Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Telur memang merupakan salah satu bahan makanan padat gizi yang bisa kita berikan pada anak , juga balita . Tidak hanya mengandung protein hewani, vitamin dan mineral yang tinggi, telur juga mudah didapat dan bisa diolah jadi berbagai masakan favorit keluarga. Meski begitu, tetap waspada ya, Moms! Bila disajikan mentah atau setengah matang, telur justru dapat berbahaya bagi balita.
ADVERTISEMENT
Apa bahayanya? Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telur utuh dapat mengandung bakteri yang disebut salmonella. Bakteri ini bisa menyebabkan kita mengalami keracunan makanan yang disebut salmonellosis.
Meski bisa menyerang semua orang, ibu hamil, lansia dan balita memiliki kecenderungan 4 kali lebih berisiko mengalami keracunan ini. Balita yang mengalami salmonellosis bisa mengalami dehidrasi, demam, muntah hingga diare disertai darah. Jadi jelas harus dihindari! Apalagi, gejala salmonellosis tidak langsung tampak setelah telur dikonsumsi.
Dijelaskan dalam laman IDAI, gejala salmonellosis umumnya baru timbul 12-72 jam setelah mengonsumsi telur mentah, telur setangah matang atau olahan yang mengandung telur belum matang. Misalnya, homemade mayonnaise, mousse, tiramisu dan lainnya. Jika tidak segera mendapat pertolongan, keselamatan jiwa balita Anda jadi taruhannya.
ADVERTISEMENT
Karena itu sekali lagi, hindari memberi anak balita apalagi bayi telur mentah atau setengah matang ya, Moms!