Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tangis Keluarga Iringi Proses Pemakaman Torro Margens di Sukabumi
4 Januari 2019 14:13 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Aktor senior Torro Margens mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (4/1) dini hari. Dia meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Sukabumi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Kabar duka ini pertama kali diberitakan oleh sang anak, Toma Margens, melalui Instagram Story-nya. Dia mengabarkan jika pria yang juga dikenal lewat program 'Gentayangan' itu telah meninggal dunia pada pukul 00.45 WIB.
Siang ini, jenazah Torro Margens dikebumikan di TPU Ciandam, Sukabumi, setelah salat Jumat. Jenazah tiba di lokasi pemakaman pada pukul 13.05 WIB diiringi keluarga dan kerabat.
Tangis keluarga mengiringi pemakaman jenazah Torro Margens di peristirahatan terakhirnya. Terlihat anak perempuan Torro, Putik, menangisi kepergian Torro sambil memegangi foto sang ayah.
Saat jenazah dimasukan ke liang lahat, lantunan doa mengiringi prosesi pemakaman presenter 'Gentayangan' tersebut. Sang putri dan keluarga tak henti menagis selama doa dibacakan.
“Kasihan ayah. Ayah orang baik, pasti masuk surga,” kata Putik sambil menangisi jenazah ayahnya.
ADVERTISEMENT
Saat liang kuburnya hendak ditutup, istri Torro, Anne, langsung menghampiri ke sisi makam sang suami. Tangisnya pecah saat melihat tumpukan tanah mulai menutupi jenazah Torro.
Sedangkan Toma Margens, putra Torro, terlihat berusaha lebih tegar dalam prosesi pemakaman pria bernama asli Woestoro tersebut.
Saat liang telah tertutup tanah, para kerabat dan keluarga kembali berkumpul untuk menyampaikan doa pada Torro. Kali ini, Putik dan Anne terlihat lebih tenang dari sebelumnya.
Mereka pun berdoa untuk mendiang sang ayah dengan khusyuk. Meski sesekali terisak, namun mereka berusaha kuat untuk merelakan kepergian Torro Margens .
Usai berdoa bersama, Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, menyampaikan sambutan. "Hari ini kita berkumpul dalam suasan kesedihan. Kita bersedih ayahanda senior kita telah lebih awal meninggalkan kita. Tentu tak mudah kehilang Beliau, tapi ini sudah takdir Allah. Kesedihan ini wajar karena sekian tahun kita bersama," ucap Achmad.
"Saya atas nama pemerintah kota Sukabumi turut berduka cita. Berbagai karya dukungan dan sumbangsih Beliau untuk kota ini bisa jadi catatan baik untuk kita. Berbagai ilmu yang Beliau berikan insyaallah akan bermanfaat bagi kita semua. Kami kehilangan aset besar untuk kota Sukabumi. Tapi karyanya akan tetap abadi untuk kita semua," sambungnya.
Setelahnya, giliran Toma yang memberikan sambutan. "Saya, istri, anak, dan cucunya. Saya untuk dikubur di sini sebab permintaan Beliau, padahal banyak teman di Jakarta yang ingin melihat Beliau terakhir. Terima kasih kepada Pak Wali Kota telah hadir. Semoga apa yang ayah tinggalin dan kerjakan tetap jadi inspirasi kita semua," kata Toma sambil terisak.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada utang piutang besar, boleh hubungi kami. Semoga ayah saya sampai sekarang ini enggak ada musuh. Kalau ada sangkutan kecil, mohon diikhlaskan," lanjutnya.
Para pelayat pun bergantian menabur bunga. Tangis keluarga kembali pecah sembari proses tersebut dilakukan. Toma yang terlihat tegar sejak awal tak bisa menahan tangisnya.
Dia terlihat terisak sembari berusaha menenangkan anggota keluarganya. Pemakaman Torro Margens pun selesai sekitar pukul 14.02 WIB.