Ayah Juga Bisa Alami Depresi Postpartum, Apa yang Harus Dilakukan?

23 November 2019 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ayah dan bayi baru lahir - POTRAIT Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ayah dan bayi baru lahir - POTRAIT Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ketika si kecil lahir ke dunia, suami Anda tentu bahagia karena kini resmi menyandang status ayah. Setuju, Moms?
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tidak semua pria akan merasakan hal itu, sebab beberapa ayah juga ada yang mengalami depresi postpartum (PPD) atau depresi pascamelahirkan.
Contohnya adalah Geraldo Oryza dari Komunitas Bapak Rangkul, bercerita bahwa dirinya harus menghadapi PPD selama 4 tahun sejak ia memiliki anak pertama dan kedua.
"Saya mengalami PPD ini sampai 4 tahun lamanya sampai tahun 2015. Lalu sejak saya mengetahui tanda-tandanya, saya menjadi lebih tertutup. Saya selalu marah karena tidak tahan dengan tangisan bayi. Saya juga merasa tidak bisa bercerita. Tapi istri terus support sampai menemukan metode self-healing untuk menanggulanginya," ujar Aldo kepada kumparanMOM usai acara talkshow, "Bangga Menjadi Ayah Rumah Tangga" di Jakarta beberapa waktu lalu.
ilustrasi ayah dan bayi baru lahir Foto: shutterstock
Ia mengatakan, memang tidak mudah untuk melewati masa-masa sulit itu, tapi karena dukungan dari sang istri, pria yang akrab disapa Aldo ini berhasil menanganinya. Oleh sebab itu, Aldo juga menyarankan bagi para ayah di luar sana, agar menemui pihak profesional jika mengalami gejala PPD.
ADVERTISEMENT
Dari cerita Aldo, peran istri tentu begitu penting membantunya melewati masa-masa itu. Lantas, seperti apa dukungan yang bisa kita lakukan untuk suami? Nah melansir dari Fatherly, berikut caranya:
Ajak terapi bicara
Para ayah mungkin merasa kesulitan untuk mengungkapkan isi hatinya, sebab menurutnya perasan tak selalu harus dibicarakan. Anda bisa menawarkan diri padanya, untuk bisa bercerita apa saja tentang yang ia rasakan saat ini. Jadilah pendengar yang baik dan berikan respon yang baik pula. Hindari respon-respon menghakimi atau membuatnya semakin tidak nyaman.
Setelah itu, ajaklah ia secara baik-baik untuk menemui psikolog, demi membantunya membicarakan masalah dan perasaan buruk yang dihadapinya, yang mungkin tak bisa bila hanya oleh Anda. Dengan begitu, mungkin ia menemukan perspektif baru untuk membantunya melewati masa-masa sulit.
Ayah dan bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Jadikan anak sebuah resolusi
ADVERTISEMENT
Bila suami Anda adalah orang yang cuek terhadap kesehatan atau gaya hidupnya, mungkin Anda bisa memberikan perspektif baru bahwa dengan si kecil lahir ke dunia, maka akan menciptakan peluang baru untuknya bisa merawat diri. Misalnya pola makannya lebih teratur, memiliki teman bermain dan jalan-jalan, dan banyak hal menyenangkan lainnya yang bisa dilakukan bersama.
Berobat
Cobalah untuk mengajaknya menemui psikiater, bila gejala depresi postpartumnya semakin parah. Jika tidak, kemungkinan ia akan melakukan hal-hal buruk seperti beralih pada minum-minuman keras, Moms.
Ilustrasi ayah mengadzani bayi baru lahir. Foto: shutterstock
Ajak untuk ikut komunitas
Mintalah ia untuk membaca banyak artikel terkait PPD pada ayah. Sebab dari sana, mungkin Anda dan suami bisa menemukan komunitas para ayah yang mengalami hal yang sama.
ADVERTISEMENT
Atau Anda bisa menyarankannya untuk mengikuti berbagai komunitas parenting khusus ayah seperti Bapak Rangkul, untuk berbagi informasi pengasuhan anak dari kacamata sesama pria. Hal itu bagus untuk membuat dirinya mendapat saran dan melewati masa-masa depresinya.
Tentu kesabaran Anda di sini juga akan diuji. Tetap semangat dan aja berdiskusi suami secara baik-baik ya, Moms. Sebab jika tidak tertangani, itu akan berpengaruh terhadap dirinya sendiri, Anda, dan si kecil.