Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Berdamai dengan diri sendiri dan menerima segala kondisi yang ada menjadi kunci utama bagi seorang penyintas penyakit mematikan. Tidak mudah memang, namun dengan kehadiran orang-orang terdekat juga rekan seperjuangan, akan membuat segalanya menjadi lebih mudah.
ADVERTISEMENT
Shanti, salah satu founder yayasan LovePink Indonesia , mengatakan pentingnya seorang penyintas mencari kekuatan dalam dirinya untuk bangkit. Yakni, dengan mencoba menerima dengan ikhlas kondisi yang ada.
"Yang paling utama ketika didiagnosis, harus ada kesadaran bahwa dia tidak sendiri. Kalian enggak sendiri, ada kita, juga yayasan lain yang bisa berbagi cerita dengan mereka," ujar Shanti Persada, salah satu pendiri yayasan LovePink kepada kumparan lewat sambungan telepon.
Shanti tak menampik ketika seseorang didiagnosis penyakit yang berbahaya seperti kanker, rasa terpuruk tentu akan mendera. Seseorang sudah pasti akan terbayang hal-hal buruk seperti kematian atau beratnya perjuangan untuk sembuh.
Padahal, lanjut Shanti yang juga seorang penyintas kanker, ilmu kedokteran dengan berbagai metodologinya saat ini sudah jauh berkembang pesat. Bahwa penyakit berbahaya seperti kanker misalnya, tidak melulu berkaitan dengan kematian.
"Kalau kita bicara puluhan tahun lalu, mungkin kita bicara, ya, sudah tinggal tunggu dipanggil. Tapi, kalau sekarang banyak metode kedokteran, metode yang support kedokteran juga banyak. Jadi, tidak usah takut," ujar Shanti.
ADVERTISEMENT
"Motivasi yang paling penting adalah dari diri mereka sendiri," tambahnya.
Setelah bisa berdamai dengan diri sendiri dan menerima apa yang ada, perasaan takut secara otomatis akan berkurang. Sehingga setelahnya, seseorang akan merasa lebih tenang dan mulai bisa bekerja sama dengan diri sendiri untuk menghadapinya.
"Yang penting kita accept dulu bahwa kita terdiagnosis kanker. Setelah itu, kuatkan diri sendiri, karena bagaimanapun canggihnya dokter, canggihnya peralatan, kalau kita tidak siap, tidak akan maksimal. Jadi, persiapkan mental," ujar Shanti.
Proses pengobatan yang panjang juga menjadi tantangan tersendiri dalam proses penyembuhan penyakit mematikan, seperti kanker. Mulai dari operasi, kemoterapi, radiasi serta tambahan tindakan lain seperti imunoterapi dan lainnya.
Perjalanan panjang ini juga membutuhkan kekuatan mental dan fisik yang baik. Ia menyebut, untuk penyembuhan kanker payudara kategori early detection saja bisa mencapai 8 bulan.
ADVERTISEMENT
"Di sinilah LovePink melakukan pendampingan, karena journey-nya itu akan panjang. Dan di setiap journey, di setiap step pengobatan berbeda-beda side effect-nya," ujar Shanti.
LovePink yang beranggotakan para penyintas, akan berbagi pengalaman mereka saat menjalani pengobatan. Saat operasi misalnya, para anggota LovePink akan berbagi tentang cara-cara menghadapi kekhawatiran dalam menghadapi operasi.
"Misalnya, ketika aku operasi (efeknya) begini-begini, dan aku mencari jalan keluarnya seperti ini. Waktu kemoterapi juga begini, jadi mereka (para anggota baru) mendengarkan langsung dari orang yang sudah menjalaninya. Biasanya kalau sudah dengar dari orang yang ngejalanin, mereka lebih kuat untuk jalanin itu semua. Otomatis jadi lebih ringan," kata dia.
Tidak hanya kepada si penyintas, tapi juga pada keluarganya. Shanti menilai, peran keluarga sangat penting karena dapat memberi dukungan secara emosi kepada penyintas soal untuk apa mereka berjuang melawan. Tentunya, untuk keluarga dan orang-orang terdekat serta orang-orang yang menyayanginya.
ADVERTISEMENT
"Wanita yang sudah punya suami, apakah bisa suami bisa terima dengan lapang hati karena kan ketika kemoterapi, hormon-hormon kewanitaan pasien dimatiin. Otomatis fungsi kita sebagai wanita disetop dan bahkan menopause. Apakah suami bisa terima lapang hati? Jadi kita di LovePink juga beri pendampingan pada orang-orang terdekat," kata dia.
