Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Moms, bagaimana biasanya reaksi Anda saat menghadapi balita yang menangis? Meski berusaha untuk sabar, mungkin kadang-kadang Anda merasa kewalahan atau kesal juga, ya? Apalagi bila si kecil cukup sering atau bisa dikatakan mudah menangis.
ADVERTISEMENT
Tapi tunggu dulu! Bila ia masih berusia 1-2 tahun, sesekali cobalah melihat dunia dari kacamatanya. Tidak mudah lho, berada di posisi mereka.
Bayangkanlah, bagi balita Anda, dunia ini begitu besar dan aneh. Semua orang yang tinggal di dalamnya juga seolah lebih besar darinya. Orang-orang besar ini, sering membicarakan hal-hal yang ia tidak mengerti. Mereka juga melakukan hal-hal yang sulit ia pahami dan bisa jadi membuat semuanya terasa begitu cepat. Tidak heran kalau balita Anda lantas merasa kesulitan mengikuti atau menyerapnya. Inilah yang akhirnya membuat balita mudah menangis.
Lantas bagaimana sebaiknya orang tua membantu atau menyikapinya?
Pertama-tama, cobalah pahami dulu apa yang membuatnya mudah menangis, Moms. Dengan memahami sebabnya, Anda dapat tahu pula sikap yang bijak untuk menghadapinya. Seperti saat balita menangis karena 6 hal berikut ini:
ADVERTISEMENT
Meski kelihatan sangat aktif atau tidak bisa diam, energi yang dimiliki balita tidak sebesar orang dewasa. Bisa saja saat Anda mengajak anak jalan-jalan atau bertamu ke rumah saudara seharian, anak merasa kelelahan atau mengantuk. Inilah yang menyebabkan ia rewel lantas menangis, meski ia sendiri bilang masih ingin ke toko mainan atau bermain dengan sepupunya. Rasa lelah dan mengantuk yang bertentangan dengan semangat dan keinginannya bermain tanpa disadari membuatnya kesal bahkan stres!
Karena itu, orang tua perlu peka dalam mengenali tanda kantuk atau kelelahan balita. Misalnya saat mata anak mulai tampak sayu atau bila ia mengusap-usap matanya. Hindari juga mengajak anak jalan-jalan atau beraktivitas di jam-jam ia biasa tidur.
ADVERTISEMENT
Solusinya? Sebisa mungkin komunikasikan pada anak kenapa ia tidak dapat memperoleh apa yang diinginkannya tersebut. Tentu saja dengan jelas dan mudah dipahami si kecil ya, Moms! Jangan melarang tanpa penjelasan karena hanya akan membuat anak kebingungan. Bila anak tidak paham, coba ulangi lagi pelan-pelan.
Balita punya perbendaharaan kata yang masih terbatas. Di usia 1 hingga 2 tahun, umumnya ia baru menguasai sekitar 100 kata saja. Bayangkan bila Anda ada di posisinya? Kesal kan kalau setiap ingin menyampaikan sesuatu orang yang diajak bicara tidak paham karena adanya keterbatasan ini?
ADVERTISEMENT
Bila ini yang terjadi, cobalah bersikap tenang bicara lebih perlahan pada anak, Moms! Dengan begitu anak juga akan lebih tenang dan mengikuti bicara tanpa terburu-buru sehingga Anda dapat lebih mudah memahami apa yang ia maksud.
Bantu juga anak dengan memberi pilihan kata atau menunjuk beberapa benda. Tanyakan, "Kamu mau ini, Nak? Mau kue coklat? Atau biskuit keju?"
Ibu adalah sosok favorit atau idola bagi balita! Kalau ibu pergi, tidak ada atau hendak berpisah darinya, balita dapat merasa takut, kecewa atau sedih sekali. Pecahlah tangisnya. Untuk itu, usahakan untuk selalu meluangkan waktu untuk berpisah dengan anak ya, Moms. Jelaskan bahwa Anda akan pergi, tegaskan bahwa Anda akan kembali dan berpamitanlah dengan baik. Misalnya dengan memeluk dan menciumnya terlebih dulu. Jangan pernah meninggalkannya diam-diam atau dalam keadaan tergesa.
ADVERTISEMENT
Anda juga bisa membacakan buku cerita yang bercerita tentang orang tua yang pergi ke kantor, bermain boneka untuk melakonkan hal ini atau mengajak anak main petak umpet. Intinya, anak perlu mengerti konsep pergi dan kembali.
Saat Anda sakit, Anda mungkin mampu menahan diri untuk tidak menangis sepanjang hari. Atau Anda merasa badan meriang, tapi berusaha untuk melupakan rasa tak nyaman di badan dan fokus pada pekerjaan. Nah, balita belum bisa melakukannya. Saat tubuhnya sakit atau tak nyaman, ia pun jadi rewel dan mudah menangis.
Bila ini yang terjadi, tak banyak yang bisa Anda lakukan, Moms. Karena obat dari dokter pun tidak mungkin menyembuhkan anak seketika. Jadi coba saja membuat anak merasa lebih nyaman. Anda bisa lebih sering memeluknya, menyayikan lagu, membaca buku atau membuat makanan kesukaannya.
ADVERTISEMENT
Adik laki-laki Anda yang selama ini kuliah di luar negeri akhirnya pulang? Tentu saja Anda senang! Tapi ingat Moms, bagi si kecil ia bisa jadi sosok yang sangat asing. Begitu pula kalau Anda mengajaknya ke arisan atau pernikahan keluarga. Dalam kondisi ini balita bisa saja merasa tidak nyaman, gusar karena didekati orang asing, takut atau merasa bingung harus bersikap bagaimana.
Yang paling bijak, bantu anak agar ia lebih siap, mudah dan nyaman ketika bertemu dengan orang-orang 'baru' ini. Misalnya dengan bercerita dan menunjukkan foto-foto paman yang akan datang padanya. Katakan, "Ini Oom Satya, adik Ibu. Oom Satya sekolah di Amerika, tapi sebentar lagi mau pulang dan ketemu kita, lho! Lihat deh foto yang ini. Ini kamu waktu bayi digendong sama Oom Satya di rumah Eyang. Oom Satya sayang sekali sama kamu."
ADVERTISEMENT
Tapi ingat, jangan pernah memaksa balita Anda untuk bisa langsung menerima orang yang dianggap baru olehnya ya, Moms! Bila dipaksa balita bisa bertambah kesal dan justru menangis lebih keras atau lebih lama lagi.