Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, Anda bisa menanamkan kekuatan mental sejak dini kepada anak. Namun, perlu diperhatikan agar Anda dan suami jangan sampai salah kaprah. Ya, melatih anak agar kuat secara mental bukan dengan cara bertindak kasar atau menggunakan emosi.
Melainkan, melatih anak dengan cara mengubah pikiran negatif anak menjadi lebih realistis, membantu mengendalikan emosi, dan menunjukkan cara mengambil tindakan positif.
Dilansir dari Very Well Family, kumparanMOM merangkum beberapa cara menanamkan kekuatan mental pada anak berikut ini:
1. Mengajarkan anak keterampilan khusus
Disiplin itu perlu, Moms, yakni untuk mengajarkan anak -anak melakukan suatu hal yang lebih baik lagi dari sebelumnya di kemudian hari. Perlu diingat, caranya bukan malah membuat mereka menderita atau dibuat merasa bersalah karena kegagalannya itu.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, mengajarkan anak keterampilan khusus sangat penting dalam menanamkan kekuatan mental. Keterampilan khusus yang dimaksud misalnya saja mengajarkan ia cara memecahkan masalah, mengontrol diri sendiri, dan disiplin. Keterampilan ini pun dapat membantu anak belajar agar tidak menyerah dalam kondisi apapun, meski godaan dan keadaan sulit akan ia hadapi.
2. Biarkan anak membuat kesalahan
Ketika si kecil membuat suatu kesalahan, jangan memberikan kalimat negatif kepada anak ya, Moms. Biarkan anak menanggung risiko ketika ia berbuat salah.
Kemudian barulah Anda dapat memberitahu bahwa kesalahan merupakan bagian dari proses belajar. Sehingga, hal ini dapat membuat anak tidak merasa malu tentang kesalahan yang telah dibuatnya itu. Jangan lupa pula untuk ajak anak diskusi untuk mencari solusi agar ia tak mengulangi kesalahan yang sama di lain hari.
ADVERTISEMENT
3. Ajarkan anak untuk berpikir logis dan sehat
Rasa-rasanya memang sulit bagi anak untuk merasa kuat secara mental ketika yang ia sendiri tanamkan ke dalam dirinya adalah pikiran negatif, serta meragukan kemampuan diri. Untuk itu, bantu ia agar terbiasa berpikir secara realistis alias logis, namun optimis. Melatih anak berpikir logis dan sehat, membantu ia dalam menghadapi kesulitannya itu dan ia pun menjadi lebih percaya diri.
4. Mendorong anak dapat melawan rasa takut
Jika anak selalu menghindari sesuatu yang ditakutkan, kemungkinan besar si kecil tidak akan pernah bisa percaya diri untuk menangani perasaan tidak nyamannya itu.
Saat anak Anda mengalami kondisi seperti ini, sebaiknya Anda membantunya mengatasi ketakutannya tersebut. Misalnya, ketakutan akan orang baru, maka Anda bisa mengajak ia bertemu dengan orang baru mulai dari lingkup yang kecil.
ADVERTISEMENT
Yang paling penting, jangan lupa untuk berikan semangat dan pujian atas usaha yang telah dilakukan secara perlahan itu. Sebab, dari itu anak akan belajar bahwa ia dapat melawan ketakutannya dan keluar dari zona nyamannya tersebut.
5. Biarkan anak sementara waktu dalam keadaan tidak nyaman
Meski ini mungkin akan menjadi suatu hal yang sulit dilakukan sebagian besar orang tua, tapi hal ini sangat berguna untuk anak. Ya, usahakanlah jangan langsung membantu anak saat tengah menghadapi ketidaknyamanan. Coba biarkan anak mencoba, berusaha keras untuk mencari solusi untuk menyelesaikan tanggung jawabnya. Namun jangan lupa, tetap pantau, beri dukungan, dan bimbinglah anak untuk dapat melewatinya.
6. Bangun karakter anak
Anak membutuhkan pendidikan moral untuk membuat mereka dapat memberikan keputusan yang baik. Maka dari itu, tanamkanlah nilai-nilai moral yang baik kepada si kecil. Misalnya saja ajarkan anak tentang pentingnya kejujuran dan bekerja keras untuk meningkatkan kekuatan mentalnya.
ADVERTISEMENT
7. Menegaskan tanggung jawab pada anak
Ajarkanlah anak untuk dapat bertanggung jawab tentang suatu hal yang ia telah ia lakukan, entah baik dan buruk. Berilah ia penjelasan saat anak melakukan kesalahan atau berperilaku buruk. Sebagai orang tua, Anda pun dapat mengoreksi kesalahan si kecil jika misalnya ketika ia mulai mencoba menyalahkan orang lain.