Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Momen hamil seharusnya jadi hal yang disyukuri, karena Tuhan memberikan kepercayaan bagi Anda dan suami untuk menjadi orang tua. Namun sayangnya, tak sedikit ibu hamil yang justru mengalami kecemasan, stres, bahkan sampai depresi karena hal itu.
ADVERTISEMENT
Dari penelitian American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACO), sekitar 14-23 wanita berjuang melawan depresi antepartum, atau depresi selama kehamilan. Gejalanya seperti gangguan tidur, pola makan yang salah, lelah berkepanjangan, gelisah yang tak reda, penurunan konsentrasi, sampai ada pikiran untuk menyakiti diri sendiri.
Jika dibiarkan, depresi bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, Moms. Untuk menanggulangi gejala tersebut, ibu hamil mungkin terpikir untuk mengkonsumsi obat antidepresi atau antidepresan.
Namun sebenarnya bolehkah ibu hamil mengkonsumsi obat-obatan jenis itu?
Dilansir Todays Parent, 20 persen wanita mengalami depresi atau kecemasan selama kehamilan dan 8 persen di antaranya mengkonsumsi obat antidepresi. Namun ada studi yang menunjukkan bahwa gangguan mood dan penggunaan obat antidepresi ternyata dapat meningkatkan risiko keguguran.
ADVERTISEMENT
Selain itu, efek dari obat antidepresi ternyata bisa menyebabkan bayi terlahir tak sempurna seperti memiliki kelainan jantung, hipertensi, Attention Deficit Hypreractivity Disorder (ADHD), autisme, dan bibir sumbing. Namun, bila tidak minum obat untuk meredakan depresinya, justru itu akan mempengaruhi mental anak yang akan dilahirkannya. Ketika sudah dewasa, mereka cenderung akan mengalami gangguan mood karena genetik dari ibu hamil yang mengalami depresi yang tidak diobati.
"Kami tidak bisa mengatakan antidepresan adalah obat tanpa risiko. Namun secara umum itu adalah obat berisiko rendah daripada depresi pada kehamilan yang tidak diobati," kata Simone Vigod, seorang psikiater dan ketua program Tahapan Kehidupan Reproduksi di Women's College Hospital di Toronto.
Untuk calon ibu yang mendapat diagnosis depresi ringan atau sedang, Vigod menyarankan untuk berhenti minum obat antidepresi dan mencoba psikoterapi. Cara ini dinilai lebih efektif daripada meminum obat. Perhatian dari keluarga, melakukan meditasi, menjaga pola tidur, rajin berolahraga, dan mengurangi stres, bisa membantu ibu untuk menjalani kehamilannya.
ADVERTISEMENT
"Obat anti depresi hanya diperuntukan untuk ibu hamil yang mengalami depresi berat dan sudah tidak mempan dengan terapi. Sebab tak semua ibu hamil bisa menerima efek obat tersebut ini dengan baik," ujarnya.
Nah Moms, jika Anda merasa depresi saat hamil, maka segeralah menemui dokter atau psikiater untuk mendapat penanganan yang lebih pasti. Selain itu, Anda juga bisa melakukan beberapa hal untuk mengurangi stres saat kehamilan seperti: melakukan kegiatan yang disukai, bermeditasi, menerima kondisi kehamilan dengan percaya diri, dan jangan ragu untuk mengungkapkan apa yang Anda rasakan kepada orang terdekat, suami atau kerabat.
Live Update