Benarkah Bayi Lebih Cepat Kedinginan?

1 Juli 2018 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi memakai topi kelinci.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi memakai topi kelinci. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Anda tentu sering melihat bayi yang diberi pakaian lengkap berlapis, sarung tangan, kaus kaki, selimut juga topi kan, Moms? Atau justru Anda sendiri kerap mendadani bayi Anda seperti ini untuk mencegah si kecil tidak kedinginan?
ADVERTISEMENT
Memang, ini adalah pemandangan umum di negeri kita meskipun Indonesia merupakan negara tropis. Orang tua merasa perlu memberi kehangatan lebih pada bayinya agar bayi tidak jatuh sakit atau minimal 'masuk angin'.
Tidak hanya pakaian, banyak juga yang merasa perlu untuk membaluri tubuh hingga rambut bayi dengan minyak penghangat. Entah itu minyak telon atau minyak kayu putih. Padahal, berbagai usaha ini justru bisa membuat bayi kepanasan dan merugikan kesehatannya.
Kenapa begitu? Ya, Moms. Saat kepanasan bayi akan mengeluarkan keringat lebih banyak sehingga kehilangan banyak air dengan kandungan garam di dalam tubuhnya. Akibatnya, bayi lebih mudah haus dan badannya melemah sehingga justru mudah terkena infeksi atau sakit.
Tapi bukankah tubuh bayi lebih cepat merasa kedinginan? Tidak juga! Tubuh manusia (termasuk bayi), punya dua jenis jaringan lemak yang merupakan simpanan kelebihan lemak dalam darah.
ADVERTISEMENT
Jaringan lemak yang menyimpan lemak dalam selnya, dan tersebar di seluruh tubuh dan jaringan lemak cokelat yang pada bayi terutama ada di jaringan bawah kulit leher dan punggung. Seiring dengan bertambahnya usia, jaringan lemak cokelat akan semakin berkurang dan menyusut hingga hanya tertinggal sedikit pada saat mencapai usia dewasa.
Ilustrasi bayi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi. (Foto: Thinkstock)
Jaringan lemak ini istimewa lho, Moms. Dia bisa membuang kelebihan energi, misalnya akibat makan berlebihan, dengan membakarnya menjadi panas. Tidak hanya itu, selnya dapat menyimpan sampai 40% lemak bayi. Bahkan, kenaikan suhu tubuh oleh jaringan ini bisa mencapai tiga kali lipat lebih besar dibandingkan kenaikan suhu yang disebabkan aktivitas olahraga oleh orang dewasa.
Artinya, bayi tidak mudah kedinginan berkat jaringan lemak cokelat yang dimilikinya. Sebaliknya, bayi justru cenderung mudah kepanasan diibandingkan dengan orang dewasa. Itu sebabnya, meski berada di ruang ber-AC bayi belum tentu kedinginan.
Ilustrasi minyak telon  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak telon (Foto: Thinkstock)
Karena itu bersikap bijaklah dalam memberikan pakaian pada bayi. Tidak mau kan, si kecil sampai kepanasan bahkan mengalami dehidrasi karena salah Anda dandani? Selain itu, ingatlah bahwa bayi tidak perlu pakai sarung tangan, Moms.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya Anda juga mendiskusikan terlebih dulu pada bidan atau dokter bila ingin memberi si kecil minyak penghangat. Karena bisa saja, minyak-minyakan yang Anda berikan justru tidak ramah untuk kulit bayi, memberi efek panas pada tubuhnya atau membuat bayi mengalami alergi!