3 Cara Mudah Deteksi Kondisi Pencernaan Anak

6 September 2019 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Usus besar dan saluran pencernaan manusia. Foto: Elionas2 via pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Usus besar dan saluran pencernaan manusia. Foto: Elionas2 via pixabay
ADVERTISEMENT
Kondisi anak bila sedang sakit, seringnya membuat hari-hari orang tua ikut tak tenang. Terutama saat ia mengeluh perutnya sakit, pertanda ada yang sedang tidak beres pada pencernaannya.
ADVERTISEMENT
Bila sudah begini, jelas saja bisa mengganggu waktu belajar dan bermain anak di sekolah. Mood-nya pun ikut turun seharian. Tapi selain sakit perut, dr Frieda Handayani, Sp.A (K), selaku Konsultan Gastrohepatologi Anak, saat ditemui di acara Pemenuhan Asupan Serat Sejak Dini oleh Bebelac Gold di Almond Zucchini Cooking Studio, Jakarta, pada Selasa (3/9), memberikan cara jitu untuk mendeteksinya.
Pertama, Anda harus melihat dan memperhatikan kondisi anak, apakah si kecil merasa senang atau justru sebaliknya? Menurut dr Frieda, anak yang bahagia, juga dipengaruhi oleh otak keduanya, yaitu saluran pencernaan yang dalam kondisi baik.
"Happy tummy happy brain, you are what you eat," tambahnya.
Apabila saluran pencernaanya dalam kondisi baik, maka si kecil pun juga sehat dan merasa senang. Pun untuk sebaliknya, anak bisa marah karena kondisi perut yang kurang baik.
anak senang tanda pencernaan sehat Foto: Shutter Stock
Kemudian yang kedua adalah dengan melihat wajah anak, pucat atau tidaknya, Moms. Bila buah hati Anda pucat disertai kulit yang kering, hal ini dapat menunjukan tanda kekurangan vitamin dan mineral.
ADVERTISEMENT
Kemudian yang terakhir adalah mendeteksinya melalui bentuk feses. Jika bentuknya lembek atau keras ada indikasi anak terkena diare atau konstipasi.
Ya Moms, konstipasi sendiri ditandai dengan jarang buang air besar dan terjadi selama minimal 2 minggu. Parahnya, 1 dari 3 anak beresiko terkena konstipasi.
“Mestinya pup satu hari sekali atau minimal dua hari sekali,” ujar dr Frieda.
Adapun gejala konstipasi sendiri adalah: anak tidak buang air besar lebih dari 48 jam dan pupnya terdapat darah. Kemudian gejala ini juga disertai muntah dan muncul ketidak normalan pada anus.
Sementara diare sendiri juga tidak kalah mengerikan, Moms. Diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada anak usia 1 hingga 5 tahun di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kebalikan dengan konstipasi, anak yang terkena diare akan buang air lebih dari 3 kali dalam sehari. Kemudian bentuk fesesnya encer, cair dan berair.
Penyebab diare sendiri ada berbagai macam, misalnya infeksi virus, parasit dan bakteri, keracunan makanan, alergi makanan tertentu hingga intoleransi makanan tertentu.
Lantas bagaimana caranya untuk menjaga kesehatan perut si kecil?
anak makan wortel Foto: Shutterstock
Pertama Anda harus memenuhi nutrisi si kecil dengan gizi yang seimbang. Penuhi asupan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, serta sempurnakan dengan susu.
Kemudian pastikan anak mengkonsumsi serat yang cukup. Untuk anak berusia 1 hingga 3 tahun, ia harus mengonsumsi 16 gram serat setiap hari; anak berusia 4 sampai 6 tahun butuh 22 gram serat perhari. Dan untuk anak berusia 7 sampai 9, yaitu butuh 26 serat; serta 10 sampai 12 tahun butuh 30 gram serat setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Dan yang terakhir adalah rutin melakukan aktivitas fisik, untuk stimulasi gerakan saluran cernanya agar dapat mencerna makanan lebih baik.