Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Zat besi merupakan salah satu komponen penting dalam tubuh anak . Ya Moms, zat besi bisa memproduksi sel darah merah baru dan menyusun hemoglobin yang berperan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Untuk bayi baru lahir hingga usia 6 bulan, kebutuhan zat besi bisa didapatkan dari ASI saja. Namun, di atas usia 6 bulan, ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi bayi. Sehingga, Anda harus mencukupinya dengan makanan pendamping ASI (MPASI).
Anda bisa memberikan beberapa makanan yang mengandung tinggi zat besi kepada bayi, seperti daging merah, hati ayam, kuning telur, tuna, sarden, salmon. Beberapa jenis kacang-kacangan seperti kacang kedelai, kacang merah, kacang kapri dan kacang almond juga mengandung zat besi tinggi yang baik untuk bayi. Selain itu, kandungan zat besi juga bisa didapatkan dari sayuran hijau, buah kering, tahu, kentang sampai jamur merupakan segelintir makanan yang kaya zat besi.
Dokter Spesialis Anak, dr. I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi, SpA dalam laman Klinik dr Tiwi menuliskan bahwa sumber zat besi yang berasal dari tumbuhan tidak mudah diserap oleh tubuh bayi. Maka dari itu pada tahap awal perkenalan sebaiknya kenalkan si kecil dengan zat besi hewani dahulu baru kemudian zat besi dari nabati.
ADVERTISEMENT
Lantas, berapa banyak kebutuhan zat besi untuk bayi atau anak ? Dilansir dari Wholesome Baby Food Guide, menurut National Institutes for Health baik bayi, anak laki-laki maupun perempuan butuh zat besi sebesar:
- Bayi berumur 0-6 bulan butuh 0,27 miligram zat besi per hari.
- Bayi berumur 7-12 bulan butuh 11 miligram zat besi per hari.
- Bayi berumur 12 bulan-4 tahun butuh 7 miligram zat besi per hari.
- Anak berumur 4-8 tahun butuh 10 miligram zat besi per hari.
Moms, pastikan Anda mencukupi kebutuhan zat besi anak Anda. Sebab, kekurangan zat besi dapat berdampak negatif pada kecerdasan, perilaku, dan kemampuan motorik anak. Kekurangan zat besi juga bisa menjadi penyebab utama anemia defisiensi besi pada bayi di bawah usia 2 tahun, yang dapat membuat si kecil kurang tanggap dalam merespons ucapan dan omongan Anda.
Cara lain untuk memenuhi zat besi pada bayi atau anak adalah dengan menghindari minum susu atau teh pada saat si kecil sedang makan berat. Hal itu bisa membuat kandungan kalsium yang tinggi pada susu dapat menghambat penyerapan zat besi karena penyerapan kalsium berkompetisi dengan penyerapan zat besi. Sementara itu, teh juga mengandung zat yang bisa menghambat absorpsi zat besi. Jadi, sebaiknya susu diminum di luar waktu makan utama, demikian pula dengan teh.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa pula untuk mengajak bayi dan anak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C tinggi. Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi zat besi dari sayuran sebanyak 2 kali lipat, sehingga lebih banyak zat besi yang dapat diserap oleh saluran cerna, Moms.