Cara Ajarkan Balita Membaca ala Montessori

19 November 2019 16:51 WIB
Sekolah Montessori. Foto: Dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sekolah Montessori. Foto: Dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa tahun belakangan, tren sekolah montessori untuk anak usia dini atau balita tampaknya mulai banyak dikenal masyarakat. Ya Moms, metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Maria Montessori, seorang dokter sekaligus ahli pendidikan asal Italia di akhir abad ke-19.
ADVERTISEMENT
Salah satu keyakinan Montessori yang paling revolusioner adalah pentingnya lingkungan anak ketika ia belajar. Hal itu dipercaya bisa menumbuhkan kesenangan belajar dan cinta keteraturan.
Montessori menawarkan beragam metode pembelajaran untuk anak balita, salah satunya belajar membaca. Ya Moms, berbeda dengan metode konvensional, belajar membaca ala Montessori dilakukan dengan berbagai aktivitas.
Dalam montessori, anak tidak diajarkan membaca dengan cara mengeja, seperti "b-u bu" "d-i di", dibaca budi. Namun, anak dikenalkan dengan berbagai kegiatan pra-membaca dan pra-menulis agar terampil.
Milsanya dengan mendengar dan menyanyikan phonic songs, menyambung kata, mengulang kalimat, mendefinisikan benda, dan sebagainya.
"(Dalam Montessori) kami percaya bahwa menstimulasi anak usia dini belajar membaca itu boleh-boleh saja. Yang perlu diperhatikan, ngajarinnya bagaimana dulu. Kalau ngajarinnya duduk 3 jam, ya enggak boleh. Tapi kalau sambil main dan anak suka, kenapa tidak?," jelas Pendidik Montessori, Refi Sulistyorini, S.Sos, M.Dpl, kepada kumparanMOM di Acara Reading with Montessori Approch, Minggu (17/11).
Bermain ala Montessori. Foto: Shutterstock
Kegiatan pra-membaca bisa dimulai dengan mengajak anak belajar mencintai buku. Misalnya saja, dengan memberi tahu anak balita bahwa buku bukan untuk disobek atau dicoret-coret.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Anda membacakan buku cerita untuknya, agar si kecil semakin akrab dengan buku.
Metode Montessori juga mengajak anak untuk menikmati permainan kata dengan cara yang menyenangkan. Dalam hal ini, Anda bisa mengajak anak membuat sajak berima.
Untuk membuat anak sadar dengan ritme di dalam kata-kata, cobalah untuk mengatakan rimanya bersama anak Anda dengan sebuah ketukan tepuk tangan. Hal ini dipercaya bisa membantu anak balita bereksplorasi dengan kekuatan vokal kata-kata.
Bermain ala montessori Foto: Shutterstock
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam Montessori, anak tidak diajarkan cara mengeja, melainkan melafalkan bunyi phonic.
"Anak dikenalkan dengan bunyi phonic untuk menyusun kata," jelas Refi, pendidik montessori yang sudah mendapat gelar Diploma in Montessori.
ADVERTISEMENT
Bunyi phonic yang dimaksud contohnya adalah huruf "b" yang berbunyi "beh", "a" yang berbunyi "ah", "t" yang berbunyi "teh" dan "u" yang berbunyi "uh".
Ya Moms, metode montessori tidak mengajarkan anak balita membaca abjad dengan bunyi "a-be-ce-de-e-ef-ge". Bunyi tersebut ternyata dirasa bisa membuat anak rancu dalam membaca, karena "b-a-t-u" bisa saja dibaca anak menjadi "be-a-te-u".
Sekolah Montessori. Foto: Dok. Shutterstock
Selain itu, Metode Montessori mengajarkan anak mengidentifikasi huruf dengan berbagai indra, salah satunya indra peraba. Dalam aktivitas ini, Anda bisa menggunakan nampan berisi pasir atau garam dan berikan si kecil 3 kertas berisi huruf yang berbeda. Setelah itu, mintalah anak Anda untuk menuliskan huruf tersebut di nampan berisi garam atau pasir yang telah Anda siapkan.
ADVERTISEMENT
Sambil menemani anak berlatih menulis huruf di atas pasir, Anda bisa sambil memperkenalkan bunyi phonic-nya. Latihan ini juga dipercaya bisa membuat anak mengingat bentuk huruf dan mempelajari cara penulisan huruf.
Jika anak balita Anda sudah mahir menuliskan huruf, Anda bisa beralih ke aktivitas lain, seperti:
Alat kegiatan montessori. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Alat kegiatan montessori. Foto: Shutterstock
Artinya, metode Montessori sebenarnya mengajarkan anak cara menulis dulu, baru membaca. Kenapa?
"Apa yang dikerjakan oleh tangan, otak akan semakin mengingatnya. When the hand does, the mind remember, begitu kata Maria Montessori. Jadi sebenarnya enggak ada salahnya, kalau dulu guru Anda sering menyuruh Anda menulis kembali pelajaran, ya tujuannya agar suapaya lebih ingat," jelas Refi.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, jika Anda tertarik mempelajari Montessori lebih dalam, tak ada salahnya untuk bertanya dengan ahlinya langsung. Siapa tahu, Montessori ternyata cocok digunakan sebagai metode pembelajaran anak balita Anda