Totok A.R Eks 'Koes Plus' dan Bartje Van Houten 'D'Lloyd' Wafat

5 Mei 2017 18:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bartje Van Houten dan Totok AR. (Foto: Dok. lmkpappri.id dan Facebook Totok Ar)
zoom-in-whitePerbesar
Bartje Van Houten dan Totok AR. (Foto: Dok. lmkpappri.id dan Facebook Totok Ar)
Dunia musik Tanah Air kembali diselimuti duka. Pada Kamis (4/5) kemarin, Totok Adji Rachman atau Totok A.R, bassist pertama grup band Koes Plus, meninggal dunia sekitar pukul 21.00 WIB di Jakarta. Pada Jumat (5/5), jenazahnya dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Ayah dari pedangdut Netta Puspita dan penyanyi rock Windy Saraswati (vokalis Take Over 9) ini bergabung bersama Koes Plus di tahun 1968 hingga 1969, tepatnya di album 'Dheg Dheg Plas'.
Di tahun 2012, adik Titiek A.R dan Lies A.R yang merupakan gitaris grup musik Dara Puspita ini sempat membawa nama Koes Plus ke jalur hukum. Kala itu, album 'Dheg Dheg Plas' dirilis kembali dan nama Totok dihilangkan dari daftar nama anggota grup.
Menyusul satu hari setelahnya, gitaris sekaligus satu-satunya anggota grup musik D'Lloyd yang tersisa, Bartje Van Houten, menghembuskan napas terakhirnya di usia 67 tahun sekitar pukul 13.25 WIB setelah dilarikan ke rumah sakit di bilangan Sentul, Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Kabar itu juga dibenarkan oleh musisi senior Kadri Mohamad Sutan Bandaro melalui akun Facebooknya.
Saat ini, jenazah disemayamkan di rumah duka St. Caroulus, Jakarat Pusat. Ia akan dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, pada Minggu (7/5) pukul 12.00 WIB.
Bartje Van Houten adalah seorang pemusik, penulis lagu, penata musik, dan anggota D'Lloyd yang terkenal di tahun 70-an. Selain Bartje, D'Lloyd juga digawangi oleh Syam D'Lloyd, Chairul, Totok, Budi, dan Yuyun yang masuk di tahun 1995 untuk menggantikan Andre Gultom yang telah meninggal.
Baca juga:
ADVERTISEMENT
Selama bergabung dengan D'Lloyd, Bartje telah menciptakan beberapa lagu, yaitu 'Hidup di Bui', 'Kini Kusadari', dan 'Apa Salah dan Dosaku'. Bartje juga dikenal sebagai pembuka jalan bagi musisi-musisi muda, salah satunya adalah Mayangsari.