Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Memasuki trimester ketiga , artinya tak lama lagi Anda dan suami akan berjumpa dengan buah hati. Pada waktu ini pula, calon ibu juga telah melalui trimester satu dan dua atau waktu krusial punya risiko mengalami keguguran. Demikian seperti dikutip dari laman Web MD.
ADVERTISEMENT
Tapi, saat trimester ketiga bukan berarti tak ada risiko itu, Moms. dr. Ardijansyah Dara SpOG mengungkap, bayi yang meninggal di dalam rahim pada saat usia kehamilan di atas 20 minggu bukan lagi keguguran, melainkan disebut sebagai Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR).
Dikutip dari American Pregnancy Association, National Stillbirth Society menyebut bahwa KJDR terjadi pada sekitar 1 dari 160 kehamilan. Mayoritas KJDR terjadi sebelum persalinan dan dalam jumlah kecil yang terjadi saat persalinan.
Penyebab KJDR pada trimester ketiga beragam, ada yang bisa terdeteksi dan ada pula yang tidak. Salah satunya adalah karena penyumbatan aliran darah dari ibu ke janin, sehingga membuat janin sulit bernapas di dalam kandungan.
"Umpamanya ada yang tersumbat pada arteri atau ada pembuluh darah yang masuk ke janin, biasanya pada arteri uterina. Bayi kan bernapas dan makan dari darah, jadi kalau aliran darahnya tersumbat, dia sama kayak kitalah enggak makan, enggak bernapas ya lama-lama meninggal, kan? Janin pun begitu," ujar dr. Ardiansjah Dara, SpOG kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Penyebab KJDR lainnya bisa dikarenakan plasenta terlepas dari rahim. "Bisa juga penyebab lain, ada kondisi di mana plasenta itu terlepas dari dalam rahim, karena pasiennya itu hipertensi, jatuh, sehingga plasenta lepas, pendarahan, akhirnya bayinya juga bisa meninggal," tambahnya.
National Institute of Health juga memeriksa lebih dari 500 kasus KJDR yang terjadi di 59 pusat kesehatan di seluruh Amerika Serikat. Salah satu hasilnya menunjukan 1 dari 4 bayi yang mengalami KJDR akibat masalah plasenta. Lebih lanjut, dalam studi itu juga menyebutkan bahwa masalah plasenta memang menjadi penyebab utama KJDR, cenderung terjadi saat usia kehamilan di atas 24 minggu.
dr. Dara juga mengakui bila penyebab KJDR tak terdeteksi inilah yang susah dan karenanya membuat orang suka mengkambinghitamkan penyakit lain. American Pregnancy Association menulis, ada beberapa faktor lain yang juga bisa sebabkan KJDR. Di antaranya ibu hamil di atas 35 tahun, malnutrisi, merokok, hingga kebiasaan minum alkohol.
ADVERTISEMENT
Penyebab KJDR yang dialami tiap ibu hamil bisa saja berbeda-beda. Oleh karena itu, saat mencurigai ada tanda-tanda keguguran atau kondisi tidak lazim pada saat trimester ketiga , jangan tunda, segera periksakan diri ke dokter, Moms.