Sederet Kejanggalan dalam Kasus Kematian Artis Thailand Tangmo Nida

7 Maret 2022 12:45 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangmo Nida. Foto: Instagram/@melonp.official
zoom-in-whitePerbesar
Tangmo Nida. Foto: Instagram/@melonp.official
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aktris Thailand, Tangmo Nida Patcharaveerapong, menjadi sorotan netizen Indonesia sejak beberapa waktu belakangan. Ia ditemukan tewas di Sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand, pada Sabtu (26/2) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Kasus kematian Tangmo Nida ini masih menyimpan banyak misteri hingga saat ini. Sebagian orang beranggapan Tangmo Nida meninggal dunia bukan karena jatuh dari kapal dan tenggelam, melainkan karena adanya pembunuhan berencana.
Berikut ini, kumparan telah merangkum beberapa kejanggalan dalam kasus kematian Tangmo Nida yang ramai dibicarakan selama beberapa hari terakhir.
Tangmo Nida. Foto: Instagram/@melonp.official

Penyebab Tangmo Nida Jatuh dari Kapal

Kasus ini bermula pada 24 Februari lalu saat Tangmo Nida melakukan perjalanan untuk melakukan sebuah pemotretan. Mereka menyusuri Sungai Chao Phraya River dari Jembatan Krung Thon di Bangkok ke Jembatan Rama VII di Nonthaburi dengan speedboat.
Dalam speedboat itu, Tangmo Nida bersama dengan lima orang yang terdiri dari manajer Tangmo, Gatick Idsarin Juthasuksawat, Pasir Wisapat Manomairat, pemilik kapal, Por Tanupat Lerttaweewit, CEO Orisma Technology, Robert Phaiboon Trikanjananun, dan Job Nitas Kiratisoothisathorn.
Tangmo Nida. Foto: Instagram/@melonp.official
Sekitar pukul 22.40 waktu setempat, Tangmo Nida dikabarkan jatuh dari speedboat. Dilansir The Independent, setelah Tangmo dilaporkan hilang, kelima orang yang pergi bersamanya menjalani interogasi di kantor polisi. Pemilik speedboat, Por Tanupat Lerttaweewit, mengatakan bahwa Tangmo Nida terjatuh usai buang air kecil di bagian belakang kapal.
ADVERTISEMENT
Ahli forensik menolak kesaksian pemilik speedboat yang mengatakan Tangmo pergi ke ujung perahu untuk buang air kecil. Sebab, dia ditemukan mengenakan bodysuit, yang mana menyulitkannya untuk melakukan buang air kecil di speedboat.

Kecurigaan Ibunda Tangmo Nida

Ibunda Tangmo Nida, Panida Sirayutthayothin, sempat menyatakan bahwa dirinya tak percaya dengan kecelakaan yang terjadi pada anaknya.
Ia bahkan mencurigai lima orang yang pergi bersama anaknya. Ia ingin pihak kepolisian menyelidiki mereka satu persatu. Panida mengabaikan laporan jika anaknya melakukan buang kecil di speedboat. Ia pun menduga sang anak dibunuh.
"Tangmo adalah seorang bintang. Sulit membayangkan dia pergi ke bagian belakang kapal untuk itu," kata Panida dilansir Bangkok Post.

