8 Jenis Tes Darah yang Perlu Dilakukan Ibu Hamil

11 Agustus 2022 8:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tes darah ibu hamil. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Tes darah ibu hamil. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Selain melakukan USG, ada beberapa pemeriksaan lain yang perlu dilakukan ibu hamil di trimester pertama. Misalnya saja pemeriksaan darah. Ya, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki penyakit tertentu atau kelainan pada janin.
ADVERTISEMENT
Jika hasilnya terdeteksi sedini mungkin, maka penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan optimal. Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikan dengan dokter atau bidan saat menjalani pemeriksaan kehamilan.
ibu hamil ke dokter Foto: Shutterstock
Mengutip laman resmi The American College of Obstetricians and Gynecologists, berikut beberapa pemeriksaan darah yang perlu dilakukan ibu hamil.

Jenis-jenis Tes Darah yang Perlu Dilakukan Ibu Hamil

Berikut beberapa jenis tes darah yang diperlukan saat hamil, yaitu:
1. Darah lengkap
Tes darah lengkap dilakukan untuk mengetahui kadar hemoglobin di dalam sel darah merah ibu hamil. Sebab, jika jumlah kadar hemoglobin di dalam tubuh terlalu rendah, maka berisiko mengalami anemia.
Selain hemoglobin, tes darah lengkap juga dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah putih atau leukosit di dalam tubuh. Jika mengalami peningkatan sel darah putih, artinya ibu hamil mengalami infeksi.
ADVERTISEMENT
2. Golongan darah
Selain darah lengkap, ibu hamil juga perlu melakukan tes golongan darah dan rhesus darah. Jika rhesus darah ibu hamil berbeda dengan janin, maka kemungkinan ibu hamil akan diberikan suntikan imunoglobulin untuk mencegah pembentukan antibodi yang dapat menyerang darah janin.
3. Rubella
Tes rubella atau campak Jerman penting dilakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki kekebalan terhadap virus ini. Sebab, virus ini dapat menyebabkan cacat lahir bila ibu hamill terinfeksi selama kehamilan.
Ilustrasi tes darah. Foto: Shutterstock
4. Hepatitis B dan Hepatitis C
Hepatitis merupakan salah satu virus yang dapat menyerang hati. Jika ibu hamil terinfeksi hepatitis B atau hepatitis C, maka kemungkinan besar dapat menularkan virus tersebut ke janin di dalam kandungan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan hepatitis B dan hepatitis C.
ADVERTISEMENT
5. Infeksi menular seksual
Infeksi menular seksual dapat menyebabkan komplikasi untuk ibu dan janin di dalam kandungan. Untuk mengetahuinya, ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan sifilis dan klamidia di trimester pertama. Jika hasilnya menunjukkan terinfeksi, maka pasangan suami istri perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan menjalani perawatan di rumah sakit.
6. Human immunodeficiency virus (HIV)
Tes HIV selama kehamilan juga penting dilakukan. Sebab, HIV dapat menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan AIDS pada ibu hamil. Jika ibu hamil terinfeksi HIV, maka kemungkinan besar dapat menularkannya ke janin.
Ilustrasi ibu hamil periksa gula darah. Foto: Shutter Stock
7. Urinalisis
Tes urinalisis dilakukan untuk mengetahui jumlah protein di dalam darah. Jika kadar protein tinggi, maka ibu hamil berisiko mengalami preeklamsia selama kehamilan.
ADVERTISEMENT
8. Glukosa
Tes gula darah atau glukosa biasanya dilakukan antara minggu ke 24-28 kehamilan. Namun, jika ibu hamil memiliki risiko diabetes atau mengalami diabetes gestasional di kehamilan sebelumnya, sebaiknya pemeriksaan dilakukan di trimester pertama.