4 Jenis Trauma Lahir yang Bisa Dialami Bayi

17 Desember 2019 7:59 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi yang mengalami trauma lahir Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi yang mengalami trauma lahir Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Melahirkan melibatkan kerja sama antara ibu dan bayi di dalam kandungan. Ya Moms, bukan hanya ibu, bayi di dalam kandungan juga berjuang untuk bisa keluar dari perut Anda. Bila proses kelahiran menyulitkan, bayi mungkin saja mengalami trauma lahir yang berefek pada kondisi fisiknya.
ADVERTISEMENT
Trauma lahir ini biasanya terjadi akibat bayi yang dilahirkan dalam persalinan normal mengalami cedera akibat tekanan saat melewati jalan lahir. Namun dalam beberapa kasus, trauma ini bisa disebabkan tindakan orang yang menolong persalinan tidak tepat.
Berikut adalah 4 jenis trauma lahir yang bisa dialami bayi seperti dikutip laman Bidan Kita.
bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Caput Succedenaum
Kondisi ini terjadi akibat pembengkakan pada suatu tempat di kepala bayi karena adanya timbunan getah bening di bawah lapisan tulang tengkorak. Jadi, kepala bayi seperti tidak bulat sempurna, dan ketika diraba terasa lembut dan lunak.
Selain itu, kurangi mengangkat bayi Anda terlalu tinggi agar benjolannya tak semakin meluas. Anda tak perlu khawatir berlebihan, karena biasanya benjolan tersebut akan menghilang dalam waktu 2-4 hari tanpa pengobatan.
ADVERTISEMENT
Cephal Hematome
Cephal Hematome merupakan kondisi di mana kepala bayi mengalami pembengkakan karena adanya penumpukan darah yang disebabkan oleh pendarahan sub-periostenum. Hal ini terjadi karena adanya tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat proses persalinan.
Sama seperti caput succedaneum, bayi yang mengalami kondisi ini tak perlu perawatan secara intens karena cairan dalam kepala itu akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 1 minggu. Namun, Anda tetap harus berhati-hati agar tidak terlalu sering mengangkatnya dari tempat tidur karena bila gangguan ini meluas bisa menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia.
Trauma lahir pada bayi. Foto: Shutter Stock
Brachial Plexus Palsy
Kondisi ini terjadi saat bayi yang dilahirkan, lengannya masuk ke dalam, dengan telapak tangan menghadap ke belakang dan mengarah ke luar atau posisinya lengan atas kedudukan. Sehingga si kecil bisa mengalami edema atau pendarahan ringan.
ADVERTISEMENT
Tanda-tandanya, bayi akan mengalami gangguan motorik lengan atas, jika diangkat tangan bayi akan lemas tergantung. Tapi, tenang dulu, Moms, sebab kondisi ini bisa disembuhkan. Biasanya dokter akan menggerak-gerakkan tangan bayi untuk mengembalikan bentuk tangan hingga normal, setelah itu tangan bayi akan diberi penguat atau bidai selama 1-2 minggu.
Ilustrasi tangan bayi. Foto: shutterstock
Fraktur Klavicula dan Humerus
Trauma lahir ini merupakan kondisi di mana tulang selangka bayi patah pada proses persalinan. Hal itu disebabkan ibu kesulitan melahirkan karena bahu yang berada di dekat kepala. Akibatnya, bayi kesulitan menggerakan tangan secara bebas pada sisi yang mengalami gangguan dan rewel karena kesakitan.
Agar si kecil tidak mengalami kondisi yang semakin parah, dokter akan memasang bidai pada tangan bayi untuk menopang bahunya. Selain itu, jangan gerakan bayi terlalu sering dan berikan ASI secara teratur agar tulang bayi semakin kuat sehingga bayi bisa sembuh ketika berumur 2-3 minggu.
ADVERTISEMENT