news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Benarkah Nadiem Makarim akan Hapus Ujian Nasional? Cek di Sini, Moms!

4 Desember 2019 10:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud Nadiem Makarim memberikan sambutan pada puncak peringatan HUT Ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.  Foto:  ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud Nadiem Makarim memberikan sambutan pada puncak peringatan HUT Ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang. Foto: ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
ADVERTISEMENT
Wacana penghapusan Ujian Nasional (UN) kembali mencuat di era kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Ia pun membenarkan rencana tersebut. Saat ini penghapusan UN dari sistem pendidikan masih dalam tahap pengkajian.
ADVERTISEMENT
"Sedang dikaji masih didalami tim, ditunggu ya, karena enggak makan waktu terlalu lama. Baru minggu lalu kan tahap assesment, tahap mengevaluasi. Jadi ya belum siap, belum kita siapkan, kata Nadiem di Kemendikbud, Sabtu (30/11).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat dengan Komisi X DPR. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Penghapusan UN, kata Nadiem, dilakukan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, Moms. Selama ini keberadaan Ujian Nasional hanya dijadikan sebagai target penentu kelulusan. Bukan untuk mengasah keterampilan belajar.
"Jadi semacamnya prinsipnya, bukan wacana menghapus-hapus, ini juga wacana memperbaiki esensi dari UN itu sebenarnya apa, untuk menilai prestasi murid atau menilai prestasi sistem," katanya.
Kemungkinan penghapusan Ujian Nasional ini belum terjadi dalam waktu dekat. Sehingga Nadiem memastikan di tahun 2020 nanti UN masih akan dilaksanakan.
"Ya sudah pasti 2020 kan masih akan jalan UN, cuma sudah kami umumkan biar tenang, sebenarnya ini keputusan untuk tahun berikutnya," katanya.
Ilustrasi anak belajar di sekolah Foto: Shutterstock
Praktisi Pendidikan yang juga Direktur Pendidikan Kembang , Lestia Primayanti, setuju dengan rencana Nadiem tersebut, Moms. Ia sangat mendukung keputusan pendiri Gojek untuk menghapus UN dari sistem pendidikan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya setuju ujian nasional itu dihapus supaya belajarnya di sekolah itu enggak bertujuan untuk lulus ujian. Tapi benar-benar belajar mengusai keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan," ujar Lestia kepada kumparanMOM, Selasa (3/12).
Menurut Lestia, tidak ada manfaat yang terlalu dirasakan anak dari ikut Ujian Nasional. Ia melihat UN hanya sebagai ajang memperoleh nilai tertinggi bukan untuk memperoleh ilmu.
"Mau enggak mau kalau ada ujian, walaupun enggak jadi penentu kelulusan, tapi masih jadi target sekolah untuk dapat peringkat baik dan seterusnya. Mau enggak mau orang dewasa di sekitar anak-anak itu hanya akan berusaha anak-anak agar nilainya tinggi. Ini enggak ada manfaat jangka panjangnya buat anak. Manfaatnya cuma anak dapat nilai tinggi aja. Nah supaya lebih belajarnya kembali ke hak belajar memang sebaiknya sih UN ditiadakan," katanya.
Ilustrasi anak Sekolah Dasar Foto: Shutterstock
Untuk menentukan kelulusan anak, kata Lestia, sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh sekolah, Moms. Ujian bukanlah satu-satunya cara untuk menentukan lulus atau tidaknya anak dari sebuah sekolah.
ADVERTISEMENT
"Setiap sekolah sudah bisa menentukan kelulusan muridnya sendiri ya. Jadi, silahkan saja masing-masing sekolah menentukan bagaimana cara meluluskan anak-anak di sekolahnya. Saya enggak melihat ada teori yang kuat hingga ujian itu wajib ada. Saya enggak tahu mungkin ada ahli yang lebih paham soal itu. Jadi masalah ada atau tidaknya itu tinggal itikad baik penentu kebijakan aja," katanya.
Ilustrasi anak sekolah Foto: Pixabay
Sama seperti Lestia, Ikatan Guru Indonesia pun mendukung rencana Nadiem tersebut, Moms. Alasannya, penentuan lulus atau tidaknya siswa hendaknya dinilai sejak seorang murid pertama kali masuk sekolah, bukannya dari nilai UN.
"Seharusnya Ujian Nasional dihapuskan saja. Penentuan kelulusan dilakukan berdasarkan portofolio siswa sejak dia pertama masuk hingga dia dinyatakan selesai itu berlaku untuk siswa SD SMP SMA dan khusus untuk SMK berdasarkan penguasaannya pada keahlian yang dipilih jadi tidak perlu yang namanya ujian nasional," ujar ketua IGI, Muhammad Ramli Rahim.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, bagaimana pendapat Anda? Setuju atau tidak Ujian Nasional dihapus?