Bolehkah Ibu Menangis saat Melahirkan?

12 Oktober 2019 19:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi detik-detik menjelang melahirkan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi detik-detik menjelang melahirkan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Proses melahirkan adalah salah satu momen spesial yang akan dirasakan setiap ibu di dunia. Momen sebelum bertemu si kecil yang dilalui tersebut sungguh tidak mudah. Butuh perjuangan untuk menahan rasa sakit.
ADVERTISEMENT
Bagi calon ibu yang belum pernah mengalaminya, mungkin banyak mendengar nasihat tentang ada hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika melahirkan. Mulai dari teknik mengejan yang harus tepat, berteriak, sampai menangis.
"Kata siapa tidak boleh menangis saat melahirkan? Boleh saja. Itu merupakan salah satu proses yang fisiologis kok," kata CEO Morula In Vitro Fertilization (IVF), dr Ivan Sini, SpOG yang ditemui usai acara Morula IVF Indonesia, di Jakarta Pusat, Selasa (8/10).
Ilustrasi epidural saat melahirkan. Foto: Shutterstock
Mengutip dari laman Lamaze, ketika ibu melahirkan, momen tersebut adalah saat-saat yang emosional baginya. Sebenarnya menangis saat melahirkan bukan hal yang aneh bagi setiap calon ibu.
Bisa jadi penyebabnya karena ada rasa sakit, pengeluaran dari rasa frustasi, kurang tidur, atau rasa takut karena persalinan yang lama. Sebaliknya, ketika ada ibu yang diminta untuk tidak menangis saat melahirkan, kemungkinan ia akan kehilangan kelegaan dan kepuasan untuk mengekspresikan emosi melalui air mata.
ADVERTISEMENT
Birth Quest Service melansir, jika membiarkan ibu yang melahirkan dalam kondisi kecemasan, ketakutan, dan memendam emosi bisa menimbulkan kesakitan fisik yang lainnya.
Proses persalinan anak pertama Chikita Meidy. Foto: Instagram/@chikitameidy
Menangis tak hanya mengurangi risiko intervensi, tetapi juga meningkatkan peluang untuk mencerminkan pengalaman kelahiran secara positif. Namun juga perlu diingat, bila tangisan berubah menjadi rasa ketakutan berlebih dan tidak bisa ditanggulangi, atau diikuti dengan teriakan yang menguras energi, hal itu juga bisa berefek buruk.
Sebab, akan menyebabkan peningkatan ketegangan dan bahkan terhambatnya proses persalinan, Moms. Tak hanya itu, menangis yang berlebihan pun akan mengurangi tenaga si ibu ketika akan mengejan. Jadi sangat penting mendapat dukungan dari pasangan, doula, atau tenaga medis yang membantu proses melahirkan Anda.