news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenapa Balita Suka Ikut ke Kamar Mandi Bahkan Melihat Ibu BAB?

12 Oktober 2021 19:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kenapa Balita Suka Melihat Ibu BAB? Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kenapa Balita Suka Melihat Ibu BAB? Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di mata anak -terutama yang masih bayi atau balita, ibu adalah bintang atau idola! Ini sebabnya mereka suka sekali mengamati, mengikuti dan meniru segala tingkah laku ibu.
ADVERTISEMENT
Bikin tersanjung? Sebenarnya iya. Tapi tentu tetap ada tempat dan waktu di mana kita lebih nyaman sendiri, seperti saat di kamar mandi atau toilet. Apalagi bila kita berada di sana untuk buang air besar (BAB).
Sayangnya, si kecil belum tentu memahami hal ini. Sebagian anak balita bahkan tanpa bersalah langsung berlari mengikuti atau segera membuka pintu bila ibunya hendak BAB di kamar mandi.
Bila pintu dikunci? Umumnya mereka akan memanggil berkali-kali, menggedor, merengek, berteriak hingga menangis.
Aduh! Apa sih, yang jadi penyebab atau alasannya?

Penyebab Anak Balita Suka Melihat Ibu BAB

Penyebab Anak Balita Suka Melihat Ibu BAB. Foto: Shutterstock
Meski menimbulkan rasa jengah, aneh, tidak nyaman dan malu, kecenderungan anak usia balita yang suka mengikuti ibu ke toilet bahkan untuk BAB merupakan hal yang wajar.
ADVERTISEMENT
Hal ini dijelaskan oleh Vanessa Lapointe, psikolog sekaligus penulis buku "Discipline Without Damage: How to Get Your Kids to Behave Without Messing Them Up“ sebagaimana dikutip dari Today's Parents.
Menurut Vanessa, balita melakukannya bukan karena tidak sopan tapi karena dorongan rasa ingin tahu yang besar sekaligus kepolosan mereka. Ya Moms, balita ingin tahu lebih banyak tentang dunia di sekitar mereka, dan itu termasuk tubuh manusia.
Berbagai hal tentang tubuh manusia tampak aneh, baru dan menarik di mata balita. Dan ketika mengikuti Anda ke kamar mandi untuk BAB, mereka akan merasa senang karena dapat kesempatan eksklusif untuk mengungkap banyak hal yang ingin diketahuinya. Perlahan-lahan setelahnya, anak akan memahami bahwa tubuh mereka juga melakukan apa yang tubuh Anda lakukan.
Ilustrasi anak di toilet. Foto: Shutterstock
Penjelasan lain adalah bahwa ini menjadi cara anak untuk merasa lekat atau terhubung dengan ibunya.
ADVERTISEMENT
“Sekitar usia dua tahun, mengikuti dan membersamai jadi cara utama anak untuk bisa merasa lekat atau terhubung dengan ibu atau sosok orang dewasa yang istimewa untuknya," papar Vanessa.
Ia menambahkan, perasaan lekat atau terhubung ini penting dan sehat bagi perkembangan anak.
Lantas, apa yang sebaiknya orang tua lakukan saat melakukan semua ini?

Yang Bisa Dilakukan Bila Balita Mengikuti ke Kamar Mandi

Yang Bisa Dilakukan Bila Balita Mengikuti ke Kamar Mandi Foto: Shutter Stock
Vanessa menjelaskan, rasa jengah, aneh, tidak nyaman dan malu saat dilihat atau diikuti anak, sebenarnya berasal dari diri kita sendiri. Dan tidak apa-apa bila merasa begitu, Moms. Yang penting jangan paksa balita untuk merasakan apa yang kita rasakan apalagi menyalahkan mereka.
“Bila rasa malu dipaksakan pada anak atau kita menyalahkan anak maka malah akan jadi masalah,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih baik, lakukan beberapa hal berikut ini:
1. Biarkan Berlalu Seiring Waktu
Seperti kebanyakan tahap perkembangan balita, kecenderungan ini akan berakhir dengan sendirinya. Coba lah, bersabar.
2. Alihkan Perhatian Anak
Agar si kecil tidak semakin khusyuk menonton Anda, coba ajak ia ngobrol atau bercanda. Bisa juga, siapkan mainan di toilet untuk mengalihkan perhatian mereka.
3. Jelaskan Apa yang Terjadi
Coba jelaskan pada anak apa yang sedang terjadi atau Anda lakukan, apa adanya. Ketika rasa ingin tahunya sudah terpenuhi, umumnya perhatian anak akan segera beralih ke hal lain.
Tidak ada istilah terlalu dini untuk ajari anak BAB di toilet. Foto: Shutterstock
4. Manfaatkan Ketertarikan Anak
Ganti kegiatan "mengamati Ibu BAB" (ha-ha-ha!) jadi waktu untuk mengajari anak memakai toilet. Kalau perlu, taruh pispot mini untuk si kecil tepat di sebelah Anda.
ADVERTISEMENT
5. Tetapkan Beberapa Batasan
Tetap merasa aneh, jengah, malu dan tidak nyaman? Jangan ragu untuk memutuskan apa yang normal dan dapat diterima di rumah kita sendiri.
Dengan cara yang netral dan tidak menghakimi, ajak anak bicara soal konsep privasi termasuk dalam hal penggunaan kamar mandi—di rumah mau pun di tempat lain.
Tapi sekali lagi, ingat bahwa ini hanya lah fase dan anak balita tidak akan selamanya suka melihat ibunya BAB apalagi sampai menjadikannya kebiasaan hingga dewasa. Tenang saja, Moms.