Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan kariernya, Upi sempat membesut beberapa film dengan berbagai genre, mulai dari horor hingga drama komedi.
Saat ini, Upi dipercaya untuk menjadi sutradara film 'Sri Asih', salah satu superhero dari Jagat Sinema Bumilangit. Film itu dibintangi oleh Pevita Pearce.
Sebelum sukses seperti sekarang, Upi awalnya memulai karier sebagai penulis naskah sebuah film horor yang amat populer. Kini mari kita tapaki perjalanan karier Upi sejak dahulu hingga bisa sesukses sekarang.
1. Asisten penulis naskah film 'Tusuk Jelangkung'
Di era 90-an, nama Upi belum begitu terkenal seperti sekarang ini. Ia kalah dari banyak sutradara dan penulis naskah senior, seperti Rizal Mantovani, Riri Riza, dan Rudi Soedjarwo.
Namun, semuanya berubah ketika Dimas Djayadiningrat ditunjuk untuk menyutradarai film sequel 'Jelangkung' (2001) yang bertajuk 'Tusuk Jelangkung' (2003). Ia menunjuk Upi sebagai salah satu asisten penulis naskah. Upi kala itu menggarapnya bersama Dimas dan Erwin Arnada.
ADVERTISEMENT
Saat rilis di 20 bioskop pada 28 Maret 2013, film 'Tusuk Jelangkung' mendapat sambutan yang amat meriah, terutama berkat kesuksesan film pendahulunya.
2. Kerja sama Upi dengan Vino G. Bastian
Setelah menjadi penulis naskah, Upi akhirnya mendapat kesempatan memegang tanggung jawab sebagai sutradara. Perempuan 47 tahun ini menyutradarai film '30 Hari Mencari Cinta'.
Film drama remaja yang dibintangi oleh Dinna Olivia, Nirina Zubir, dan Maria Agnes ini mampu melambungkan nama Upi di industri film Indonesia. Vino G Bastian turut bermain dalam film itu.
Setelah '30 Hari Mencari Cinta', Upi kembali bekerja sama dengan Vino lewat film 'Realita Cinta dan Rock’n Roll'. Kali ini Vino menjadi pemeran utama bersama dengan Herjunot Ali dan Nadine Chandrawinata. Film ini mendapat respons positif.
ADVERTISEMENT
Nama Upi kian melejit berkat film 'Radit dan Jani' yang dibintangi oleh Vino G. Bastian dan Fahrani. Berkat film ini, Upi dikenal sebagai sutradara yang senang mengangkat tema-tema cinta yang penuh kesan pemberontakan dan liar.
Upi mendapat nominasi di dua kategori Festival Film Indonesia, yakni 'Best Director' dan 'Best Original Screenplay'. Ia pun melejitkan nama Vino yang sukses memenangkan 'Best Actor' di FFI, dan Fahrani sebagai pemenang 'Best Actres'.
Upi sekali lagi bekerja sama dengan Vino di film gangster 'Serigala Terakhir' (2009). Sebelum ada 'The Raid', film 'Serigala Terakhir' kerap dianggap sebagai film paling keren dan sensasional oleh remaja sekolahan Indonesia.
Adegan laga di film ini amat keren, begitu pula penokohan yang Upi tawarkan melalui deretan aktor hebat. Di film ini, Upi mempersatukan Vino dengan artis papan atas, seperti Fathir Muchtar, Dion Wiyoko, dan Abimana Aryasatya.
ADVERTISEMENT
Meski tidak memenangkan penghargaan, 'Serigala Terakhir' tentu dikenang sebagai film gangster pertama yang dibuat oleh sineas Indonesia. Lagipula, siapa yang tidak ingat dengan gaya flamboyan Vino sebagai Jarot di film ini?
4. Upi kembali sukses berkat film horor 'Belenggu'
Setelah 'Serigala Terakhir', Upi menyutradarai film action comedy bertajuk 'Red Cobex' (2010). Film ini tidak bisa dikatakan jelek, apalagi ada banyak unsur emansipasi wanita di dalamnya.
Namun, di era ini sineas Indonesia sedang keranjingan menonton film bertema nasionalis. Akhirnya, 'Red Cobex' gagal menandingi popularitas film 'Sang Pencerah' dan 'Darah Garuda'.
Horor juga sedang terus menguasai pasar pada 2010. Masyarakat Indonesia sangat senang menonton film horor yang memacu adrenalin, meski beberapa film terkesan tidak berkualitas, seperti film 'Diperkosa Setan', 'Rintihan Kuntilanak Perawan', dan 'Kain Kafan Perawan'.
ADVERTISEMENT
Usai 'Red Cobex', Upi istirahat menjadi sutradara dan penulis naskah. Ia hanya menjadi produser dari film horor keren bertajuk 'Hi5teria' (2012). Satu tahun setelahnya, ia baru berani menjadi sutradara film horor yang bertajuk 'Belenggu'.
Upi masuk nominasi 'Best Director' di Festival Film Indonesia 2013. Namanya pun kembali melejit seperti sedia kala.
4. 'My Stupid Boss', mahakarya Upi yang menyita perhatian
Upi menjadi sutradara di film 'My Stupid Boss' (2016) yang dibintangi oleh Bunga Citra Lestari dan Reza Rahadian. Eksekusi Upi di film ini sangat hebat dan tepat.
Bukan cuma sukses menjadi sutradara, Upi pun dianggap berhasil menulis naskah yang unik dan berbeda dari film-film lain. Ia juga bisa memanfaatkan kepiawaian Reza sebagai aktor watak. Di film ini, Upi memaksanya menjadi seorang bos kolot bernama Boss Man dengan rambut botak dan tubuh gempal.
ADVERTISEMENT
Bunga Citra Lestari pun bisa dengan mudah diarahkan oleh Upi. Bahkan, banyak kritikus memuji penampilan BCL di film ini, meski sebenarnya ia tidak terlalu sering menjadi bintang utama di film.
Film 'My Stupid Boss' masuk sebagai nominasi dalam 6 kategori Festival Film Indonesia 2016. Reza memenangkan kategori 'Pemeran Utama Pria Terbaik', sedangkan Alex Abbad memenangkan kategori 'Pemeran Pendukung Pria Terbaik' dan Wawan I. Wibowo memenangkan ketegori 'Penyunting Gambar Terbaik'.
5. Sempat rehat, Upi kembali menjadi sutradara di tahun ini
Setelah menggarap film 'My Stupid Boss', Upi lagi-lagi rehat menjadi sutradara dan hanya menulis naskah untuk dua film pada 2017, yakni 'Pertaruhan' dan 'Sweet 20'. Tahun lalu, ia juga sekali lagi menulis naskah film horor yang bertajuk 'Kafir: Bersekutu dengan Setan'.
ADVERTISEMENT
Memasuki 2019, Upi sempat menulis naskah saja untuk film 'Laundry Show' sebelum akhirnya kembali menjadi sutradara untuk film 'My Stupid Boss 2'.
Kini Upi menjadi sutradara film 'Sri Asih'. Ia merasa tertantang untuk menyutradarai film yang bakal tayang pada 2020 mendatang. Terlebih, ia bukanlah tipe orang yang suka menonton film atau membaca komik jagoan.
"(Riset) banyak banget. Saya bukan pembaca komik-komik jagoan, terus saya bukan tipe harus banget nonton film superhero. Jadi PR (pekerjaan rumah) saya buat nulis, seperti apa sih, gaya penceritaan seperti di film-film ini (film superhero)," kata Upi saat ditemui di Senayan City, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9).