3 Cara Tumbuhkan Nilai Demokrasi pada Anak

3 November 2019 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak belajar demokrasi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak belajar demokrasi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mengajarkan anak nilai-nilai kebangsaan seperti demokrasi, penting dilakukan sedini mungkin, Moms. Menurut psikolog dan penggiat pendidikan Najeela Shihab, hal itu pada anak bisa muncul sejak umur balita bila orang tua mengajarkannya dengan tepat.
ADVERTISEMENT
"Nilai itu (demokrasi) bisa muncul pada anak dan bisa dipraktekannya jika dia memang mendapat latihan yang tepat di rumah. Mulainya itu bisa dari hal yang sangat sederhana, kok," ujar Najeela kepada kumparanMOM usai menghadiri acara diskusi "Ibu-ibu belajar kritis" di Aksara Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (2/11).
ibu mendengar cerita anak Foto: Shutterstock
Ia memaparkan, hal pertama yang bisa dilakukan orang tua adalah membiasakan anak untuk membiarkan ia menyuarakan apa yang rasakan. Bila si kecil sedang menceritakan perasaannya atau mempertanyakan hal-hal berkaitan dengan orang tua, Anda harus memberikan keleluasaan dan kesempatan untuk didengarkan.
Yang kedua, lakukan praktek di rumah dengan membuat peraturan yang bisa diikuti setelah ada kesepakatan bersama.
"Jadi peraturan yang dibuat rumah, bukan peraturan yang satu arah dari orang tua saja, tapi memang yang disepakati oleh anak. Kalau ada peraturan, anak harus tahu rasionalnya dan alasannya di balik peraturan itu apa," kata kakak dari Najwa Shihab itu.
Ilustrasi orang tua membuat peraturan bersama anak. Foto: Shutterstock
Lalu yang ketiga, jika anak melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kesepakatan tersebut, Anda harus membiasakannya belajar tentang restitusi, Moms. Restitusi adalah suatu situasi ketika orang melakukan kesalahan maka ia harus bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
"Harus ada konsepnya. Dia harus bisa memperbaiki apa yang sudah dia lakukan. Bukan hanya sekadar minta maaf lho, ya. Mengajarkan minta maaf itu penting tapi sesudahnya harus ada upaya untuk merehabilitasi atau memperbaiki yang sudah dirusak itu. Kemudian ada upaya resolusi atau janji bagaimana sih jika lain kali perbuatan tersebut tidak diulangi lagi," kata Najeela.
Ilustrasi ibu ajarkan anak demokrasi. Foto: Shutterstock
Ia menambahkan, praktek seperti itu sebenarnya sangat penting diajarkan oleh ibu. Sebab semakin anak besar, lingkungan sosialnya pun akan berkembang. Bila anak sudah mahir mempraktekannya di rumah, saat mulai sekolah ia pun dapat menerapkan nilai demokrasi itu.
"Semua itu kita mulai dari hal yang sederhana, seperti mendengarkannnya. Kalau di rumah saja suara anak tidak pernah didengar atau diremehkan, bagaimana dia bisa memiliki kepercayaan diri menuangkan aspirasi ke dalam agenda yang lebih besar lagi saat dewasa kelak?" tutup Najeela.
ADVERTISEMENT