3 Mitos Tentang Susu Formula untuk Bayi

10 September 2020 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi susu formula Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi susu formula Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Susu formula boleh diberikan pada bayi karena beberapa kondisi darurat. Yaitu kondisi di mana ibu tidak bisa memberikan ASI atau atas dasar indikasi medis bayi memang membutuhkan susu formula untuk tumbuh kembangnya. Antara lain, bila ibu mengidap HIV atau bayi yang mengalami kontra indikasi ASI.
ADVERTISEMENT
WHO pun merekomendasikan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia enam bulan. Begitu pula UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 pasal 128. Dalam peraturan tersebut, pemerintah menekankan hak bayi untuk mendapat ASI eksklusif, kecuali karena adanya indikasi medis.
Bila hal ini terjadi, susu formula dapat menjadi pilihan. Artinya, jangan sampai kita memilih susu formula ketimbang ASI hanya karena percaya mitos tentang susu formula yang belum tentu terbukti kebenarannya.
Nah Moms, kali ini bersama dr Galih Linggar Astu SpA, dokter spesialis anak RS Brawijaya Bojongsari, Depok, kita bahas yuk, 3 mitos tentang susu formula dan cek kebenarannya:

Susu Formula Gizinya Lebih Lengkap

Ilustrasi susu formula Foto: Getty Images
Banyak orang berasumsi bahwa susu formula lebih baik dan lengkap gizinya dari ASI karena diberi berbagai tambahan nutrisi. Padahal faktanya tidak seperti itu.
ADVERTISEMENT
WHO maupun para ahli kesehatan telah membuktikan bahwa nutrisi yang terdapat pada ASI adalah yang paling lengkap dan mengandung segala nutrisi yang diperlukan bayi demi tumbuh kembang yang optimal.
ASI juga sangat cocok dengan sistem pencernaan bayi yang masih peka atau belum sempurna karena komposisi ASI akan berubah seiring dengan pertumbuhan dan sesuai dengan kebutuhan bayi.
Itulah mengapa ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk tumbuh secara optimal sampai 6 bulan. ASI juga mengandung makrofag, limfosit dan antibodi yang dapat mencegah bayi terinfeksi dengan penyakit tertentu.
Sebaliknya, susu formula umumnya diberi berbagai bahan tambahan untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Namun, tetap tidak sama lengkap dan sesuainya dengan ASI.
ADVERTISEMENT

Susu Formula Bikin Bayi Cepat Gemuk

Ilustrasi bayi minum susu formula Foto: Shutterstock
Sebagian ibu mungkin tergoda ketika melihat bayi kerabat atau tetangganya cepat gemuk setelah minum susu formula. Menurut dr Galih, memang sudah ada penelitian terkait yang membenarkan hal ini.
“ASI mengandung hormon tertentu yang bisa mencegah berat badan berlebih atau obesitas. Sementara jika minum susu formula, biasanya bayi itu minum susu lebih banyak. Jadi ya, cepat gemuk,” papar dr Galih.
Namun kita perlu bersikap kritis: apakah bayi gemuk artinya bayi yang sehat? Yang terpenting adalah terus memantau berat badannya di grafik pertumbuhan. Jika bayi tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan, maka Anda tak perlu khawatir, Moms.

Susu Formula Bikin Bayi Tidur Lebih Nyenyak

Ilustrasi bayi diberi susu formula Foto: Shutterstock
Susu formula cenderung mengendap pada lambung sehingga membuat bayi kenyang lebih lama dibandingkan setelah minum ASI. Alhasil bayi tidak rewel dan tidur lebih lama.
ADVERTISEMENT
Namun, kenyang yang dihasilkan dari susu formula adalah ‘kenyang palsu’, Moms. Sebab endapan di lambung juga berarti nutrisi pada susu formula tidak terserap sempurna.
“Banyak kandungan susu formula yang tak terserap dan jadi residu. Dia kenyang palsu sehingga anak bisa tidur 3-4 jam. Sementara kalau ASI, sebagian besar terserap sempurna. Karena gampang diserap, lambungnya cepat kosong, dua jam bayi sudah minta lagi,” jelas dr Galih.