Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Umumnya, susu juga jadi salah satu produk yang rutin kita beli kan, Moms? Terutama susu sapi yang memang enak rasanya dan mudah ditemui. Tapi tahukah Anda, dari mana asal susu sapi terbaik di dunia?
Denmark, pantas jadi salah satu jawabannya. Negara yang dikelilingi oleh Swedia, Norwegia dan Jerman ini sangat terkenal untuk peternakan sapi dan industri susu sejak berabad-abad yang lalu.
Mengutip laman resmi Danish Agriculture & Food Council, sejarah peternakan sapi mereka berasal sejak bangsa Viking dari Denmark mulai memelihara sapi dan mengolah susu menjadi mentega dan keju.
Memasuki masa industrialisasi, para peternak susu di Denmark mulai bergabung dalam koperasi-koperasi yang lalu memasok seluruh produk susu ke seluruh negeri dan negara-negara tetangganya. Hingga akhirnya, dunia mengenal Denmark sebagai produsen susu maupun berbagai produk olahan susu lainnya yang bermutu tinggi.
ADVERTISEMENT
Tapi, apa alasannya?
kumparanMOM diundang oleh Arla Indofood pergi ke Denmark mengunjungi peternakan, pabrik, hingga pusat inovasi mereka untuk mencari tahu lebih dalam mengenai hal ini.
"Mutu susu sapi yang baik dipengaruhi oleh banyak hal. Mulai dari pemilihan dan pemberian pakan ternak, proses pemerahan, pengolahan, pengemasan, distribusi hingga pemasaran ke konsumen," tutur Irene Quist Mortensen, Senior CSR Business Partner Arla pada kumparanMOM di kantor pusat Arla, di Viby J, Denmark.
Irene lantas menjelaskan, selain hal-hal tersebut di atas kesehatan sapi seperti pola diet, kondisi lingkungan kandang yang sehat hingga perawatannya juga memberi pengaruh yang sangat signifikan pada produksi, karakteristik, dan kualitas susu sapi.
Ketika kumparanMOM bersama 7 orang perwakilan Peternak Mitra Indofood dari Indonesia mengunjungi satu peternakan mitra Arla di Kibæk, Denmark, misalnya. Kami menyaksikan sendiri bagaimana peternak sangat memerhatikan pakan sapi-sapi mereka.
ADVERTISEMENT
"Sama seperti manusia, kalau asupannya tidak bergizi, pola makannya tidak sehat, atau ibu stres, pasti juga tidak akan bisa menghasilkan air susu yang baik," ujar Siobhan Harty Kristensen pemilik peternakan yang menjalankan peternakan bersama suami dan anak laki-lakinya.
Sementara proses pemerahan, dilakukan secara higienis dengan menggunakan alat otomatis untuk menjaga kesegaran susu sapi diperah. Tidak boleh ada sentuhan langsung tangan manusia dalam proses ini karena bisa membuat susu tidak steril dan akan membuat susu cepat rusak.
"Anda harus minta izin dan mengenakan baju steril khusus seperti di laboratorium bila mau melihat proses pemerahannya, ya!" Siobhan mengingatkan kumparanMOM.
Begitu juga halnya yang dilakukan oleh Laust Krejberg, peternak mitra Arla lain yang khusus memproduksi susu sapi organik.
ADVERTISEMENT
"Dengan sistemn komputerisasi, kami mencatat dengan baik apa-apa yang dimakan oleh sapi-sapi ini sejak ia lahir, hari demi hari. Kami juga mencatat bila ada sapi yang sakit, mendapat obat, tengah birahi, hamil, melahirkan, silsilah keluarga mereka, hingga volume susu yang mereka produksi setiap hari dan seperti apa kualitasnya," ujar Laust.
Tidak tanggung-tanggung, ibarat KTP digital versi lebih lengkap dan detil, semua data sapi-sapi ini juga terhubung dengan Danish Dairy Board yang merupakan organisasi sentral dari perusahaan susu Denmark. Jadi semua bisa ditelusuri guna menjaga kualitas produk susu yang sangat tinggi. Canggih ya, Moms!
Hal unik lain yang kumparanMOM amati dari peternakan milik Laust adalah bagaimana kebanyakan sapi-sapi miliknya tidak hidup di dalam kandang. Hanya anak-anak sapi yang baru lahir, sakit atau akan melahirkan saja yang tinggal di kandang yang bersih dan hangat. Sapi-sapi dewasa, dibiarkan berkeliaran di padang rumput yang luas. Itupun, bukan padang rumput biasa, lho!
"Tanah dan semua tumbuhan di peternakan kami sudah tersertifikasi sebagai tanah dan tumbuhan organik. Tidak menggunakan pupuk, pestisida, maupun bahan kimia lainnya," ujar Laust yang memberi sapi-sapinya pakan hanya dari tumbuhan organik yang mereka tanam sendiri. Pantas saja sapi-sapinya sehat!
ADVERTISEMENT
Laust juga mengatakan para pekerja di peternakannya biasa memeluk dan memijat sapi-sapi yang sedang sakit atau akan melahirkan agar sapi lebih tenang, tidak stres dan bahagia!
Kenapa sapi harus bahagia? Dilansir Science Daily, European Society of Endocrinology juga menjelaskan bahwa serotonin (bahan kimia yang muncul secara alami dalam tubuh saat merasa bahagia) berperan dalam mempertahankan kadar kalsium dalam susu sapi perah. Inilah kenapa sapi perah yang bahagia dapat menghasilkan susu yang lebih bergizi.
"Lagipula, tidak mau kan, keluarga Anda minum susu atau makan apapun dari ternak yang tidak bahagia, stres apalagi tersiksa?" ujar Laust penuh filosofi.
"Saya percaya, kita akan mendapat hasil yang baik bila selalu memilih cara-cara yang baik. Begitu pula dengan alam dan susu sapi. Itulah kenapa kami selalu merawat sapi-sapi ini dengan sangat baik, di lingkungan yang dijaga baik. Sapi-sapi di Denmark mungkin sapi-sapi yang paling bahagia di dunia!" tambah Jørgen.
ADVERTISEMENT
Wah, semoga kita juga bisa memperoleh susu sapi yang berkualitas tinggi seperti ini di Indonesia, ya.