3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Berapa Jarak Kehamilan Ideal Menurut Ahli?

29 Agustus 2022 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan yang rencanakan kehamilan lagi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan yang rencanakan kehamilan lagi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan saat ingin menambah momongan, salah satunya menentukan jarak kehamilan yang tepat. Ya Moms, jarak waktu antarkehamilan memiliki pengaruh tersendiri bagi kesehatan ibu, baik dari segi fisik maupun mental. Selain itu, jarak kehamilan yang terlalu cepat juga dapat menimbulkan dampak negatif pada kondisi janin dan kehamilan secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Lantas, berapa jarak kehamilan ideal yang perlu dipahami? Simak penjelasan berikut ini sebagaimana dikutip dari Healthline.

Berapa Lama Jarak Kehamilan yang Ideal?

Ilustrasi positif hamil Foto: Shutterstock
Berdasarkan temuan penelitian, banyak ahli yang menyarankan waktu optimal minimal antara melahirkan dan hamil lagi adalah 18 bulan, dengan kisaran 12 – 24 bulan. Namun, tak sedikit para ahli yang lebih setuju jarak kehamilan yang ideal adalah minimal 18 – 24 bulan.
Menurut Kecia Gaither, MD., obgyn bersertifikasi sekaligus direktur layanan perinatal di NYC Health Hospitals, waktu terbaik untuk hamil lagi adalah 18 – 24 bulan setelah melahirkan.
“Interval antarkehamilan yang lebih pendek kurang dari 18 bulan dikaitkan dengan peningkatan insiden kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah,” jelas. Dr. Gaither.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, sebuah studi pada tahun 2018 menemukan bahwa jarak kehamilan yang kurang dari 12 bulan dapat meningkatkan risiko penyakit, kematian, dan persalinan prematur spontan. Hasil dari penelitian ini juga mencatat beberapa faktor yang menyebabkan kejadian itu, salah satunya usia ibu yang mengandung.
Selain itu, melahirkan yang sebelumnya menggunakan metode operasi caesar, dr. Gaither menyebut bahwa interval antarkehamilan yang pendek dapat meningkatan risiko komplikasi bekas luka, seperti sayatan terbuka lagi atau ruptur uteri.
“Kelahiran caesar melemahkan dinding rahim, dan dengan interval kehamilan yang pendek, ada penyembuhan bekas luka yang tidak lengkap, dan dengan demikian meningkatkan risiko dehiscence atau ruptur uteri,” ungkapnya.
Menurut dr. Gaither, komplikasi lain yang mungkin dialami ibu jika jarak kehamilannya terlalu dekat yaitu komplikasi plasenta. Selain itu, ibu mungkin juga akan mengalami dampak negatif lain, seperti penambahan berat badan, mengalami perubahan dari segi emosional, dan lebih lelah secara fisik karena harus merawat dua bayi.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, dapat disimpulkan bahwa jarak ideal antara melahirkan dan hamil lagi adalah minimal 18 – 24 bulan. Tak hanya sekadar untuk menghindari komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi, jarak tersebut juga membuat ibu jadi lebih mudah untuk bonding dengan anak pertama.