11 Mitos Seputar Kehamilan dan Faktanya

5 Desember 2019 9:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil  Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selama masa kehamilan, Anda mungkin banyak mendapat nasihat dari orang-orang sekitar. Di antaranya adalah nasihat untuk tidak mengkonsumsi minuman atau makanan tertentu hingga nasihat untuk menghindari beberapa jenis kegiatan.
ADVERTISEMENT
Banyaknya nasihat itu membuat ibu hamil bingung menentukan, mana nasihat yang hanya mitos dan mana nasihat yang terbukti secara ilmiah. Nah Moms, agar Anda bisa memilah mana saja nasihat yang bisa diikuti dan mana saja yang tidak, berikut kumparanMOM merangkum 11 mitos seputar kehamilan yang mungkin sering Anda dengar beserta faktanya.
Ilustrasi ibu hamil mual Foto: Shutterstock
Mitos: Tidak boleh makan sambal saat hamil, bayinya akan botak.
Fakta: Cabai bukan penyebab kebotakan bayi. Namun, ibu hamil sebaiknya memang mengurangi pedas agar tidak diare.
Mitos: Minum es saat hamill bisa bikin bayi gemuk.
Fakta: Faktanya yang membuat bobot janin menjadi besar bukanlah minum air es, tetapi minum air es yang sudah ditambahkan sirup atau gula. Rasa manis ini yang bisa membuat bobot janin menjadi berlebih.
ADVERTISEMENT
Mitos: Jangan makan nanas dan jeruk. Bisa menyebabkan keputihan, keguguran, meningkatkan lendir di paru-paru dan bayi.
Fakta: Nanas dan jeruk kaya akan vitamin C, serat, membantu penyerapan zat besi, dan menurunkan risiko infeksi dan prematuritas. Tapi bila berlebih, lebih dari 1000 mg per hari, bisa mencetus maag dan batu ginjal akan sensitif. Bahkan mengkonsumsi buah nanas secara berlebihan juga bisa menyebabkan keguguran.
Ini karena buah nanas mengandung enzim bromelain. Mengutip Healthline, kandungan bromelain murni dalam buah nanas, baru bisa menggugurkan kandungan atau sebabkan perdarahan, jika ibu hamil mengonsumsi 7 hingga 10 buah nanas segar utuh sekaligus dalam satu waktu! Itulah kenapa ibu hamil tidak dianjurkan makan nanas berlebihan.
ADVERTISEMENT
Mitos: Tidak boleh potong rambut, bisa memotong jalan lahir bayi.
Fakta: Memotong rambut ibu hamil tidak menstimulasi bayi di posisi salah saat dilahirkan. Pesan mitos ini adalah agar Anda lebih meningkatkan kewaspadaan agar bisa bersalin secara normal nantinya, Moms.
Seks saat hamil. Foto: Shutterstock
Mitos: Seks saat hamil bisa menyebabkan keguguran.
Fakta: Seks aman dilakukan selama kehamilan Anda tidak bermasalah. Tapi, ada baiknya Anda memang berkonsultasi dulu dengan dokter untuk memastikan kesehatan Anda.
Mitos: Jangan menyiksa atau membunuh binatang.
Fakta: Pesan moral yang bisa diambil dari nasihat ini adalah perilaku anak dipengaruhi lingkungan terdekatnya. Anda dan suami diimbau untuk mengendalikan emosi agar tidak menjadi contoh buruk bagi anak.
Mitos: Mengangkat tangan saat hamil bisa membuat bayi tercekik.
ADVERTISEMENT
Fakta: Tidak ada hubungan sama sekali antara ibu mengangkat tangan dengan bayi tercekik.
Mitos: Tidak boleh duduk atau berdiri di ambang pintu, bisa mengakibatkan kelahiran caesar.
Fakta: Duduk atau berdiri di ambang pintu menghalangi orang lain, mencetus masuk angin dan kedinginan, sebab ambang pintu adalah tempat keluar masuknya angin.
Mitos: Jangan makan atau minum berwarna gelap, nanti bayinya akan hitam.
Fakta: Warna kulit bayi ditentukan oleh faktor genetik orang tuanya bukan dari jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu.
Ilustrasi hamil melakukan USG 4 dimensi Foto: Shutter Stock
Mitos: USG berbahaya bagi ibu dan janin, bisa menyebabkan keguguran dan janin cacat.
Fakta: The American College of Obstetricians and Gynecologists menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa USG berbahaya bagi janin yang sedang berkembang. Tidak ada hubungan yang ditemukan antara USG dan cacat lahir, kanker anak, atau masalah perkembangan di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Mitos: Jangan menjahit malam-malam, nanti bibir bayinya akan sumbing.
Fakta: Bibir sumbing disebabkan gizi ibu yang buruk selama kehamilan. Selain itu, menurut dr Gentur Sudjatmiko SpB, SpBP-RE (K) dalam bukunya yang berjudul Mengenal Sumbing, ini terjadi karena gagalnya perkembangan bibir saat perkembangan embriologi pada minggu ke-5 hingga minggu ke-9 kehamilan.
Selain itu, ini juga diduga akibat faktor genetik dan penggunaan zat kimia berbahaya (zat teratogen) selama hamil berperan dalam munculnya kelainan ini pada bayi. Zat teratogen terdapat dalam obat-obatan, rokok, alkohol, dan lain sebagainya.