Benarkah ASI Bisa Sebabkan Bayi Terkena Infeksi?

11 November 2019 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi bayi menikmati ASI Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi bayi menikmati ASI Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para ahli kesehatan percaya bahwa ASI adalah pilihan nutrisi terbaik untuk bayi. Tetapi tetap saja ada banyak hal yang bisa membuat ibu ragu untuk menyusui.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, soal infeksi. Pernahkah Anda dengar bahwa ASI bisa menyebabkan bayi terinfeksi, Moms? Bila pernah, jangan cepat percaya. Pahami dulu lebih dalam mengenai hal ini.
Faktanya, sistem kekebalan tubuh pada bayi saat lahir memang masih sangat terbatas dan akan berkembang sesuai dengan meningkatnya paparan mikroorganisme di dalam saluran cernanya. Inilah kenapa, bayi rentan sakit akibat terkena infeksi.
ilustrasi ibu menyusui Foto: Shutterstock
Namun, ASI tidak menyebabkan bayi terkena infeksi. Sebaliknya, sejumlah organisasi kesehatan - termasuk American Academy of Pediatrics (AAP), American Medical Association (AMA), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan menyusui sebagai pilihan terbaik untuk bayi karena dapat mencegah alergi, melindungi bayi dari sejumlah kondisi kronis dan membantu si kecil mempertahankan diri melawan infeksi secara efektif.
ADVERTISEMENT
Kenapa bisa begitu?
Dilansir Kids Health, Elana Pearl Ben-Joseph, MD, seorang dokter anak dan konsultan medis di Pusat Nemours untuk Inovasi Pelayanan Kesehatan, AI DuPont Hospital for Children, Delaware, AS, ini karena ada banyak faktor perlindungan yang ada di dalam ASI, Moms.
Di antaranya antibodi IgA sekretori (sIgA). Saat ibu menyusui si kecil, IgA sekretori akan berpengaruh terhadap paparan mikroorganisme pada saluran cerna bayi dan membatasi masuknya bakteri ke dalam aliran darah melalui mukosa (dinding) saluran cerna.
Ilustrasi ASI yang kaya antibodi berguna untuk bayi Foto: Shutterstock
Hal ini juga dijelaskan dalam buku Bedah ASI yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Disebutkan bahwa efektivitas ASI dalam mengendalikan infeksi telah dibuktikan melalui penelitian oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menunjukkan bahwa pemberian ASI sampai usia 2 tahun dapat menurunkan angka kematian anak akibat penyakit diare dan infeksi saluran napas akut.  
ADVERTISEMENT
Penelitian lain juga menunjukkan berkurangnya kejadian beberapa penyakit spesifik pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat susu formula, Moms.
Berbagai penelitian juga melaporkan bahwa ASI dapat mengurangi kejadian dan beratnya penyakit diare, infeksi saluran napas, radang telinga tengah (otitis media), radang selaput otak (meningitis), infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran cerna yang disertai kematian jaringan (enterokolitis nekrotikan). 
Tidak hanya itu, ASI diketahui mengandung antibodi terhadap berbagai jenis virus, antara lain  poliovorus, coxsakievirus, echovirus, influenza virus, reovirus, respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus dan rhinovirus. Dengan kata lain, ASI mampu menghambat pertumbuhan virus-virus tersebut. 
Lantas, bagaimana bila ibu yang mengalami infeksi? Apakah mungkin ASI membawa penyakit infeksi dari tubuh ibu kepada bayi?
Infeksi yang dialami ibu tak lantas menulari bayi dari ASI. Foto: Shutterstock
Memang, beberapa  virus ( antara lain HIV1, human T-limfofotrophic virus I/HTLV-I, CMV) dapat ditransmisi melalui ASI sehingga dapat menyebabkan infeksi pada bayi. Meskipun jarang, bakteri Streptococcus grup B dilaporkan dapat menginfeksi bayi melalui ASI.
ADVERTISEMENT
Walaupun demikian, menyusui jarang menjadi kontra-indikasi saat ibu mengalami infeksi. Beberapa penyakit ibu dengan gejala demam (misalnya payudara membengkak, peradangan pembuluh darah, dan infeksi saluran kemih pun bukan merupakan alasan untuk memisahkan bayi dari ibunya atau menghentikan pemberian ASI.
ilustrasi ibu menyusui dengan dokter atau konselor laktasi Foto: Shutterstock
Demikian juga dengan infeksi bakteri pada ibu, jarang yang mengakibatkan penularan infeksi melalui ASI kepada bayi. Jadi segala keputusan tentang kemungkinan infeksi pada bayi harus mempertimbangkan keuntungan ASI dan kerugian risiko penularan penyakit.
Artinya bila khawatir kondisi kesehatan Anda berisiko membuat bayi tertular melalui ASI, segeralah diskusikan dengan dokter atau konselor menyusui. Sebelum ada pertimbangan yang matang bersama dokter atau konselor menyusui, jangan biarkan kekhawatiran Anda membuat si kecil kehilangan manfaat dari ASI.
ADVERTISEMENT