Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda mendengar umpatan atau kata-kata kasar yang terucap dari mulut anak ketika ia sedang marah pada Anda atau orang lain? Jika ya, Anda pasti merasa kaget dan bertanya-tanya, dari mana si kecil mengetahui kata-kata tersebut atau siapa yang mengajarinya.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, jika mendengar hal itu, jangan buru-buru memarahi anak. Ketahui dulu dari mana anak mendapat kosakata umpatan tersebut. Apakah dari teman-teman sekolahnya atau berasal dari lingkungan rumahnya.
Dilansir Young Parents Singapore, menurut Alfred Tan, Chief Executive Officer dari Singapore Children's Society, menjelaskan ketika orang tua mendengar anak mengumpat, sebaiknya jangan ditanggapi dengan amarah juga.
Hal yang paling penting adalah tidak bereaksi secara berlebihan. Hindari membentak anak ketika ia mengumpat pada Anda. Hal itu mungkin bisa jadi sangat sulit dilakukan, karena Anda pasti sangat kesal. Tapi, Moms, amarah hanya akan membuat si kecil melawan Anda.
"Jika anak itu menggunakan kata-kata kasar, katakan padanya dengan tenang bahwa kamu tidak akan menggunakan kata itu jika dia tahu apa artinya. Luangkan waktu untuk menjelaskan, dan setelah itu tanyakan setelah ia tahu artinya apakah masih ingin menggunakan kata-kata tersebut," ujar Alfred.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan lainnya mengapa si kecil menggunakan kata-kata umpatan saat ia marah pada orang tuanya, adalah Anda salah pendekatan padanya. Mungkin saja, ia memiliki masalah di sekolahnya atau belum memahami emosinya sendiri.
Alfred menyarankan, untuk tidak langsung menegurnya ketika anak mengucapkan kata kasar. Beri si kecil waktu dan ruang untuk meredakan emosinya. Katakan padanya bahwa Anda akan berbicara padanya tentang masalah tersebut bila ia sudah siap untuk bicara.
Setelah beberapa saat, datangilah anak Anda dan bertanya tentang permasalahan apa yang sedang dihadapinya, atau keluhan apa yang ia rasakan pada Anda. Dr. Foo Koong Hean, Dosen Senior Psikologi dari James Cook University, Singapura, menyarankan orang tua harus mempertimbangkan pandangan anak-anak menggunakan logika, bukan emosi.
ADVERTISEMENT
Anda bisa melakukan pertemuan keluarga secara teratur untuk membahas hal yang tidak ia suka atau hal-hal lainnya. Itu merupakan waktu terbaik di mana Anda dan anak-anak Anda duduk bersama mengusulkan peraturan, menetapkan batasan, dan membicarakan kompromi.
Selain itu, cobalah untuk mengintrospeksi diri, Moms. Mungkin saja si kecil mendengar kata-kata kasar itu dari pertengkaran Anda dan suami di rumah. Jika benar, diskusikan dengan pasangan Anda sebelum menegur anak Anda. Sebisa mungkin hindari pertengkaran di depan anak-anak karena bisa jadi ia akan menirunya.
"Jika anak Anda merasa dicintai oleh orang tuanya, sebagian besar masalah perilaku dapat dengan mudah diselesaikan. Tetapi ketika tidak ada ikatan yang kuat antara orang tua dan anak , bahkan pendekatan pengasuhan yang paling ilmiah pun tidak akan berhasil,” kata Alfred.
ADVERTISEMENT