5 Gejala Persalinan Prematur

23 Januari 2019 10:07 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi lahir prematur. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi lahir prematur. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kelahiran prematur masih menjadi salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh para calon orang tua. Bagaimana tidak? Pasalnya, minggu-minggu terakhir kehamilan jadi momen penting pada pertumbuhan organ penting janin, yaitu otak dan paru-paru. Maka dari itu, bayi prematur mesti menginap di RS lebih lama karena gangguan medis yang cukup serius.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, faktanya bayi prematur juga rentan mengalami gangguan pada sistem pernapasan, berisiko mengalami penyakit serius hingga cacat fisik.
Disebut bayi prematur karena saat usia kehamilan belum memasuki cukup bulan, seorang ibu sudah melahirkan saat kandungannya masih berusia kurang dari 37 minggu.
Ilustrasi bayi prematur  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi prematur (Foto: Thinkstock)
Dikutip kumparanMOM dari buku Kitab Hamil Terlengkap, karya Heidi Murkoff, berikut gejala persalinan prematur yang perlu Anda ketahui:
1. Anda akan merasakan kram berkepanjangan, seperti kram saat menstruasi dengan atau tanpa diare, rasa mual serta mulas.
2. Anda akan merasakan kontraksi yang menyakitkan dan muncul setiap 10 menit dan tidak mereda, walau Anda telah berkali-kali mengubah posisi.
3. Timbul rasa nyeri atau tekanan terus-menerus pada punggung bagian bawah.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi ibu hamil mengalami kram perut (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil mengalami kram perut (Foto: Shutterstock)
4. Adanya perubahan lendir pada vagina, terutama jika lendir berubah menjadi berair, bernoda merah atau kecokelat-cokelatan.
5. Merasakan sakit atau tekanan di dasar pinggul, paha atau selangkangan.
Selain mengetahui gejala persalinan prematur, ibu hamil juga perlu mengetahui apa saja penyebab seorang wanita hamil bisa mengalami persalinan prematur.
Ilustrasi ibu hamil akan melahirkan.  (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil akan melahirkan. (Foto: Shutterstock)
Pertama, faktor dari kondisi ibu. Saat ibu memiliki gangguan kesehatan yang bisa berakibat buruk pada kelahirannya nanti, maka bayi harus dilahirkan lebih awal. Kurangnya nutrisi yang cukup saat hamil juga bisa menjadi penyebabnya. Untuk itu ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi yang banyak agar kondisi ibu dan janin bisa sehat. Faktor kebiasaan buruk ibu hamil juga bisa menjadi pencetus, seperti kebiasaan merokok, mengkonsumsi narkoba, dan alkohol.
ADVERTISEMENT
Kedua, faktor dari kondisi sang bayi. Kondisi janin yang tidak memungkinkan juga bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Meskipun kondisi sang ibu baik, tapi saat bayi yang dikandungnya mengalami gangguan kesehatan, maka hal ini akan memaksa bayi harus dikeluarkan lebih cepat.
Ilustrasi janin dalam kandungan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi janin dalam kandungan. (Foto: Thinkstock)
Dan yang terakhir, adanya masalah dari plasenta. Plasenta merupakan penghubung antara ibu dan bayi. Dengan adanya penghubung ini, maka ikatan antara ibu dan bayi saat masih berada di dalam kandungan bisa terjalin dengan sangat kuat.
Namun, saat plasenta tak lagi berfungsi dengan baik maka bisa menimbulkan masalah yang serius pada ibu atau pun janin sehingga pilihan bayi dilahirkan prematur juga harus dilakukan.