Ahli Gizi: Kenyang Bukan Patokan Gizi Anak Sudah Terpenuhi

21 Desember 2019 20:01 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter Gizi Diana Suganda di acara Moms Mingle Frisian Flag bersama kumparanMOM. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dokter Gizi Diana Suganda di acara Moms Mingle Frisian Flag bersama kumparanMOM. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anak mau makan banyak dan kenyang. Bila hal ini terjadi, apakah Anda sudah merasa puas dan tenang, Moms?
ADVERTISEMENT
Tapi tunggu dulu! Ternyata, makan banyak atau kenyang bukan patokan kebutuhan gizi anak sudah terpenuhi.
Ya Moms, gizi anak dikatakan sudah tercukupi bila segala jenis nutrisinya yang dikonsumsinya sudah memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh atau seimbang.
Demikian menurut dokter spesialis gizi klinik, dr. Diana F. Suganda, M. Kes, SpGK dalam acara Moms Mingle kumparanMOM bersama Frisian Flag dengan tema "Belajar Seru Tentang Gizi" yang diselenggarakan di Hotel Mercure Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12).
"Patokannya jangan kenyang aja. Tapi harus cukup gizinya, mencukupi kebutuhan anak. Makan itu enggak harus banyak tapi kualitasnya. Ini selama ini masih diabaikan," ujar dr Diana.
Suasana di acara Moms Mingle Frisian Flag bersama kumparanMOM. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Jadi pada setiap sesi anak makan, menurut dr Diana di dalam piring anak sudah mencakup protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral, Moms. Jenis protein yang dibutuhkan oleh anak, kata dr. Diana terbagi pada dua jenis yaitu protein hewani dan protein nabati.
ADVERTISEMENT
dr Diana juga berpesan, pemberian protein hewani untuk anak sebaiknya lebih banyak dibandingkan dengan protein nabati.
"Protein merupakan protein makronutrien penting untuk tumbuh kembang anak. Protein hewani harus lebih banyak dari nabati. Karena protein hewani mengandung lebih tinggi vitamin B12, vitamin D dan DHA, zat besi, dan zinc," kata dr Diana.
Ilustrasi sumber protein Foto: Shutterstock
Protein hewani dapat diperoleh dari ikan, daging, unggas, produk susu, telur, daging sapi, dan kambing. Sedangkan protein nabati berasal dari Sedangkan protein nabati bisa didapat dari kacang-kacangan seperti tempe, tahu, kacang merah atau kacang polong.
Berdasarkan tabel AKG yang dirilis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang AKG yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia, anak usia 6-11 bulan membutuhkan sebanyak 15 gram protein. Usia 1-3 tahun sebanyak 20 gram, 4-6 tahun 25 gram dan usia 7-9 tahun sebanyak 40 gram.
anak makan Foto: Shutterstock
Untuk mencegah kekurangan protein pada anak, berikan ia makan secara teratur sebanyak 3 kali makan utama dan 2 kali selingan sehat. Setiap kali makan dilengkapi dengan jumlah protein yang sesuai kelompok usia, perkenalkan berbagai jenis dan macam protein sejak MPASI.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana caranya agar anak suka atau semangat mengkonsumsi protein?
dr Diana menyarankan orang tua agar menjadi role model atau contoh. Usahakan untuk makan bersama keluarga di meja makan, variasikan menu makanan setiap hari, sajikan makanan dengan penuh cinta, sabar dan tidak memaksa.