Berapa Jumlah Kafein yang Aman Dikonsumsi Ibu Menyusui?

18 Desember 2019 11:31 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
menyusui - POTRAIT Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
menyusui - POTRAIT Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ibu yang terbiasa mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh, minuman ringan, minuman berenergi, atau minuman bersoda sebaiknya perlu mengubah pola kebiasaan itu ketika menyusui. Pasalnya, jumlah kafein berlebih dalam minuman tersebut dapat berpengaruh terhadap ASI Anda. Hal tersebut juga berisiko membuat si kecil mudah rewel, gelisah dan sulit tidur.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, bukan berarti ibu menyusui tidak boleh mengonsumsi kafein sama sekali. Ya Moms, Anda tetap boleh mengonsumsi minuman berkafein, hanya saja jumlahnya dibatasi.
Ibu yang Menyusui Minum Kopi Foto: Shutter Stock
Menurut Konselor Menyusui F.B Monika, secara umum ibu menyusui dapat mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang yaitu sebanyak 300-750 mg/hari. Dalam laman American Academy of Pediatrics (AAP) juga menyatakan hal yang sama, Moms.
Satu cangkir kopi dapat mengandung sebanyak 100 mg kafein, satu cangkir teh dapat mengandung 50 mg kafein, dan satu kaleng minuman bersoda dapat mengandung 40 mg kafein. Itu artinya ibu menyusui dapat menikmati beberapa gelas atau cangkir minuman yang mengandung kafein, Moms.
Konsumsi kafein 400 mg sehari Foto: thinkstock
Bayi dapat menunjukkan gejala-gejala terstimulasi kafein bila Anda mengonsumsi kafein berlebihan yaitu lebih dari 750 mg/hari. Gejala-gejala tersebut antara lain bayi jadi sangat aktif, terjaga, tidak tidur dalam jangka waktu lama, dan sangat rewel. Sebagai solusinya, ibu dapat mencoba mengurangi asupan kafein atau menghentikannya, lalu lihat perubahan gejala pada bayi seminggu setelahnya, Moms.
ADVERTISEMENT
Tapi, mitos bahwa kafein dapat menurunkan produksi ASI adalah tidak benar. Kemungkinan yang terjadi adalah adanya kafein di dalam ASI yang menyebabkan bayi menjadi rewel dan tidak mau menyusu dengan baik sehingga berpotensi menurunkan produksi ASI, karena ibu menyusui tidak mengosongkan payudara dengan baik.