Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Sebelum waktu persalinan tiba, ada banyak hal yang harus disiapkan. Bukan cuma oleh ibu lho, tapi juga oleh keluarga terutama suami alias sang calon ayah.
ADVERTISEMENT
Persiapan yang matang sangat penting dan dapat memberi rasa tenang. Dan yang kita maksud persiapan ini tidak hanya apa-apa yang terkait dengan kebutuhan si kecil saja seperti biaya persalinan atau baju dan selimutnya lho, Moms! Tapi termasuk juga berbagai hal yang terkait dengan manajemen waktu, urusan rumah tangga, keuangan, relasi Anda berdua sebagai suami-istri hingga hubungan dengan keluarga besar misalnya.
Untuk memudahkan Anda memastikan ayah tahu apa-apa saja yang perlu ia siapkan atau lakukan, berikut kami rangkum 9 di antaranya:
Anda ingin bersalin di rumah, klinik, tempat bidan, rumah sakit bersalin atau rumah sakit umum? Ingin bersalin dengan metode waterbirth atau hypnobirthing? Ingin bersalin didampingi seorang doula? Ingin melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)? Ingin tali plasenta bayi tidak digunting setelah lahir? Ingin mendokumentasikan momen persalinan dengan menyewa jasa foto atau videografer profesional? Ingin tidak dijenguk dulu oleh keluarga dan kerabat sampai Anda merasa benar-benar siap?
ADVERTISEMENT
Apapun rencana persalianan Anda, pastikan calon ayah sudah tahu, menyepakati dan mempersiapkan diri juga untuk menjalankan rencana ini. Bayangkan bila ia tidak tahu dengan pasti dan tidak siap, lantas pada hari H malah jadi tidak mendukung Anda? Bisa-bisa jadi drama!
Lebih baik lagi, bila Anda dan suami sejak sekarang juga menyepakati detil-detil lain setelah bayi lahir. Misalnya, sepakat setelah dari RS akan tinggal atau pulang ke mana, siapa bertugas mengganti popok bayi, siapa yang bangun di malam hari bila bayi menangis dan minta disusui (jika bayi diberi formula), dan siapa yang akan mengurus urusan rumah tangga lainnya.
Setelah sepakat soal rencana persalinan dengan ayah, bila dirasa perlu mintalah ia untuk menyampaikan pada keluarganya juga, Moms. Misalnya menjelaskan kepada orang tua dan saudara-saudaranya bagaimana dan kapan mereka dapat berkunjung, bagaimana Anda ingin menyusui bayi, siapa yang akan memberi si kecil nama dan sebagainya. Dengan begitu, keluarganya akan lebih mudah memahami dan menghargai pilihan Anda.
ADVERTISEMENT
Seringkali, suami lupa menjelaskan hal ini sehingga bisa membuat semua pihak merasa tidak nyaman.
Mebel atau perabot bayi saat ini banyak yang perlu dirakit sendiri. Harganya mungkin lebih murah, tapi artinya perlu disiapkan sebelum bayi lahir lho, Moms! Bila Anda ingin ayah melakukannya, ingatkan ia segera.
Begitu juga bila Anda dan suami menyiapkan kamar tersendiri bagi bayi. Siapkan semuanya sekarang, karena setelah si kecil hadir nanti, Anda dan suami kemungkinan besar akan sibuk dan terlalu lelah untuk melakukannya. Lagipula, bila Ayah hendak mengecat ulang kamar bayi, tentu juga akan butuh waktu untuk menghilangkan baunya.
Membeli car seat atau kursi khusus untuk tempat duduk bayi di dalam mobil sangat penting demi keselamatan si kecil. Banyak orang yang berpikir, bayi lebih aman dipeluk atau dipangku selama perjalanan, padahal ini salah besar, Moms. Sejak perjalanan berkendara pertamanya (misalnya saat pulang ke rumah dari rumah sakit), bayi perlu car seat.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan car seat, dampak cedera akibat terjadinya kecelakaan bisa diminimalisir. Apalagi tubuh si kecil masih rentan. Ia perlu car seat untuk melindungi kepala, leher dan tulang belakangnya dari risiko cedera.
Melakukan diskusi tentang di mana bayi akan tidur juga pada dasarnya adalah diskusi tentang keamanan si kecil sekaligus pengaturan tidur seluruh anggota keluarga hingga sekian tahun ke depan. Bayi, ibu maupun calon ayah perlu dapat beristirahat dengan baik kan, Moms? Itulah kenapa diskusi mengenai hal ini perlu dilakukan sebelum waktu persalinan tiba dan bayi lahir ke dunia.
Kehadiran anggota baru, bisa jadi membuat Anda dan suami tidak sempat bersih-bersih rumah. Jadi bila mau melakukannya, lakukan lah sekarang. Panggil tukang pembersih AC, cuci sofa, sedot debu karpet, menyikat kamar mandi, apa pun yang Anda rasa perlu! Ayah ingin poles mobil? Lakukan sekarang juga, deh!
ADVERTISEMENT
Dengan cara ini, ketika banyak keluarga dan kerabat datang ke rumah menjenguk bayi (dan ibu sedang tak berdaya karena masih dalam masa pemulihan) ayah tidak perlu repot-repot lagi.
Bila selama ini ibu yang memasak di rumah, sebelum bayi lahir sebaiknya ayah menyiapkan stok makanan atau mengisi kulkas setidaknya untuk persediaan 2 minggu. Kalau pun bisa dan mau memasak sendiri, ketika nanti bayi lahir mungkin ayah jadi lebih sibuk, lho!
Bagaimana dengan beli makanan atau jajan? Bisa saja sih, tapi tidak hanya boros mungkin ayah juga akan cepat bosan! Belum lagi masalah kebersihannya. Lebih baik, isi kulkas dan lemari dengan lauk siap saji dan bekukan beberapa masakan yang mudah dihangatkan kembali.
ADVERTISEMENT
Setelah bayi lahir, ibu baru dan ayah harus 'puasa' bercinta untuk beberapa waktu. Kontak fisik antara Anda berdua mungkin juga akan berkurang, karena kesibukan mengurus bayi sekaligus beradaptasi.
Karena itu, manfaatkanlah waktu sebaik mungkin. Bila perlu, minta ayah merancang perjalanan babymoon ke satu destinasi romantis, Moms! Tapi bila dana terbatas, coba saja mengahabiskan lebih banyak waktu berdua.
Seperti juga ibu, ayah pun perlu meluangkan waktu untuk bertemu dan ngumpul dengan teman-temannya sebelum bayi lahir. Terutama dengan teman-teman yang masih dan atau belum memiliki anak.
Ayah bisa menceritakan rencana persalianan atau memberi tahu teman-teman bahwa mungkin akan ada hal-hal yang berubah namun pastikan teman-temannya tahu bagaimana kehadiran mereka tetap penting untuknya. Karena sebagai orang tua, suami (dan Anda juga) pada akhirnya akan membutuhkan teman-teman di dalam hidup kan, Moms?
ADVERTISEMENT