Anak Batuk, Kapan Perlu ke Dokter?

2 Juli 2022 13:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak batuk. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak batuk. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Batuk merupakan salah satu penyakit yang umum dialami anak. Penyakit tersebut biasanya bisa disebabkan oleh virus atau kuman yang masuk ke tubuh si kecil. Selain itu, batuk pada anak juga dapat disebabkan oleh alergi, asma, hingga refluks asam.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang tua mungkin memilih untuk mengobati batuk pada anak dengan cara alternatif di rumah, seperti memberikan air hangat dan bahan-bahan herbal, mengusapkan minyak kayu putih di area leher dan dada, dan menyalakan humidifier untuk menjaga udara tetap lembap.
Namun terkadang, beberapa cara alternatif tersebut belum tentu dapat menyembuhkan batuk si kecil. Dikutip dari VeryWell Family, berikut beberapa jenis batuk yang perlu dipahami orang tua, sehingga tahu kapan perlu membawa si kecil ke dokter.

Kapan Perlu Memeriksakan Anak ke Dokter saat Batuk?

Ilustrasi anak batuk. Foto: Shutterstock
Ada beberapa kondisi yang menjadi tanda bahwa batuk anak menjadi parah, yaitu anak jadi demam, bibir membiru, sulit tidur, sulit bernapas, kehilangan nafsu makan, sakit telinga, dan sakit kepala. Namun, kondisi tersebut mungkin bisa berbeda sesuai dengan jenis batuk yang dialami anak.
ADVERTISEMENT
Ada pun jenis-jenis batuk yang umum dialami anak sekaligus tanda keparahannya yaitu sebagai berikut.
1. Batuk Sering dan Persisten
Jika anak batuk lebih dari lima menit dan terjadi beberapa kali dalam waktu lebih dari dua jam, Anda perlu waspada, Moms. Batuk tersebut bisa jadi disebabkan oleh iritasi dan lendir di tenggorokan, dan bisa juga menjadi tanda gangguan pernapasan. Segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan pernapasan, seperti inhaler atau nebulizer.
2. Batuk Pendek dan Cepat (Rejan)
Batuk rejan atau pertusis merupakan batuk yang umum dialami oleh anak di bawah usia 1 tahun. Batuk ini ditandai dengan batuk cepat disertai dengan napas berbunyi. Namun, bayi yang mengalami ini juga bisa tidak mengeluarkan batuk, tetapi mengalami henti napas singkat (apnea) dan kulit membiru (sianosis). Segera periksakan si kecil ke dokter jika ia memperlihatkan gejala tersebut.
ADVERTISEMENT
3. Batuk Berdahak
Ilustrasi anak batuk pilek. Foto: Shutterstock
Batuk berdahak ditandai dengan keluarnya lendir atau dahak kental berwarna kuning kehijauan saat anak batuk. Batuk jenis ini bisa menjadi salah satu gejala flu juga.
Namun, jika batuk berdahak terjadi disertai pilek lebih dari satu minggu dan napas anak menjadi lebih cepat dari biasanya, bisa jadi itu merupakan gejala pneumonia. Konsultasikan ke dokter jika anak mengalami hal tersebut untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
4. Batuk Kering
Berbeda dari batuk berdahak, batuk kering tidak menghasilkan lendir, tapi membuat tenggorokan terasa sakit saat batuk. Kondisi ini biasanya terjadi pada malam hari dan memburuk saat anak sedang beraktivitas. Segera periksakan si kecil ke dokter jika batuknya mulai mengganggu tidur dan aktivitas hariannya.
ADVERTISEMENT
5. Batuk Mengi
Batuk mengi merupakan kondisi batuk disertai dengan napas berat dan terkadang berbunyi. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak yang memiliki riwayat asma. Namun, jika anak Anda sebelumnya tidak pernah asma, segera periksakan si kecil ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.