Mendorong Terus Sosialisasi
Hingga saat ini, LovePink sedikitnya sudah memberikan pendampingan lebih dari 2.000 orang dari tahun 2013 yang tersebar di beberapa kota di tanah air, seperti Padang, Banjarmasin, Yogyakarta, dan Jakarta.
Selain pendampingan, dalam programnya, LovePink juga menggulirkan kampanye ‘Sadari (periksa payudara sendiri)’ sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk deteksi dini kanker payudara.
Selain itu LovePink juga memiliki satu unit Mobile Van USG yang di dalamnya terdapat alat untuk melakukan pemeriksaan kanker payudara.
ADVERTISEMENT
“Di luar itu LovePink juga memiliki event reguler survivor gathering setiap dua bulan sekali. Kalau acara besar lainnya ada di bulan Oktober yang merupakan breast cancer awareness month. Semua kegiatan itu untuk kampanye deteksi dini kanker payudara,” kata Shanti.
Meski memiliki dampak positif dari berbagai kegiatan yang mereka jalankan, Shanti mengatakan sosialisasi terhadap masyarakat perlu terus diperluas. Ia menilai saat ini kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini masih sangat rendah. Dilihat dari data pasien yang baru memeriksakan diri ke rumah sakit atau ke dokter ketika kondisi mereka sudah mencapai stadium lanjut.
“80 persen sudah stadium 3 dan 4 baru periksa, hanya 20 persen yang melakukan deteksi dini,” kata Shanti.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini berbeda dengan Singapura yang di tahun depan sudah mencanangkan bebas kanker payudara stadium 3 dan 4 karena kampanye deteksi dini kanker payudara di Singapura berjalan baik.
Shanti menilai keterlibatan para selebriti tanah air dalam mengkampanyekan deteksi dini tentu dapat memberikan pengaruh yang besar. Tidak hanya untuk masyarakat, tapi juga untuk si artisnya itu sendiri.
LovePink sendiri kerap bekerja sama dengan artis Chelsea Islan dalam mengampanyekan deteksi dini kanker payudara.
“Penting bekerja sama dengan selebriti, karena artis-artis ini punya banyak followers. Melalui mereka tentu efektif untuk menyuarakan ke orang banyak,” kata Shanti.
Selain Chelsea Islan, salah satu selebriti yang aktif mengajak masyarakat melawan penyakit kanker adalah aktris senior Ria Irawan . Wanita yang berhasil sembuh dari penyakit kanker kelenjar getah bening ini secara aktif memberikan motivasi kepada banyak orang, terutama penderita kanker untuk bisa selalu berpikir dengan positif.
ADVERTISEMENT
“Saya berjanji memohon kepada Allah jika saya diberikan kesempatan hidup lagi, saya ingin bermanfaat untuk banyak orang,” ujar Ria Irawan di satu kesempatan.
Tanpa ragu, dirinya ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit dan juga memberikan dukungan serta semangat bagi tiap orang yang terus berjuang melawan kanker.
"Jadi, gue membedakan mana memang mencari nafkah, mana beraktivitas karena pada tubuh yang sehat juga diperlukan pola gerak aktif," terangnya.
Kepada kumparan, Ria Irawan mengatakan saat ini ia masih aktif memberikan motivasi sebagai pembicara di berbagai acara seminar ataupun membantu pengobatan melalui metode hipnoterapis.
“Bahwa Tuhan telah menciptakan obatnya di diri kita sendiri. Bahwa penyakit itu ada di tubuh kita yang acidic (asam), berarti harus dijalani dengan kehidupan yang alkaline sehingga antibodi atau penyakit apapun bisa tidak muncul di dalam tubuh,” ujar Ria Irawan.
Banyak orang mungkin masih belum familiar dengan istilah-istilah tersebut. Namun pada intinya, adalah seseorang harus bisa merubah dirinya ke banyak hal dan pemikiran-pemikiran positif.
ADVERTISEMENT
Menjadi pribadi manusia yang lebih baik, pemaaf, juga sabar. Semua itu menjadi landasan awal bagi seseorang sebelum memutuskan pergi ke laboratorium dan menjalani pengobatan.
“Jangan malu untuk berubah, karena pada titik yang sama, jutaan orang di luar sana sedang merubah dirinya menjadi lebih baik dan lebih sehat,” kata Ria Irawan .