Cara Pilih dan Olah Makanan Kaleng untuk Keluarga agar Lebih Sehat

21 Oktober 2019 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
cermatlah saat memilih makanan kalengan untuk keluarga Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
cermatlah saat memilih makanan kalengan untuk keluarga Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Moms, seberapa sering Anda mengolah makanan kaleng untuk jadi konsumsi keluarga tercinta? Meski tidak sebaik makanan segar, namun makanan kaleng kerap menjadi pilihan kita karena kepraktisannya.
ADVERTISEMENT
Mulai dari kornet, ikan, hingga sayur, dan buah, semua ada yang dijual dalam kaleng. Tinggal buka kalengnya, makanan pun sudah siap untuk diolah.
Beberapa makanan kaleng bahkan tinggal dihangatkan sebentar sebelum dikonsumsi. Di supermarket, Anda bisa menemukan berbagai jenis makanan siap saji dalam kaleng seperti rendang, rawaon, kari ikan dan banyak lagi.
Namun, tidak semua makanan kaleng dapat kita 'perlakukan' sama lho! Dan bukan cuma kandungan nutrisi atau bahan-bahannya yang perlu kita perhatikan saat memilihnya untuk keluarga.
ilustrasi berbagai makanan kaleng untuk keluarga Foto: Shutterstock
Ya Moms, hal ini diungkapkan juga oleh Chef Deden Gumilar, Executive Chef dari Riva Grill Bar & Terrace pada tim kumparan, Kamis (17/10).
Berikut, Chef Deden menjabarkan soal beberapa hal yang penting diperhatikan saat hendak mengonsumsi makanan kaleng:
ADVERTISEMENT
1. Tanggal kedaluwarsa
Memang tanggal kedaluwarsa adalah hal yang utama diperhatikan ketika membeli makanan. Tanggal tersebut bertujuan sebagai pengingat sampai kapan makanan tersebut bisa awet. Sehingga makanan kaleng tersebut masih bisa aman untuk kita konsumsi.
ilustrasi ibu memilih makanan kaleng untuk keluarga Foto: Shutterstock
"Jadi, kaleng yang digunakan telah di-treatment sedemikian rupa, sehingga bisa menyimpan makanan dalam waktu tertentu. Dengan syarat tentunya; tidak berubah bentuk, suhu, dan tidak dibolak-balik. Ada juga peringatan agar tidak boleh diinjak, atau dimiringkan. Consider dengan apa yang ada di dalamnya," terang Chef Deden.
2. Kondisi kemasan
Berlanjut ke tips kedua, Chef Deden menjelaskan, meski sudah dikemas kedap dari oksigen, masih ada bakteri dalam makanan yang turut tumbuh. Sebab, bakteri pun jenisnya macam-macam; ada yang tumbuh memerlukan oksigen (aerob) dan adapula yang tidak (anaerob).
Ilustrasi makanan kaleng Foto: dok.shutterstock
Anaerob bakterial inilah yang disebut bakteri jahat, bahkan mematikan jika ia tumbuh dengan pesat.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Chef Deden menyarankan, ketika makanan kaleng kondisi kemasannya sudah rusak; penyok atau karatan sebaiknya jangan dikonsumsi lagi. Karena bisa jadi, jumlah bakteri yang tumbuh semakin banyak.
Sekalipun makanan tersebut telah tertutup rapat, namun ketika membukanya bakteri bisa dengan cepat mengkontaminasi makanan lewat udara yang masuk.
"Hati-hati beli makanan, jangan karena diskonnya saja terus tergiur. Sementara orang paling pertama kalau beli makanan hanya melihat tanggal kedaluwarsa saja. Bagaimana kalau ada penyok atau karatan? Tentu ini menunjukkan, bahwa makanan tersebut sudah berubah dari bentuk, suhu, dan rasa, maka saya sarankan sebaiknya tak dikonsumsi," ujar Chef yang memiliki pengalaman selama 24 tahun di dapur perhotelan tersebut.
Ilustrasi memasak Foto: Shutterstock
3. Proses memasak
ADVERTISEMENT
Tips terakhir yakni perhatikan juga proses memasaknya. Rupanya tidak semua jenis makanan kaleng dimasak dengan cara yang sama, Moms.
Agar tak bingung, chef Deden menyarankan untuk mengikuti anjuran yang biasanya sudah tertera di kemasan makanan kaleng.
"Proseslah sesuai dengan aturan baku memasak, itu tergantung direction (petunjuk)-nya. Biasanya tertera di kemasannya, ada yang cuma dimasak di microwave, ada yang dimasak sekian menit, dan lain-lain. Misalnya kornet, biasanya saya masak sampai matang, setidaknya di atas suhu 74 derajat celcius, supaya bakteri benar hilang. Karena, bakteri tumbuh dan semakin berkembang cepat di suhu 57-21 derajat celcius," tutupnya.
Semoga dengan tips ini, keluarga Anda bisa mengonsumsi makanan kaleng dengan lebih sehat ya, Moms!
ADVERTISEMENT