Kaji Ulang UN hingga Matematika TK Jadi Wacana Pendidikan di Era Prabowo

23 Oktober 2024 16:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prabowo Subianto memberi hormat ketika lagu Indonesia Raya berkumandang saat upacara pelantikan menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prabowo Subianto memberi hormat ketika lagu Indonesia Raya berkumandang saat upacara pelantikan menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti untuk mengkaji ulang sejumlah kebijakan seputar pendidikan di Indonesia. Kebijakan yang dimaksud mulai dari Ujian Nasional (UN), Kurikulum Merdeka, sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), hingga pembelajaran Matematika.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, beberapa hari setelah dilantik, Abdul Mu'ti dihadapkan oleh kebijakan-kebijakan terkait pendidikan yang dilaksanakan pada masa kepemimpinan Mendikbudristekdikti, Nadiem Makarim, di pemerintahan Presiden Jokowi sebelumnya.
Sebab, beberapa kebijakan tersebut menuai pro dan kontra di tengah masyarakat, baik sebagai penyedia maupun pengguna layanan pendidikan tersebut.
Presiden Prabowo juga ingin memfokuskan rencana pendidikan sejak usia dini. Salah satunya dengan pengenalan pelajaran Matematika sejak Taman Kanak-kanak (TK).
Agar lebih jelas seputar apa saja rencana kebijakan pendidikan di awal pemerintahan Prabowo, simak selengkapnya di bawah ini.

Gebrakan Kebijakan Seputar Pendidikan di Awal Pemerintahan Prabowo

Ilustrasi ujian SBMPTN Foto: UGM

1. Kaji Ulang Ujian Nasional, Kurikulum Merdeka, dan PPDB Zonasi

Ujian Nasional untuk jenjang pendidikan dasar hingga menengah atas saat ini telah dihapuskan pada kepemimpinan Nadiem. Dihapusnya UN oleh Nadiem digantikan dengan Asesmen Nasional (AN) Minimum dan Survei Karakter yang dilakukan dengan pemetaan kompetensi mininum siswa. AN tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam UN.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya apakah UN akan tetap dihapus atau dikembalikan seperti dulu, Abdul Mu'ti mengaku tidak ingin terburu-buru memutuskan.
Saat ini, ia akan mendengarkan pendapat dari para pakar dan masyarakat sebagai penyedia dan pengguna layanan pendidikan.
“Jadi soal ujian nasional, PPDB zonasi, Kurikulum Merdeka Belajar, yang sekarang masih menjadi perdebatan, itu nanti kita lihat semuanya secara saksama. Dan kami akan sangat hati-hati,” ucap Abdul Mu’ti di Kantor Kemendikbudristek, Senin (21/10).
Ia memastikan kebijakan seputar pendidikan dasar dan menengah akan disesuaikan dengan aspirasi masyarakat.
"Saya belum ada pembahasan tentang Ujian Nasional. Saya masih akan mendengar sebelum mengambil keputusan strategis," kata dia.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti di Istana Negara Jakarta, Selasa (22/10/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Sementara Kurikulum Merdeka yang diluncurkan bertahap sejak 2022 juga menjadi sorotan. Meski begitu, Abdul Mu'ti tidak ingin gegabah dalam menentukan arah kebijakan, karena Kurikulum Merdeka terbilang masih baru diterapkan.
ADVERTISEMENT
"Kurikulum ini kan masih baru, bahkan penerapannya walaupun sudah dinyatakan harus diterapkan semuanya kan, juga dalam praktiknya belum semua satuan pendidikan dapat dilaksanakan,” tegas Abdul Mu'ti.
Begitu juga dengan PPDB sistem zonasi yang setiap tahunnya menuai polemik. Ya Moms, sistem seleksi sekolah yang berdasarkan jarak itu banyak dikeluhkan oleh orang tua murid saat pelaksanaannya. Praktik ini juga sempat mengorbankan banyak siswa pintar yang justru jadi kesulitan mencari sekolah.
"Ini juga sesuatu yang semuanya harus kita kaji ya, semua harus kita kaji. Karena kan juga plus minus ya banyak kebijakan yang dilaksanakan selalu ada pro dan kontra," tegas Abdul Mu'ti.
Ilustrasi TK. Foto: Shutter Stock

2. Ingin Matematika Dikenalkan Sejak TK

Abdul Mu'ti dipanggil oleh Prabowo ke Istana Negara pada Selasa (22/10). Salah satu yang dibahas adalah pentingnya pembelajaran Matematika sejak usia dini, yaitu TK.
ADVERTISEMENT
Prabowo rupanya memiliki concern untuk meningkatkan kualitas sains dan teknologi, yang salah satu bidangnya adalah Matematika. Menurut Abdul Mu'ti, pelajaran Matematika menjadi salah satu pondasi penting yang perlu dikenalkan sedini mungkin.
“Beliau (Prabowo) sangat concern peningkatan kualitas sains teknologi, dan kalau kita bicara sains teknologi kan salah satunya matematika. Dan tadi ada tawaran bagaimana pelajaran matematika di tingkat SD kelas 1 sampai 4 dan mungkin mengenalkan Matematika untuk anak-anak di tingkat TK,” ungkap Abdul Mu'ti.
Dalam upaya penguatan kualitas sains teknologi, Prabowo menyampaikan ingin adanya pelatihan guru Matematika.
“Tadi menekankan pentingnya kualitas pembelajaran matematika dan bagaimana metode pembelajarannya diperbaiki, termasuk di dalamnya ya konsekuensi untuk itu pelatihan guru matematika,” tutup dia.
ADVERTISEMENT