Alasan Anak di Bawah 2 Tahun Sebaiknya Tidak Diberi Gadget

26 Desember 2019 16:37 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi balita makan sambil nonton lewat gadget. Foto: Shuter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi balita makan sambil nonton lewat gadget. Foto: Shuter Stock
ADVERTISEMENT
Apakah Anda termasuk orang tua yang sering memberikan gadget kepada anak supaya tidak rewel, Moms? Jika ya, sebaiknya Anda pertimbangkan ulang hal itu.
ADVERTISEMENT
Memberikan gadget terlalu sering pada anak bisa berdampak buruk pada perkembangannya. Pada anak di bawah 2 tahun, pemberian gadget bahkan tidak disarankan karena bisa berdampak buruk. Salah satunya berisiko membuat anak balita mengalami speech delay atau keterlambatan berbicara.
“Anak usia di bawah 18 bulan para ahli menyarankan tidak usah diberikan. Untuk fungsi edukatif dan rekreatif, seperti nonton dan main game para ahli menyarankan mulai usia 2 tahun ke atas. Di bawah usia itu harus dipakai dengan orang tua misalnya untuk video call,” jelas Anna Surti Ariani, Psikolog Anak yang praktik di Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Aktivis sekaligus pemerhati Pendidikan Anak Usia Dini, Elisa Kasali, juga mengatakan bahwa usia tersebut adalah masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil.
Balita main gadget. Foto: Shutterstock
Maka dari itu, di usia itu sebisa mungkin orang tua tidak memberikan gadget kepada anak. Anak di usia 2 tahun ke bawah membutuhkan perhatian khusus, sentuhan orang tua, dan kontak mata antara orang tua dan anak, bukan gadget.
ADVERTISEMENT
"Pasti sangat berpengaruh kepada hubungan personal (antara orang tua dan anak). Ketika sentuhan tidak ada, maka di dalam keseharian anak itu tidak ada sentuhan. Dia hanya melihat seseorang itu sebagai individu tidak ada lagi hubungan," kata Elisa Kasali ditemui di fX Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Istri dari Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rhenald Kasali ini pun melanjutkan, anak sebenarnya tak membutuhkan mainan yang harganya selangit alias mahal. Ketika ia menangis atau rewel, ia hanya membutuhkan kehadiran seseorang yang ditunggu, yaitu orang tuanya. Sebaliknya, jika orang tua malah memberikan gadget kepada anak ketika menangis atau rewel--meski si kecil akan diam, namun sebenarnya hal itu menghambat perkembangannya.
ADVERTISEMENT
"Jadi, belum saatnya dia kenal gadget itu, (orang tua) sudah berikan. Sehingga tidak ada interaksi, 'kan tidak bisa bicara gadget itu.Padahal yang dibutuhkan di usia itu adalah bagaimana komunikasi orang tua, bagaimana orang tua bicara walaupun tidak dijawab sama anak, tapi suara itulah yang membuat dia belajar tentang sesuatu pada hari itu," jelasnya.
Ilustrasi balita makan sambil nonton lewat gadget. Foto: Shuter Stock
Elisa menyarankan, anak dapat diberikan gadget kalau ia sudah mengerti tentang sebab-akibat dari gadget itu sendiri. Tak hanya itu, peran orang tua juga sangat penting dalam hal ini. Ya, ketika sedang bersama anak, orang tua diharapkan untuk tidak menggunakan gadget. Karena jika Anda tetap asyik sendiri dengan gadget, sementara anak main sendiri, kemungkinan besar akan banyak kesempatan emas yang Anda lewatkan bersama si kecil.
ADVERTISEMENT
"Padahal dalam kehidupan ini banyak sekali kesempatan yang dapat diraih, seperti berinteraksi dengan orang lain, dia berbeda pendapat dengan orang lain, berdiskusi dengan orang lain, bermain dengan orang lain, berbagi dengan orang lain, dan banyak sekali," ucap Elisa Kasali.
Namun, jika orang tua bisa menghentikan penggunaan gadget untuk sementara waktu saat bersama anak, hal ini diharapkan dapat mengurangi kebiasaan buruk tersebut. Ingat, Moms, anak adalah peniru ulung dan orang tua adalah panutan atau role model baginya.