news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sutradara Protes Film 'Surat dari Kematian' Dapat Rating 17+

28 Desember 2019 18:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster film 'Surat dari Kematian'. Foto: Instagram/@_maxpictures
zoom-in-whitePerbesar
Poster film 'Surat dari Kematian'. Foto: Instagram/@_maxpictures
ADVERTISEMENT
Awal tahun 2020 bioskop Indonesia kembali dihiasi film bertema horor yang berjudul 'Surat dari Kematian'. Film tersebut diangkat dari novel karya Adham T. Fusaka.
ADVERTISEMENT
Sutradara Hestu Saputra mengungkapkan film terbarunya ini dapat dibilang sebagai debutnya dalam menggarap cerita bergenre horor murni. Selama proses syuting berlangsung sampai selesai, Hestu mengaku menemukan banyak kendala.
Salah satunya, soal kualifikasi usia yang dirasa tak sesuai. Ya, film ini memang telah lulus sensor dengan klasifikasi usia 17 tahun ke atas. Rupanya, hal ini membuat Hestu tak puas.
Hestu bilang, pihaknya masih menginginkan agar film tersebut dapat dinikmati penonton yang berusia 13 tahun ke atas.
"Dapat rating 17+, saya protes. Ini bukan karena uang atau biar ditonton banyak orang, tapi punya message tentang bullying, bukan soal pembunuhan atau apapun," ungkap Hestu Saputra saat ditemui di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Produser dan sutradara film 'Surat dari Kematian'. Foto: Instagram/@_maxpictures
"Film ini sudah dibuat untuk konsumsi 13+, tapi ternyata mereka (LSF) ngasih 17+. Belum ada balasan dari mereka mengenai alasan 17+, setelah ada kita akan argue," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain masalah tersebut, Hestu juga sempat menemukan kendala terkait izin untuk melakukan syuting di UGM (Universitas Gajah Mada).
"Satu bulan lebih, izin itu belum muncul, karena birokrasi. Setelah lolos ternyata gampang, dan murah. Kita diberi keleluasaan mau pakai mana aja, kecuali yang bagian depan, seperti Balairung jangan buat syuting. Balairung itu (ciri khas) UGM banget," bebernya.
Selama syuting, tak jarang Hestu juga mengalami kejadian mistis yang sebelumnya tak pernah ia rasakan.
"Saya awalnya enggak percaya, saya pikir, tiap ada cerita mistis itu gimmick buat naikin filmnya. Tapi akhirnya saya merasakan," ucapnya.
Sutradara film 'Surat dari Kematian', Hestu Saputra dan penulis novel 'Surat dari Kematian', Adham T Fusaka. Foto: Aria Pradana/kumparan
Hestu juga mengungkapkan perbedaan film horor yang digarapnya kali ini dengan film horor lainnya. Menurut Hestu, film 'Surat Dari Kematian' ini mengedepankan cerita investigasi dari tokoh utama.
ADVERTISEMENT
"Kenalkan dunia gaib dan manusia. Basic-nya logic dan unlogic. Itu yang paling kuat dan menarik. Dengan beda pemikiran itu hasilkan kasus. Percampuran formulasi horor dan hal yang logis," pungkasnya.
Film 'Surat dari Kematian' dibintangi oleh Jerome Kurnia, Carissa Perusset, Dania Salsabila, hingga Endy Arfian. Film ini bakal tayang serentak di bioskop pada 9 Januari mendatang.
-------
Ayo ikutan Harbolnas kumparan dan menangkan Umrah, iPhone 11, Motor Yamaha NMax, diskon 100% hanya untuk pembaca kumparan. Tertarik? Buruan daftar di kum.pr/harbolnaskumparan.