news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenapa MPASI Bayi Sebaiknya Tidak Diberi Garam?

27 Februari 2019 10:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi makan. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi makan. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Apakah Anda selalu membuat sendiri MPASI (Makanan Pendamping ASI) untuk bayi? Wah bagus sekali, Moms! Tapi jangan lupa, membuat MPASI harus cermat, tepat dan tidak boleh sembarangan.
ADVERTISEMENT
Agar bayi sehat dan terpenuhi kebutuhan nutrisinya, dalam membuat menyediakan MPASI bayi ada aturannya. Salah satunya, soal pemberian garam. Umumnya, ada ibu yang merasa perlu memberi garam agar MPASI bayi rasanya lebih enak. Tapi ada juga ibu yang merasa sebaliknya.
Mana yang benar?
MPASI bayi Foto: Thinkstock
Menurut dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA, MARS, seperti yang dikutip dari laman Klinik dr Tiwi, lembaga kesehatan dunia (WHO) memang tidak menyatakan pelarangan pemberian garam maupun gula ke makanan bayi.
Hanya saja, dokter anak yang akrab disapa dr Tiwi ini menambahkan, bayi itu sebenarnya menyukai makanan lokal yang segar. Ini karena selera makan bayi pada dasarnya bagus dan sehat, yakni suka makanan yang tanpa tambahan gula dan garam. Jadi sebaiknya, orang tua jangan merusak selera makannya itu.
Membuat MPASI bayi sendiri tanpa garam dan gula. Foto: Thinkstock
Lain halnya bila si kecil cenderung anak yang susah makan sejak awal atau ketika menginjak usia 7 bulan, ia mulai menolak makan. Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak di bawah usia 1 tahun boleh diberi garam pada makanannya, namun jumlahnya adalah sesedikit mungkin.
ADVERTISEMENT
Tujuannya, sebagai pemberi rasa agar ia mau makan. Meski masih kecil, bayi juga bisa merasa bosan dengan cita rasa makanan yang itu-itu saja, Moms.
Menurut Sarah Schenker, seorang ahli diet yang dikutip dari laman Baby Centre, bayi juga membutuhkan garam tapi dalam jumlah sangat sedikit yaitu kurang dari 1 g/hari, sampai ia berusia 12 bulan. Saat masih berusia kurang dari 6 bulan, si kecil otomatis mendapatinya lewat ASI maupun susu formula.
Ilustrasi bayi makan. Foto: Thinkstock
Karenanya Sarah lebih menyarankan, orang tua tak perlu lagi menambahkan garam. Terlebih pada makanan bayi instan seperti cereal dan baby food jar, sebab garam sudah terkandung di dalamnya.
Selain itu, jangan memberi makanan yang diperuntukkan buat anak-anak (bukan bayi) ke bayi, karena jumlah kandungan garam untuk anak di atas 12 bulan sudah berbeda, Moms.
ADVERTISEMENT
Sebab, terlalu banyak jumlah garam di dalam tubuh membuat kerja ginjal bayi menjadi berat. Risikonya adalah hipertensi dan penyakit ginjal saat dewasa.