tirta untuk berdamai.
ADVERTISEMENT
"Kalau dari sepengetahuan saya, dia hanya sakit hati dan marah. Saya sudah coba, kok, tenangkan dia, tapi dia tetap marah dan setelah bilang ada atensi dari anggota, dia makin terus-terusan mau melaporkan Jerinx," tuturnya.
Dalam sidang sebelumnya, Adam Deni mengatakan bahwa dirinya tertekan karena ancaman dari Jerinx. Pengakuan Adam berbeda dengan kesaksian Dokter Tirta dalam sidang yang digelar pada hari ini, Rabu (9/2). Tirta merasa, Adam tertekan bukan karena hal itu.
"Dia tertekan karena laporannya ditolak. Dia stres karena ditolak, karena dia dianggap netizen PHP, hanya di mulut doang, sehingga dia merasa tertekan karena laporannya tertolak," ungkap Dokter Tirta ketika menjadi saksi dalam sidang Jerinx di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Dokter Tirta kemudian menjelaskan bahwa Adam Deni pernah dua kali melaporkan Jerinx. Namun, semua laporan itu ditolak oleh polisi.
"Laporan Adam Deni pernah ditolak dua kali oleh Polda Metro Jaya. Ini sudah ditolak dua kali. Laporan itu ditolak karena kurangnya alat bukti dan ada dugaan rekaman telepon ilegal," kata Dokter Tirta.
"Itu saya tahu dari chat screenshot dengan Machi, kuasa hukum Adam Deni. Machi bilang ke dia bahwa laporan itu ditolak lantaran kekurangan alat bukti dan rekaman telepon disebut ilegal," sambungnya.
Dokter Tirta mengatakan, awalnya, Adam Deni sempat mau berdamai dengan Jerinx. Bahkan, Dokter Tirta sendiri menyarankan Adam untuk tidak meneruskan perseteruannya dengan Jerinx ke jalur hukum.
ADVERTISEMENT
"Awal mulanya sempat mau damai. Saya memang coba mendamaikan mereka beberapa kali. Tapi, lawyer dari AD (Adam Deni) bilang, 'Tidak akan ada perdamaian tanpa syarat,'" ungkap Dokter Tirta.
Menurut Dokter Tirta, Adam Deni sempat ingin damai dengan Jerinx karena laporan awalnya ditolak oleh pihak kepolisian. Akan tetapi, setelah itu, Adam Deni menyebut bahwa Jerinx menantangnya untuk membuat laporan kepolisian.
"AD (Adam Deni) juga bilang mau damai karena laporan dia yang pertama itu ditolak. Terus, terjadilah versi dari AD. Katanya, ada Zoom, tapi ada ketidakcocokan dan Adam bilang, Jerinx yang menantang ke jalur hukum," kata Dokter Tirta.
"Tapi, dari bukti screenshot AD yang dikirimkan ke saya, versi lawyer-nya beda lagi. Lawyer AD ini bilang tidak ada perdamaian tanpa syarat," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Dokter Tirta sendiri tidak tahu syarat apa yang diajukan Adam Deni. Hanya saja, ia sempat berpesan pada Adam untuk tidak meminta-minta uang.
"Enggak tahu syaratnya apa. Yang jelas, saya sudah pesan ke Adam, kalau ada kasus, urusannya selesaikan saja tanpa perlu minta (uang). Tapi, kejadian di Hotel Raffles membuat saya kaget karena versi Adam Deni bilang, Jerinx yang nawarin, tapi dia nolak," ujar Dokter Tirta.
Tak hanya menceritakan soal apa yang ia tahu tentang kasus Adam Deni dan Jerinx, dokter Tirta juga mengungkap bahwa dirinya pernah dimintai uang damai juga oleh Adam Deni. Insiden itu terjadi di tahun 2020.
ADVERTISEMENT
"Saya saat itu sedang melakukan edukasi COVID-19. Setelahnya, saya latihan menembak dan diminta untuk copot masker. Di situ saya digoreng (Adam Deni) dan saya dibilang penjilat," ungkap Dokter Tirta.
"Saya lalu ditegur oleh EO karena membuat kegaduhan dan saya disuruh menemui Adam Deni. Saat itu, Adam Deni mengancam ingin melaporkan aspri saya karena sempat terjadi adu mulut," sambungnya.
Setelah melontarkan ancaman itu, menurut Dokter Tirta, Adam Deni mengajak dirinya dan sang asisten pribadi untuk bertemu di kawasan Bekasi. Di sana, Dokter Tirta diminta untuk memberikan sejumlah uang.
"Dia mengajak lawyer-nya dan minta Rp 80 juta. Tapi, saya nego ke Rp 70 juta. Saat itu saya diminta menulis dan tanda tangan kontrak di mana saya menyatakan kalau itu bukan pemerasan, tapi biaya kerja sama," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan kontrak, tidak tertera besaran Rp 70 juta. Dokter Tirta menjelaskan bahwa itu adalah kesepakatan antara dirinya dan Adam Deni.