Sosok Rudy Badil di Mata Indro Warkop: Laki-laki Bertanggung Jawab

13 Juli 2019 17:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indro Warkop dan Putra Mendiang Rudy Badil, Banu Adikara di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7). Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Indro Warkop dan Putra Mendiang Rudy Badil, Banu Adikara di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7). Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
ADVERTISEMENT
Pendiri Warkop, mendiang Rudy Badil, sudah dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7).
ADVERTISEMENT
Selain keluarga dan kerabat, turut hadir Indro Warkop dalam proses pemakaman tersebut. Bersama Banu Adikara, putra Rudy Badil, mereka berbagi cerita mengenai sosok pria pecinta alam itu.
Banu mengatakan dirinya baru mengetahui bahwa sang ayah pendiri Warkop saat dirinya duduk di bangku Sekolah Dasar.
"Saya masih SD kelas berapa waktu itu. Kalau enggak salah, habis Kasino kecelakaan, saya lupa tahun berapa. Ayah saya ajak saya ke rumah sakit, di situ saya tanya 'emang kenal?' (Rudy Badil bilang) 'Itu teman bapak, bapak yang diriin Warkop," kenang Banu di lokasi pemakaman.
Indro Warkop dan Putra Mendiang Rudy Badil, Banu Adikara di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7). Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
Awalnya, Banu tak percaya perkataan ayahnya itu. Apalagi sang ayah memang tidak pernah muncul di televisi. Namun, semua berubah ketika dirinya melihat sosok Dono, Kasino, dan Indro.
ADVERTISEMENT
"Setelah saya lihat Om Indro di situ, saya lihat Om Dono di situ dan Om Kasino sudah dibotakin kepalanya gitu, baru saya sadar. 'Oh, bapak gue orang gede ternyata.' Baru setelah dari situ baru saya dekat sama Om Indro, baru saya dekat sama Om Dono, Om Kasino. Meski tidak intens, tapi tetap ada chemistry-lah di antara kita," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Indro juga turut mengenang karya dan jasa dari Rudy Badil. Untuk Warkop sendiri, karya terakhir yang ditinggalkan adalah buku 'Main-main Jadi Bukan Main' (2010) dan menjadi best seller.
Indro Warkom hadiri proses pemakaman Rudy Badil. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
"Itu benar-benar perjalanan Warkop. Dan waktu itu saya hanya mau membuat buku mengenai itu kalau Rudy Badil yang membuat. Kalau bukan Rudy Badil, kita sepakat tidak akan pernah mau membuat," tutur Indro.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Indro menjadi satu-satunya anggota Warkop yang tersisa. Pria berkepala plontos itu mengingat masa lalu, ketika Badil --sapaan akrab Rudy Badil-- memutuskan untuk mundur dari Warkop karena tidak bisa berada dalam panggung bersama mereka.
"Begitu Rudy Badil makin sibuk di Kompas dia bilang, 'gue out ya, lu sudah bisa jalan sendiri'. Kemudian, kita keluar dari Prambors dan menjadi Warkop DKI. Itu pun kita tetap laporan sama dia, 'eh sekarang kita gini, gini'. Jadi, enggak pernah terputus sama sekali, walaupun mungkin enggak terlalu intens," beber Indro.
Indro Warkop dan Putra Mendiang Rudy Badil, Banu Adikara di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7). Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
Salah satu pesan dari Rudy Badil yang selalu diucapkan kepada Banu adalah menjaga sang ibu. Menurut Indro, pesan ini mungkin sepele. Tapi Indro tahu bahwa Badil sedang mengajarkan sang anak.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir cuma sepele jagain ibu, tapi di situ saya menangkap Banu diajar seperti dia. Dia laki yang bertanggung (jawab) pada apa pun yang dikerjakan," jelas Indro.
Meski Rudy Badil telah tiada, Indro tetap memberikan doa terbaik untuk kerabatnya itu dan keluarganya. Apalagi, anak sematawayang Badil, Banu, mempunyai rencana untuk menikah.
"Saya selalu bilang, saya yakin Badil bahagia banget untuk pernikahan dia (Banu). Jadi, apa yang direncanakan, dilakukan, saya yakin akan menambah kebahagiaan Badil yang sudah bahagia," tutup Indro.