Bahaya Tidur Sering Mendengkur pada Anak

18 Agustus 2018 10:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Tidur (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Tidur (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Mendengkur saat tidur umumnya terjadi pada orang dewasa. Tapi rupanya, mendengkur juga banyak dijumpai pada anak-anak. Sama seperti orang dewasa, mendengkur pada anak juga sama-sama berhubungan dengan masalah saluran pernapasan, Moms.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berdasarkan frekuensi dengkuran, mendengkur pada anak dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu Occasional Snoring atau mendengkur sesekali saja yakni frekuensi mendengkur kurang dari 3x per minggu dan Habitual Snoring atau sering mendengkur atau frekuensi mendengkur sebanyak 3x dalam seminggu..
Anak yang masuk dalam tahap Habitual Snoring, ia kemungkinan juga mengalami Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS).
OSAS merupakan suatu sindrom klinis atau kumpulan gejala akibat adanya sumbatan parsial atau sumbatan komplet pada saluran napas bagian atas, yang menyebabkan henti napas bagian atas atau berkurangnya aliran napas saat tidur.
Jumlah henti napas atau berkurangnya aliran napas selama tidur satu jam, dinyatakan dalam Apnea Hipopnea Index (AHI). Jika anak Anda memiliki AHI lebih dari 5, maka anak Anda masuk dalam kategori OSAS. Faktor risiko utama penyebabnya adalah pembesaran kelenjar tonsil/amandel dan adenoid. Penyakit yang berhubungan dengan alergi, seperti rhinitis alergi, asma, dan sinusitis juga diketahui berkorelasi dengan OSAS.
ADVERTISEMENT
Anak yang menderita OSAS, terutama yang berat, akan mengalami beberapa gejala pada siang dan malam hari, Moms. Pada malam hari, anak akan tidur dengan mulut terbuka, mendengkur, dan sering kali mengalami henti napas. Akibatnya ia tidur tidak nyenyak dan sering terbangun.
Lantas bagaimana cara mengobatinya, Moms?
Anak tidur terlentang (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anak tidur terlentang (Foto: Pixabay)
Penanganan pada OSAS sendiri harus dilihat dokter apa yang menjadi penyebab utama terjadinya OSAS, karena kebanyakan terjadi akibat pembesaran amandel, maka tindakan utamanya adalah dengan mengoperasi pembengkakkan amandel itu sendiri. Penyakit lainnya seperti asma dan alergi juga harus ditangani secara tepat, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Adapun gangguan anak yang susah tidur dan sering terbangun bisa menimbulkan efek yang tidak menenangkan di siang harinya, Moms. Seperti susah fokus belajar, mengalami gangguan kognitif, penurunan prestasi di kelas, dan mudah marah adalah beberapa di antaranya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Sebelumnya, coba perhatikan termasuk apakah frekuensi dengkuran yang mana? Bila perlu, rekamlah saat anak mendengkur dan ditunjukan ke dokter. Dengan begitu akan memudahkan dokter mengidentifikasinya.