Kesaksian Teman Tangmo Nida yang Berada di Speedboat

Kejanggalan lainnya ada pada kesaksian teman Tangmo Nida yang pada saat kejadian juga berada di speedboat. Tangmo Nida diketahui buang air kecil di pinggir speedboat sambil menggenggam kaki temannya, Sand.
ADVERTISEMENT
Namun, Sand mengaku tak sadar saat Tangmo Nida jatuh ke air. Sebab, saat itu, ia sedang melihat ponselnya.
Sementara itu, manajernya, Gatick, mengaku tak tahu Tangmo Nida jatuh karena dirinya sedang melihat pemandangan. Gatick sempat ditanya oleh ibu Tangmo Nida mengapa dirinya tak membantu saat putrinya jatuh, namun Gatick mengaku tak bisa berenang.
Padahal, di salah satu unggahan Instagramnya, ada sebuah postingan yang menampilkan saat Gatick sedang berenang bersama anak kecil.
Setelah insiden tersebut, Gatick dan beberapa orang lain juga tak langsung mencari bantuan. Mereka justru berusaha mencari Tangmo Nida sendiri, dan tak mendapatkan hasil.
Setelah kembali ke darat dan menghubungi bantuan, mereka semua langsung pulang ke rumah masing-masing. Mereka juga tak bisa dihubungi oleh pihak kepolisian selama 24 jam usai kejadian, dan tidak pula menghubungi keluarga Tangmo Nida.
ADVERTISEMENT
Gatick langsung pulang ke rumah karena merasa kelelahan dan dirinya juga merindukan sang buah hati yang berada di rumah. Ia mengira Tangmo Nida akan berenang dan menyusulnya pulang.
Hal aneh lainnya adalah saat Gatick diwawancara dalam konferensi pers. Ia mengungkapkan kalimat yang kontroversial.
"Kalau teman saya meninggal, saya juga kehilangan sumber penghasilan saya. Kalian harus mengerti," ujarnya.

Teman-teman Tangmo Nida Menunjuk ke Arah yang Berbeda

Saat tiba di darat, teman-teman Tangmo Nida sempat bertemu tim penyelamat. Mereka ditanya di mana lokasi tepatnya sang artis jatuh.
Akan tetapi, mereka menunjuk ke berbagai arah yang berbeda. Raut wajah mereka juga tidak menunjukkan keseriusan.

12 Jaket Pelampung di Speedboat

Saat diperiksa, speedboat tersebut rupanya memiliki 12 jaket pelampung dan beberapa peralatan yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan orang yang jatuh ke air.
ADVERTISEMENT
Hal itu makin memunculkan kecurigaan di kalangan netizen. Mengapa tak ada satu pun orang yang melemparkan pelampung ke Tangmo Nida saat ia terjatuh?

Luka di Tubuh Tangmo Nida

Jasad Tangmo Nida ditemukan 38 jam setelah dilaporkan terjatuh ke air. Tepatnya di satu kilometer dari tempatnya terjatuh, yaitu di dekat Jembatan Rama VII Provinsi Nonthaburi, barat laut Bangkok.
Saat ditemukan, kondisi jenazahnya terbilang cukup parah. Wajahnya sudah menghitam, dengan satu mata terlihat membelalak.
Kemudian, ada luka yang cukup dalam di bagian paha dan goresan kecil di kakinya. Menurut laporan otopsi awal dari Institut Kedokteran Forensik di Rumah Sakit Umum Polisi setempat, mengungkapkan bahwa terdapat pasir di paru-paru Tangmo Nida.
Luka memar juga terdapat di kening salah satu teman Tangmo Nida. Seorang pria yang bernama Job juga memiliki luka sayatan di bagian lengan.
Tangmo Nida. Foto: Instagram/@melonp.official

Ibu Tangmo Nida Memaafkan Pemilik Speedboat Setelah Mendapatkan Sejumlah Uang

Ibu Tangmo Nida, Panida, awalnya sempat curiga jika putrinya meninggal karena dibunuh, bukan karena kecelakaan. Namun, sikapnya berubah setelah mendapatkan sejumlah uang.
ADVERTISEMENT
Panida diketahui mendapatkan uang sebesar 30 juta baht (USD 920,000) atau setara dengan Rp 13 miliar dari Por dan Robert, pemilik dan pengemudi speedboat.
Sejauh ini, mereka adalah saksi yang telah dijadikan terdakwa. Mereka dijadikan terdakwa karena dianggap lalai hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia, dan tidak memiliki surat izin untuk mengendarai speedboat.
Kendati demikian, Panida tak memaafkan saksi yang lain, terutama Gatick. Sebab, Gatick tak mengabarinya setelah kejadian hingga tiga hari berikutnya. Ia juga menyalahkan Gatick atas insiden tersebut.
Keputusan Panida tentu mengundang kekecewaan dan kemarahan publik. Ia dinilai menerima kematian sang anak hanya karena sejumlah uang.